Pernyataan Putin Bikin Harga Minyak Mereda Sejenak
loading...
A
A
A
JAKARTA - Harga minyak mentah dunia yang kemarin sempat mencatat rekor mulai menunjukkan penurunan pada Kamis (7/10/2021) pagi. Tekanan datang dari rilis stok minyak mentah Amerika Serikat (AS) dan kabar dari Rusia yang ingin membuka keran pasokannya ke Eropa untuk mengatasi gejolak krisis energi.
Minyak mentah AS tercatat turun -0,43% atau 33 sen menjadi USD77,10 per barel setelah sempat naik pada Rabu menjadi USD79,78 atau tertinggi sejak November 2014. Sedangkan minyak mentah Brent turun 2 sen menjadi USD81,06 per barel.
Data dari biro Administrasi dan Informasi Energi (EIA) AS mencatat peningkatan persediaan sejumlah 2,3 juta barel pada pekan lalu. Persediaan bensin juga dilaporkan ikut meningkat sekitar 3,3 juta barel. Sedangkan persediaan sulingan turun 396.000 barel.
Sementara kabar dari Rusia sedikit membuat reda pasar energi. Dalam pidatonya, Presiden Vladimir Putin mengatakan ada kenaikan volume gas alam di Negeri Beruang Merah yang bakal diekspor ke Eropa tahun ini. Pernyataan ini sontak membuat harga minyak turun sementara, kendati peluang naik kembali masih terbuka lebar.
"Harga energi yang masih tinggi sebagian besar terjadi karena ada masalah di sisi penawaran dan sepertinya tidak akan bertahan melampaui musim dingin," kata ekonom Oversea-Chinese Banking Corp Singapura Howie Lee, dilansir Bloomberg, Kamis (7/10/2021).
Seperti diketahui, harga minyak sempat melonjak belakangan ini hingga menyentuh level tertingginya sejak 2014. Hal ini disebabkan karena krisis energi di Eropa dan sejumlah negara di Asia, sehingga meningkatkan prospek permintaan baik minyak mentah maupun produk olahan jelang musim dingin. Sedangkan OPEC dan sekutu masih bertahan dengan kebijakan awal untuk menambah pasokan 400.000 barel per hari setiap bulannya.
Minyak mentah AS tercatat turun -0,43% atau 33 sen menjadi USD77,10 per barel setelah sempat naik pada Rabu menjadi USD79,78 atau tertinggi sejak November 2014. Sedangkan minyak mentah Brent turun 2 sen menjadi USD81,06 per barel.
Data dari biro Administrasi dan Informasi Energi (EIA) AS mencatat peningkatan persediaan sejumlah 2,3 juta barel pada pekan lalu. Persediaan bensin juga dilaporkan ikut meningkat sekitar 3,3 juta barel. Sedangkan persediaan sulingan turun 396.000 barel.
Sementara kabar dari Rusia sedikit membuat reda pasar energi. Dalam pidatonya, Presiden Vladimir Putin mengatakan ada kenaikan volume gas alam di Negeri Beruang Merah yang bakal diekspor ke Eropa tahun ini. Pernyataan ini sontak membuat harga minyak turun sementara, kendati peluang naik kembali masih terbuka lebar.
Baca Juga
"Harga energi yang masih tinggi sebagian besar terjadi karena ada masalah di sisi penawaran dan sepertinya tidak akan bertahan melampaui musim dingin," kata ekonom Oversea-Chinese Banking Corp Singapura Howie Lee, dilansir Bloomberg, Kamis (7/10/2021).
Seperti diketahui, harga minyak sempat melonjak belakangan ini hingga menyentuh level tertingginya sejak 2014. Hal ini disebabkan karena krisis energi di Eropa dan sejumlah negara di Asia, sehingga meningkatkan prospek permintaan baik minyak mentah maupun produk olahan jelang musim dingin. Sedangkan OPEC dan sekutu masih bertahan dengan kebijakan awal untuk menambah pasokan 400.000 barel per hari setiap bulannya.
(ind)