Kereta Cepat Jakarta-Bandung Jadi Bagian Upaya Tingkatkan Daya Saing
Kamis, 21 Oktober 2021 - 16:27 WIB
JAKARTA - Kehadiran Kereta Cepat Jakarta-Bandung diyakini mampu meningkatkan efisiensi bisnis , lantaran terintegrasi dengan moda transportasi lain seperti light rail transit (LRT) dan mass rapid transit (MRT) di DKI Jakarta. Tarif kereta cepat yang diperkirakan mencapai Rp250.000 hingga Rp350.000 dirasa masih masuk akal.
Terlebih terang Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia, Piter Abdullah dengan perjalanan sekitar 30 menit sampai dengan 40 menit, layanan ini akan meningkatkan efisiensi investor dan pelaku usaha. Transportasi yang terintegrasi juga membuat masyarakat bisa menempuh waktu perjalanan dengan lebih cepat dan efisien.
"Dengan harga tiket antara Rp250.000-Rp350.000 dan perjalanan sekitar 30 menit sampai dengan 40 menit, layanan ini akan meningkatkan efisiensi investor dan pelaku usaha. Kereta api cepat akan jadi alternatif transportasi yang lebih cepat dan efisien bagi para pelaku bisnis," kata dia saat dihubungi wartawan, Ķamis (21/10/2021).
PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) sempat mengungkapkan besaran harga tiket kereta cepat Jakarta-Bandung (JKT-BDG). Pihaknya menyebut akan dibagi dalam tiga kelas, yakni kelas VIP, kelas 1, dan kelas 2. KCIC juga sempat menyatakan bahwa tarif termurah (kelas 2) kereta yang bakal menempuh jarak 142 kilometer (km) dalam waktu 45 menit tersebut dapat dipastikan tak lebih dari Rp 300.000.
Kereta cepat Jakarta-Bandung menurut Piter, bakal menjadi ikon kebanggaan Indonesia karena menjadi yang pertama di kawasan Asia Tenggara. Hal ini secara tidak langsung menjadi magnet bagi investor untuk menanamkan modalnya di Tanah Air.
"Infrastruktur itu salah satu syarat untuk kita membangun daya saing . Dengan adanya kereta cepat seperti juga jalan tol, maka ada kemudahan yang bisa berdampak baik untuk ekonomi dan kesejahteraan masyarakat," ujar Piter.
Proyek ini memang digagas untuk meningkatkan efisiensi bisnis. Hal itu tecermin dari dipindahkannya stasiun terakhir yang awalnya berada di Tegalluar ke Stasiun Padalarang. Nantinya, KAI akan menyiapkan kereta penghubung antara Stasiun Padalarang ke Stasiun Bandung, sehingga penumpang kereta cepat Jakarta-Bandung tak perlu bermacet-macetan menuju pusat Kota Kembang.
Selain itu, kereta cepat juga akan diintegrasikan dengan LRT di Stasiun Halim. Di mana nantinya melalui stasiun ini kereta cepat akan membuka koridor hunian baru, seperti di Karawang, untuk kaum millenial yg perlu perumahan murah namun dengan akses yang bagus ke pusat kota.
Terlebih terang Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia, Piter Abdullah dengan perjalanan sekitar 30 menit sampai dengan 40 menit, layanan ini akan meningkatkan efisiensi investor dan pelaku usaha. Transportasi yang terintegrasi juga membuat masyarakat bisa menempuh waktu perjalanan dengan lebih cepat dan efisien.
"Dengan harga tiket antara Rp250.000-Rp350.000 dan perjalanan sekitar 30 menit sampai dengan 40 menit, layanan ini akan meningkatkan efisiensi investor dan pelaku usaha. Kereta api cepat akan jadi alternatif transportasi yang lebih cepat dan efisien bagi para pelaku bisnis," kata dia saat dihubungi wartawan, Ķamis (21/10/2021).
PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) sempat mengungkapkan besaran harga tiket kereta cepat Jakarta-Bandung (JKT-BDG). Pihaknya menyebut akan dibagi dalam tiga kelas, yakni kelas VIP, kelas 1, dan kelas 2. KCIC juga sempat menyatakan bahwa tarif termurah (kelas 2) kereta yang bakal menempuh jarak 142 kilometer (km) dalam waktu 45 menit tersebut dapat dipastikan tak lebih dari Rp 300.000.
Kereta cepat Jakarta-Bandung menurut Piter, bakal menjadi ikon kebanggaan Indonesia karena menjadi yang pertama di kawasan Asia Tenggara. Hal ini secara tidak langsung menjadi magnet bagi investor untuk menanamkan modalnya di Tanah Air.
"Infrastruktur itu salah satu syarat untuk kita membangun daya saing . Dengan adanya kereta cepat seperti juga jalan tol, maka ada kemudahan yang bisa berdampak baik untuk ekonomi dan kesejahteraan masyarakat," ujar Piter.
Proyek ini memang digagas untuk meningkatkan efisiensi bisnis. Hal itu tecermin dari dipindahkannya stasiun terakhir yang awalnya berada di Tegalluar ke Stasiun Padalarang. Nantinya, KAI akan menyiapkan kereta penghubung antara Stasiun Padalarang ke Stasiun Bandung, sehingga penumpang kereta cepat Jakarta-Bandung tak perlu bermacet-macetan menuju pusat Kota Kembang.
Selain itu, kereta cepat juga akan diintegrasikan dengan LRT di Stasiun Halim. Di mana nantinya melalui stasiun ini kereta cepat akan membuka koridor hunian baru, seperti di Karawang, untuk kaum millenial yg perlu perumahan murah namun dengan akses yang bagus ke pusat kota.
(akr)
tulis komentar anda