Romantika Bangladesh: Dulu Kere Sekarang Punya Puluhan Ribu Miliarder
Kamis, 21 Oktober 2021 - 19:53 WIB
Sementara, PDB per kapita Bangladesh telah melangkahi India, tetangganya yang merupakan salah satu kekuatan ekonomi Asia. PDB per kapita Bangladesh dilaporkan sebesar USD2.097 pada 2021. Angka itu naik dibanding tahun sebelumnya USD1.9300.
Sedangkan PDB per kapita India dilaporkan sebesar USD1.947 pada 2021. Angka itu turun dibanding tahun sebelumnya yang sebesar USD2.140.
Jumlah kekayan kaum tajir Bangladesh juga bisa terindikasi dari kenaikan jumlah simpanan pribadi. Kementerian Keuangan Bangladesh mengungkap, pada tahun lalu jumlah tabungan pribadi mencapai 7.077, 06 miliar BDT atau setara USD84 miliar (Rp1.192 triliun/kurs Rp14.200), naik dibanding tahun 2019 yang sebesar USD76 miliar (Rp1.079 triliun).
Lantas apa yang membuat jumlah kaum tajir Bangladesh terus berlipat? Salah satunya adalah pendirian startup atau bisnis berbasis platform digital.
“Bisnis yang menggunakan platform digital meningkat pesat selama pandemi. Beberapa pelakunya meski dipenjara karena menjalankan bisnis secara ilegal, tetapi rekening bank masih dipertanggungjawabkan,” kata Dr. Zahid Hussain, mantan ekonom utama di kantor Bank Dunia Dhaka.
Penyebab selanjutnya adalah meningkatnya pendapatan bisnis remitansi. Maklumlah, Bangladesh merupakan salah satu "pendonor" pekerja di berbagai belahan dunia.
Mengutip Wikipedia, ada 13 juta kaum Bangladeshi yang tinggal di 20 negara di dunia. Di tahun 2017 saja, pengiriman uang tahunan yang diterima di Bangladesh sebesar USD13,4 juta.
Kondisi terkini Bangladesh jelas berubah 720 derajat jika dibandingkan pada masa-masa awal kemerdekaannya. Saat merdeka dari Pakistan tahun 1971, ekonomi Bangladesh minus 14%.
Henry Kissinger, Menlu AS, saat berkunjung ke negara itu pada tahun 1974, menyebut Bangladesh sebagai Bottomles Basket atau 'keranjang tanpa dasar'. Artinya, berapa pun bantuan yang digelontorkan akan tetap terasa kurang buat Bangladesh.
Sedangkan PDB per kapita India dilaporkan sebesar USD1.947 pada 2021. Angka itu turun dibanding tahun sebelumnya yang sebesar USD2.140.
Jumlah kekayan kaum tajir Bangladesh juga bisa terindikasi dari kenaikan jumlah simpanan pribadi. Kementerian Keuangan Bangladesh mengungkap, pada tahun lalu jumlah tabungan pribadi mencapai 7.077, 06 miliar BDT atau setara USD84 miliar (Rp1.192 triliun/kurs Rp14.200), naik dibanding tahun 2019 yang sebesar USD76 miliar (Rp1.079 triliun).
Lantas apa yang membuat jumlah kaum tajir Bangladesh terus berlipat? Salah satunya adalah pendirian startup atau bisnis berbasis platform digital.
“Bisnis yang menggunakan platform digital meningkat pesat selama pandemi. Beberapa pelakunya meski dipenjara karena menjalankan bisnis secara ilegal, tetapi rekening bank masih dipertanggungjawabkan,” kata Dr. Zahid Hussain, mantan ekonom utama di kantor Bank Dunia Dhaka.
Penyebab selanjutnya adalah meningkatnya pendapatan bisnis remitansi. Maklumlah, Bangladesh merupakan salah satu "pendonor" pekerja di berbagai belahan dunia.
Baca Juga
Mengutip Wikipedia, ada 13 juta kaum Bangladeshi yang tinggal di 20 negara di dunia. Di tahun 2017 saja, pengiriman uang tahunan yang diterima di Bangladesh sebesar USD13,4 juta.
Kondisi terkini Bangladesh jelas berubah 720 derajat jika dibandingkan pada masa-masa awal kemerdekaannya. Saat merdeka dari Pakistan tahun 1971, ekonomi Bangladesh minus 14%.
Henry Kissinger, Menlu AS, saat berkunjung ke negara itu pada tahun 1974, menyebut Bangladesh sebagai Bottomles Basket atau 'keranjang tanpa dasar'. Artinya, berapa pun bantuan yang digelontorkan akan tetap terasa kurang buat Bangladesh.
tulis komentar anda