Berkat Digital, Olahan Buah Merah Karya Mamak-mamak Papua Tembus Pasar Nasional
Sabtu, 30 Oktober 2021 - 09:31 WIB
JAKARTA - Pandemi Covid-19 menjadi musibah global namun di sisi lain menjadi berkah bagi upaya percepatan digitalisasi, khususnya bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Sebagai catatan, pemerintah menargetkan 30 juta UMKM masuk ke platform digital hingga 2024. Merujuk data Kementerian Koperasi dan UKM, selama pandemi Covid-19 jumlah UMKM yang masuk ke dalam ekosistem digital melonjak dua kali lipat yaitu mencapai 15,9 juta UMKM per awal Oktober 2021 dari sebelumnya sekitar 7 juta UMKM.
Hal ini diakui oleh Novita Tuhisila, salah satu pelaku UMKM olahan buah merah (Pandanus Conoideus) di Papua yang berhasil menembus pasar nasional berkat strategi pemasaran melalui media sosial dan lokapasar (marketplace).
Produk buatan mamak-mamak (ibu-ibu) dari provinsi Kepala Burung itu juga laris manis kala pandemi karena buah endemik di Papua dan Papua Barat tersebut dinilai dapat meningkatkan daya tahan tubuh.
"Awalnya kami menjual produk olahan dari Papua sebagai usaha untuk memberdayakan mamak-mamak Papua agar mereka mampu menambah penghasilan," ungkap Novita pada acara Papua Techfest, dikutip Sabtu (30/10/2021).
Manakala banyak pengusaha besar gulung tikar saat pandemi, UMKM dengan produk andalan olahan buah merah tersebut menuai untung besar. Menurut Novita, salah satu kuncinya adalah memanfaatkan pemasaran melalui media digital. "Saya lebih banyak memanfaatkan media sosial dan marketplace untuk mudah memasarkan produk saya hingga ke luar daerah Papua," ungkapnya.
Novita merupakan salah satu peserta Bimbingan Teknis (Bimtek) Adopsi Teknologi Digital untuk Memperluas Pasar yang digelar oleh Ditjen Aptika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) di Jayapura, Papua, dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda.
Peserta Bimtek terdiri dari UMKM dan mahasiswa yang tertarik di dunia kewirausahaan. Para peserta yang didominasi anak muda menandakan majunya kewirausahaan para pemuda di Papua. Melalui ajang ini diharapkan para peserta dapat mengoptimalkan pemanfaatan teknologi digital untuk memasarkan produk UMKM lebih luas.
Sebagai catatan, pemerintah menargetkan 30 juta UMKM masuk ke platform digital hingga 2024. Merujuk data Kementerian Koperasi dan UKM, selama pandemi Covid-19 jumlah UMKM yang masuk ke dalam ekosistem digital melonjak dua kali lipat yaitu mencapai 15,9 juta UMKM per awal Oktober 2021 dari sebelumnya sekitar 7 juta UMKM.
Hal ini diakui oleh Novita Tuhisila, salah satu pelaku UMKM olahan buah merah (Pandanus Conoideus) di Papua yang berhasil menembus pasar nasional berkat strategi pemasaran melalui media sosial dan lokapasar (marketplace).
Produk buatan mamak-mamak (ibu-ibu) dari provinsi Kepala Burung itu juga laris manis kala pandemi karena buah endemik di Papua dan Papua Barat tersebut dinilai dapat meningkatkan daya tahan tubuh.
"Awalnya kami menjual produk olahan dari Papua sebagai usaha untuk memberdayakan mamak-mamak Papua agar mereka mampu menambah penghasilan," ungkap Novita pada acara Papua Techfest, dikutip Sabtu (30/10/2021).
Manakala banyak pengusaha besar gulung tikar saat pandemi, UMKM dengan produk andalan olahan buah merah tersebut menuai untung besar. Menurut Novita, salah satu kuncinya adalah memanfaatkan pemasaran melalui media digital. "Saya lebih banyak memanfaatkan media sosial dan marketplace untuk mudah memasarkan produk saya hingga ke luar daerah Papua," ungkapnya.
Novita merupakan salah satu peserta Bimbingan Teknis (Bimtek) Adopsi Teknologi Digital untuk Memperluas Pasar yang digelar oleh Ditjen Aptika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) di Jayapura, Papua, dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda.
Peserta Bimtek terdiri dari UMKM dan mahasiswa yang tertarik di dunia kewirausahaan. Para peserta yang didominasi anak muda menandakan majunya kewirausahaan para pemuda di Papua. Melalui ajang ini diharapkan para peserta dapat mengoptimalkan pemanfaatan teknologi digital untuk memasarkan produk UMKM lebih luas.
tulis komentar anda