Ekonom: Defisit APBN Melebar Lebih Baik Ketimbang Krisis
Rabu, 03 Juni 2020 - 19:55 WIB
JAKARTA - Defisit Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2020 berpotensi terus melebar seiring dengan membengkaknya belanja negara sebagai upaya pemulihan ekonomi usai terdampak pandemi corona atau Covid-19. Meski begitu, Ekonom Core Piter Abdullah menerangkan pelebaran defisit APBN bukan isu besar.
( )
Dia menambahkan perlambatan pertumbuhan ekonomi yang bisa berujung kepada resesi atau bahkan krisis ekonomi, menjadi salah satu hal yang membuat defisit melebar. Hal ini seiring stimulus ekonomi dalam mencegah terjadinya resesi atau krisis.
"Defisit melebar masih Lebih baik ketimbang terjadi krisis yang bisa memakan korban berjuta-berjuta masyarakat miskin," kata Piter saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Rabu (3/6/2020).
( )
Defisit APBN 2020 diproyeksi akan melebar ke posisi 6,34% atau setara Rp 1.039,2 triliun terhadap produk domestik bruto (PDB). Angka defisit yang paling baru ini akan dimasukkan dalam revisi Perpres Nomor 54 Tahun 2020. Di mana awalnya defisit anggaran dipasang pemerintah sebesar 5,07% atau setara 852,9 triliun terhadap PDB.
"APBN diperkirakan masih berpotensi untuk melebar lagi. Tetapi sesungguhnya pelebaran defisit bukan isu besar," kata Piter.
Sambung dia menambahkan, pelebaran defisit APBN terjadi tidak hanya di Indonesia tetapi juga terjadi di setiap negara yang terkena pandemi virus corona (Covid-19). "Dapat dikatakan pelebaran defisit APBN di Indonesia masih terlalu kecil. Apalagi mengingat rasio utang pemerintah yang masih sangat rendah," ungkapnya.
( )
Dia menambahkan perlambatan pertumbuhan ekonomi yang bisa berujung kepada resesi atau bahkan krisis ekonomi, menjadi salah satu hal yang membuat defisit melebar. Hal ini seiring stimulus ekonomi dalam mencegah terjadinya resesi atau krisis.
"Defisit melebar masih Lebih baik ketimbang terjadi krisis yang bisa memakan korban berjuta-berjuta masyarakat miskin," kata Piter saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Rabu (3/6/2020).
( )
Defisit APBN 2020 diproyeksi akan melebar ke posisi 6,34% atau setara Rp 1.039,2 triliun terhadap produk domestik bruto (PDB). Angka defisit yang paling baru ini akan dimasukkan dalam revisi Perpres Nomor 54 Tahun 2020. Di mana awalnya defisit anggaran dipasang pemerintah sebesar 5,07% atau setara 852,9 triliun terhadap PDB.
"APBN diperkirakan masih berpotensi untuk melebar lagi. Tetapi sesungguhnya pelebaran defisit bukan isu besar," kata Piter.
Sambung dia menambahkan, pelebaran defisit APBN terjadi tidak hanya di Indonesia tetapi juga terjadi di setiap negara yang terkena pandemi virus corona (Covid-19). "Dapat dikatakan pelebaran defisit APBN di Indonesia masih terlalu kecil. Apalagi mengingat rasio utang pemerintah yang masih sangat rendah," ungkapnya.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda