3 Komponen yang Bikin Tarif Tes PCR di Indonesia Mahal

Jum'at, 05 November 2021 - 17:03 WIB
Petugas kesehatan menunjukkan tabung berisi sampel dari tes PCR di Skybridge, Bandara SMB II, Palembang, Sumatera Selatan, Senin (1/11/2021). ANTARA FOTO/Feny Selly/wsj
JAKARTA - Pemerintah telah menurunkan biaya tes PCR di Indonesia dengan harga eceran tertinggi (HET) untuk Jawa dan Bali sebesar Rp275.000, dan Rp300 ribu untuk luar wilayah itu. Sebelumnya, tarif tes PCR di Indonesia memang tergolong mahal, di mana saat awal pandemi bisa mencapai jutaan rupiah.

Penurunan harga yang begitu jauh tentu mengundang tanya dan penasaran publik terkait harga PCR. Berdasarkan informasi yang dikumpulkan MNC Portal Indonesia (MPI), setidaknya ada tiga hal yang membuat harga tes PCR di Indonesia cukup mahal, sebagai berikut:



1. Alat Reagen PCR masih impor

Reagen merupakan ekstraksi yang digunakan untuk mengecek spesimen guna mendeteksi adanya virus SARS-CoV-2. Berdasarkan data dari Kemenkes, reagen masih diimpor dari luar negeri dan harus sesuai rekomendasi WHO. Selain itu disertifikasi oleh CE, FDA, atau sertifikat yang setara, serta memiliki minimal satu target gen reagen yang disarankan pakar (target gen N).



"Indonesia masih mengimpor dari beberapa negara seperti China, India. Tapi, Korea Selatan paling banyak," kata jubir Kemenkes Siti Nadia Tarmizi, dikutip Jumat (5/11/2021).



2. Harga Tes Termasuk Operasional

Harga tes PCR tidak hanya terkait komponen alatnya saja melainkan ada biaya lain yang dimasukan dalam melakukan tes tersebut. Diantaranya, biaya alat pelindungi diri (APD), biaya dokter, perawat, administrasi dan sebagainya.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More