Amerika Buka Pembatasan, Harga Minyak Akan Terus Naik
Senin, 18 Oktober 2021 - 12:45 WIB
JAKARTA - Harga minyak dunia terus mencapai level tertinggi pada perdagangan hari Senin pagi (18/10/2021), seiring pulihnya permintaan setelah sempat tersendat akibat pandemi Covid-19. Selain itu, penguatan juga terjadi akibat mulai ada peralihan energi pembangkit listrik dari gas dan batu bara yang mahal ke bahan bakar minyak .
Hingga pukul 10:50 WIB, minyak mentah berjangka Brent naik 1,12% ke harga USD85,81, tertinggi sejak Oktober 2018. Sementara WTI berjangka turut melesat 1,42% di USD82,89, dan sempat menyentuh level USD83,11.
"Pelonggaran pembatasan di seluruh dunia kemungkinan akan membantu pemulihan konsumsi bahan bakar," kata analis ANZ dalam sebuah catatan, dilansir Reuters, Senin (18/10/2021).
Analis membaca peralihan dari gas ke minyak untuk energi pembangkit listrik diproyeksikan memicu permintaan sebanyak 450.000 barel per hari pada kuartal keempat 2021.
"Berita bahwa Amerika Serikat bakal membuka pembatasannya bagi para pelancong asing pada bulan depan, dapat memicu pasar bahan bakar pesawat. Langkah serupa bakal disusul di Australia dan seluruh Asia," lanjutnya.
Paman Sam juga dimungkinkan bakal menambah kembali pasokannya, karena perusahaan energi mereka pada pekan lalu telah meningkatkan rig minyak dan gas alam untuk pekan keenam secara beruntun. Langkah ini dilakukan sejalan dengan melonjaknya harga minyak mentah yang mendorong lebih banyak produksi.
Sementara kabar dari China, analis membaca ekonomi China bakal tumbuh pada laju yang lambat selama setahun ini karena dirugikan akibat krisis listrik, kemacetan pasokan, dan wabah Covid-19. Selaku konsumen minyak terbesar kedua di dunia, China belakangan ini mengeluarkan kuota impor tahap baru bagi produsen penyulingan swasta untuk tahun 2021.
Hingga pukul 10:50 WIB, minyak mentah berjangka Brent naik 1,12% ke harga USD85,81, tertinggi sejak Oktober 2018. Sementara WTI berjangka turut melesat 1,42% di USD82,89, dan sempat menyentuh level USD83,11.
"Pelonggaran pembatasan di seluruh dunia kemungkinan akan membantu pemulihan konsumsi bahan bakar," kata analis ANZ dalam sebuah catatan, dilansir Reuters, Senin (18/10/2021).
Analis membaca peralihan dari gas ke minyak untuk energi pembangkit listrik diproyeksikan memicu permintaan sebanyak 450.000 barel per hari pada kuartal keempat 2021.
"Berita bahwa Amerika Serikat bakal membuka pembatasannya bagi para pelancong asing pada bulan depan, dapat memicu pasar bahan bakar pesawat. Langkah serupa bakal disusul di Australia dan seluruh Asia," lanjutnya.
Paman Sam juga dimungkinkan bakal menambah kembali pasokannya, karena perusahaan energi mereka pada pekan lalu telah meningkatkan rig minyak dan gas alam untuk pekan keenam secara beruntun. Langkah ini dilakukan sejalan dengan melonjaknya harga minyak mentah yang mendorong lebih banyak produksi.
Sementara kabar dari China, analis membaca ekonomi China bakal tumbuh pada laju yang lambat selama setahun ini karena dirugikan akibat krisis listrik, kemacetan pasokan, dan wabah Covid-19. Selaku konsumen minyak terbesar kedua di dunia, China belakangan ini mengeluarkan kuota impor tahap baru bagi produsen penyulingan swasta untuk tahun 2021.
(uka)
tulis komentar anda