Erick Thohir: Respons Dunia Terhadap Proyeksi Ekonomi RI Positif
Rabu, 03 November 2021 - 14:07 WIB
JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir menyebutkan bahwa kepercayaan dunia internasional terhadap proyeksi ekonomi Indonesia sangat positif. Karena itu, dia ingin agar perusahaan pelat merah merespons kepercayaan tersebut dengan tanggung jawab penuh.
Hal itu diungkapkannya berkaitan dengan rencana sejumlah negara berinvestasi untuk mengembangkan sekaligus mengakselerasi green economy atau ekonomi hijau di Indonesia. Penekanan itu disampaikan Erick seusai menghadiri pertemuan bilateral antara Presiden Joko Widodo dengan Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson, di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) COP26, di Glasgow, Skotlandia, Senin (1/11) lalu.
Dalam pertemuan tersebut, Presiden Jokowi dan PM Johnson sepakat meningkatkan kerja sama antarnegara, terutama di bidang ekonomi hijau. Bila Presiden menekankan pada investasi hijau dan teknologi sebagai kunci transisi ekonomi hijau, maka PM Johnson menyampaikan ketertarikan Inggris untuk melakukan investasi berupa kredit ekspor yang dapat digunakan untuk transisi ekonomi hijau.
"Itu peluang yang harus ditangkap sehingga transformasi yang dijalankan BUMN harus menjunjung prinsip transformasi energi bersih sekaligus mengakselerasi ekonomi hijau," tegas Erick, Rabu (3/11/2021).
Dia berharap BUMN di sektor energi, seperti PT PLN (Persero), PT Pertamina (Persero), dan industri minerba merespons hal itu dan mulai menjalankan transformasi mengembangkan energi bersih dan mengurangi emisi karbon. "Karena bagaimanapun juga ini tanggung jawab bersama demi keberlanjutan lingkungan hidup kita," ujarnya.
Erick mengatakan, transformasi BUMN melalui berbagai program dan inovasi model bisnis harus dibarengi dengan tanggung jawab menekan emisi karbon. Dia meyakini, jika BUMN sejak dini sudah memulai program dekarbonisasi pada lini bisnisnya, maka beberapa tahun ke depan hal itu akan membawa manfaat ekonomi yang lebih besar.
Transformasi yang mengusung ekonomi hijau, lanjut Erick, akan memberikan manfaat sosial dan ekonomi kepada seluruh masyarakat. "Selain menciptakan peluang industri baru dan lapangan kerja yang lebih besar, harga energi di Indonesia pun akan lebih terjangkau," imbuhnya.
Hal itu diungkapkannya berkaitan dengan rencana sejumlah negara berinvestasi untuk mengembangkan sekaligus mengakselerasi green economy atau ekonomi hijau di Indonesia. Penekanan itu disampaikan Erick seusai menghadiri pertemuan bilateral antara Presiden Joko Widodo dengan Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson, di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) COP26, di Glasgow, Skotlandia, Senin (1/11) lalu.
Dalam pertemuan tersebut, Presiden Jokowi dan PM Johnson sepakat meningkatkan kerja sama antarnegara, terutama di bidang ekonomi hijau. Bila Presiden menekankan pada investasi hijau dan teknologi sebagai kunci transisi ekonomi hijau, maka PM Johnson menyampaikan ketertarikan Inggris untuk melakukan investasi berupa kredit ekspor yang dapat digunakan untuk transisi ekonomi hijau.
"Itu peluang yang harus ditangkap sehingga transformasi yang dijalankan BUMN harus menjunjung prinsip transformasi energi bersih sekaligus mengakselerasi ekonomi hijau," tegas Erick, Rabu (3/11/2021).
Dia berharap BUMN di sektor energi, seperti PT PLN (Persero), PT Pertamina (Persero), dan industri minerba merespons hal itu dan mulai menjalankan transformasi mengembangkan energi bersih dan mengurangi emisi karbon. "Karena bagaimanapun juga ini tanggung jawab bersama demi keberlanjutan lingkungan hidup kita," ujarnya.
Erick mengatakan, transformasi BUMN melalui berbagai program dan inovasi model bisnis harus dibarengi dengan tanggung jawab menekan emisi karbon. Dia meyakini, jika BUMN sejak dini sudah memulai program dekarbonisasi pada lini bisnisnya, maka beberapa tahun ke depan hal itu akan membawa manfaat ekonomi yang lebih besar.
Transformasi yang mengusung ekonomi hijau, lanjut Erick, akan memberikan manfaat sosial dan ekonomi kepada seluruh masyarakat. "Selain menciptakan peluang industri baru dan lapangan kerja yang lebih besar, harga energi di Indonesia pun akan lebih terjangkau," imbuhnya.
(fai)
Lihat Juga :
tulis komentar anda