Laba Bersih Unilever Anjlok 19% Menjadi Rp4,4 Triliun
Jum'at, 22 Oktober 2021 - 13:57 WIB
JAKARTA - PT Unilever Indonesia Tbk mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp30 triliun hingga September 2021. Kendati demikian, pertumbuhan penjualan domestik emiten dengan kode saham UNVR ini melambat sebesar 7,4% di sembilan bulan pertama tahun ini.
Dikutip dari IDX 1st Session Closing, kategori foods & refreshment menjadi penopang utama pertumbuhan dengan membukukan pertumbuhan penjualan sebesar 9,8% di kuartal III-2021.
Harga pokok penjualan Unilever turun 4,16% menjadi Rp14,93 triliun hingga September 2021 dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp15,58 triliun.
Meski menghadapi tantangan periode pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) pada kuartal III-2021 yang tidak dihadapi pada kuartal sebelumnya, perseroan tetap mampu menjaga kestabilan nilai penjualan dan mencatatkan laba bersih sebesar Rp4,4 triliun atau turun 19,09% dari sebelumnya Rp5,4 triliun.
Presiden Direktur Unilever Indonesia Ira Noviarti mengatakan, pasar fast moving consumer goods (FMCG) kembali menghadapi tantangan pada kuartal III dengan terjadinya gelombang kedua pandemi di Indonesia yang diikuti dengan pemberlakuan PPKM di sebagian besar wilayah Tanah Air.
Selain itu, kenaikan harga komoditas juga masih berlanjut dan semakin memengaruhi biaya produk. Berbagai tantangan tersebut memengaruhi konsumen dalam pemilihan pola konsumsi di berbagai kategori, dan berdampak pada tingkat pertumbuhan perseroan.
Kenaikan harga komoditas berimbas pada biaya produk dan tidak dapat diikuti langsung dengan kenaikan harga produk Unilever secara optimal. Pasalnya, perseroan mempertimbangkan kondisi masyarakat yang masih memiliki keterbatasan dalam daya beli selama situasi pandemi.
Dikutip dari IDX 1st Session Closing, kategori foods & refreshment menjadi penopang utama pertumbuhan dengan membukukan pertumbuhan penjualan sebesar 9,8% di kuartal III-2021.
Harga pokok penjualan Unilever turun 4,16% menjadi Rp14,93 triliun hingga September 2021 dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp15,58 triliun.
Meski menghadapi tantangan periode pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) pada kuartal III-2021 yang tidak dihadapi pada kuartal sebelumnya, perseroan tetap mampu menjaga kestabilan nilai penjualan dan mencatatkan laba bersih sebesar Rp4,4 triliun atau turun 19,09% dari sebelumnya Rp5,4 triliun.
Presiden Direktur Unilever Indonesia Ira Noviarti mengatakan, pasar fast moving consumer goods (FMCG) kembali menghadapi tantangan pada kuartal III dengan terjadinya gelombang kedua pandemi di Indonesia yang diikuti dengan pemberlakuan PPKM di sebagian besar wilayah Tanah Air.
Selain itu, kenaikan harga komoditas juga masih berlanjut dan semakin memengaruhi biaya produk. Berbagai tantangan tersebut memengaruhi konsumen dalam pemilihan pola konsumsi di berbagai kategori, dan berdampak pada tingkat pertumbuhan perseroan.
Kenaikan harga komoditas berimbas pada biaya produk dan tidak dapat diikuti langsung dengan kenaikan harga produk Unilever secara optimal. Pasalnya, perseroan mempertimbangkan kondisi masyarakat yang masih memiliki keterbatasan dalam daya beli selama situasi pandemi.
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda