Luhut Tantang Pengkritik Utang Negara untuk Diskusi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menantang pengkritik utang negara untuk melakukan diskusi. Ia menegaskan, utang Indonesia terbilang masih rendah apabila dibandingkan dengan negara lain yang juga terdampak pandemi corona atau Covid-19.
"Jadi kalau ada yang mengkritik kami, sini saya juga pengin ketemu. Jadi jangan di media sosial saja. Jadi kalau ada yang merasa punya angka, silahkan diskusi. Saya tentara walaupun bukan lulusan ekonomi, saya bisalah jawab itu. Saya mengerti juga, banyak belajar dari anak-anak muda. Tapi, jangan rakyat dibohongin dengan utang besar. Kita utang produktif," ujarnya melalui diskusi virtual, Jakarta.
( )
Lebih lanjut Ia menerangkan, utang pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB) masih rendah ketimbang negara-negara lainnya, seperti Singapura, Amerika Serikat, dan Jepang. "Kalau kita bicara utang, utang kita sudah dihitung. Memang ini meningkat 6,2% to GDP dan itu termasuk paling rendah dibandingkan dengan negara lain," ujarnya.
Dia membandingkan Indonesia dengan Singapura. Pasalnya, negara tetangga tersebut mengalami pelebaran defisit hingga 100%. Begitu pula dengan Amerika dan Jepang yang harus menarik utang besar demi menjaga agar rakyat dan perekonomian tidak terpengaruh besar oleh penyebaran Virus Corona.
"Singapura itu 100% terhadap GDP-nya. Tambah lagi Amerika Serikat itu kita tidak tahu berapa lagi, memang besar. Jepang tidak kita tahu lagi," jelasnya.
Menurutnya, pemerintah sangat berhati-hati dalam melakukan penarikan utang. Mantan Menteri Politik Hukum dan Keamanan tersebut memastikan utang dialokasikan untuk hal produktif. Ia meminta kepada para ekonom yang mengkritik utang negara untuk memberikan informasi tepat kepada masyarakat.
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat total utang pemerintah hingga April 2020 mencapai Rp 5.172,48 triliun. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, total utang tersebut meningkat Rp 644,03 triliun atau 14,22%. Total utang tersebut setara dengan 31,78% terhadap PDB.
"Jadi kalau ada yang mengkritik kami, sini saya juga pengin ketemu. Jadi jangan di media sosial saja. Jadi kalau ada yang merasa punya angka, silahkan diskusi. Saya tentara walaupun bukan lulusan ekonomi, saya bisalah jawab itu. Saya mengerti juga, banyak belajar dari anak-anak muda. Tapi, jangan rakyat dibohongin dengan utang besar. Kita utang produktif," ujarnya melalui diskusi virtual, Jakarta.
( )
Lebih lanjut Ia menerangkan, utang pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB) masih rendah ketimbang negara-negara lainnya, seperti Singapura, Amerika Serikat, dan Jepang. "Kalau kita bicara utang, utang kita sudah dihitung. Memang ini meningkat 6,2% to GDP dan itu termasuk paling rendah dibandingkan dengan negara lain," ujarnya.
Dia membandingkan Indonesia dengan Singapura. Pasalnya, negara tetangga tersebut mengalami pelebaran defisit hingga 100%. Begitu pula dengan Amerika dan Jepang yang harus menarik utang besar demi menjaga agar rakyat dan perekonomian tidak terpengaruh besar oleh penyebaran Virus Corona.
"Singapura itu 100% terhadap GDP-nya. Tambah lagi Amerika Serikat itu kita tidak tahu berapa lagi, memang besar. Jepang tidak kita tahu lagi," jelasnya.
Menurutnya, pemerintah sangat berhati-hati dalam melakukan penarikan utang. Mantan Menteri Politik Hukum dan Keamanan tersebut memastikan utang dialokasikan untuk hal produktif. Ia meminta kepada para ekonom yang mengkritik utang negara untuk memberikan informasi tepat kepada masyarakat.
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat total utang pemerintah hingga April 2020 mencapai Rp 5.172,48 triliun. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, total utang tersebut meningkat Rp 644,03 triliun atau 14,22%. Total utang tersebut setara dengan 31,78% terhadap PDB.
(akr)