Memasuki Capital League Phase 1, Wirausaha Muda Mandiri Business Existing Berlangsung Sengit!
Minggu, 07 November 2021 - 09:00 WIB
Menjawab pertanyaan mentor Florentia Jeanne tentang, apa yang membedakan singkong frozen yang diproduksi Nusantara Jaya Food dengan singkong lainnya. “Singkong kita sehat dan berbeda, singkong ini rendah kalori sangat cocok untuk diet dan tinggi serat serta mudah untuk dikonsumsi hanya tinggal direbus atau goreng sudah bisa dinikmati secara langsung,” ujar Novitha saat memaparkan inovasi produk singkongnya yang berhasil menembus pasar mancanegara.
Masih berkaitkan dengan bisnis produk olahan makanan yakni ada Jamur Halwa asal Bogor milik Helmi Nurjamil. Jamur Halwa perusahaan bergerak di bidang jamur tiram terintegrasi mulai dari pembibitan sampai dengan produk olahan. Jamur Halwa memiliki beberapa jenis produk mulai dari jamur naget, jamur fresh, pupuk, bibit jamur, dan cemilan jamur.
“Dalam sehari kami memasarkan jamur fresh dengan kapasitas 500-800 kg/hari, sementara untuk jamur bibit memasarkan 3000 bibit/hari, pemasarannya cukup mudah karena kita sudah punya 10.000 mitra petani yang pasti sudah menyerap produk jamur kita,” ucap Helmi saat menjelaskan proses pemasaran Jamur Halwa ini.
Selain kategori Industri Jasa dan Perdagangan, tiga peserta yang lolos ke babak selanjutnya ada kategori Sosial yang terdiri dari Aminudi (BIOMAGG), Lintang Kusuma Pratiwi (Neurafarm), dan Sarnata (Arenta) dengan mentor Goris Mustaqim, owner dari PT Resultan Nusantara.
Aminudi merupakan seorang pemuda yang berhasil menelurkan inovasi BIOMAGG, yaitu mengolah sampah organik rumah tangga dengan Biomagg yang bisa dijadikan maget (Ulat) kemudian diolah menjadi pakan ternak dan pupuk tanaman. Untuk memperoleh maget dipersiapkan terlebih dahulu kayu yang dijadikan tempat untuk bertelur lalat hitam BSF (Black Soldier Fly).
Kemudian bahan dasar yang diperlukan adalah sampah organik dari rumah tangga, kemudian dijadikan makanan maget. Setelah berkembang banyak, maget dapat dipanen dan diolah menjadi makanan ternak unggas maupun ikan. Dengan menggunakan Maget dapat mengurangi biaya pakan hingga 50-70 persen untuk ternak dan hasilnya lebih baik daripada menggunakan pakan ternak olahan.
Selain mengambil manfaat untuk makan ternak juga dapat mengolah sampah lingkungan. Untuk ukuran 1 M2 dapat mengolah sampah 50 kg. Sehingga BIOMAGG sangat efektif untuk mengolah sampah dan bernilai ekonomis.
Ketika ditanya Juri, Apakah sanggup untuk mengolah sampah di Bantar Gebang? Aminudin dengan tegas pun mengatakan sanggup untuk mengolah sampah yang ada di Bantar Gebang Bekasi untuk dijadikan Maget.
Selain Aminudi yang berhasil lolos kategori sosial ada Lintang Kusuma Pratiwi dengan karyanya Bernama Aplikasi Dr.Tania atau (Neurafarm).
Neurafarm atau Dr. Tania merupakan aplikasi android untuk mengidentifikasi penyakit berbasis kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) dan chatbot sehingga dapat mengidentifikasi dengan akurat, cepat untuk menangani pertanian seperti penyakit tumbuhan bahkan sampai jenis tanah yang cocok untuk bertanam serta dapat melakukan diskusi interaktif bersama Dr. Tania.
Masih berkaitkan dengan bisnis produk olahan makanan yakni ada Jamur Halwa asal Bogor milik Helmi Nurjamil. Jamur Halwa perusahaan bergerak di bidang jamur tiram terintegrasi mulai dari pembibitan sampai dengan produk olahan. Jamur Halwa memiliki beberapa jenis produk mulai dari jamur naget, jamur fresh, pupuk, bibit jamur, dan cemilan jamur.
“Dalam sehari kami memasarkan jamur fresh dengan kapasitas 500-800 kg/hari, sementara untuk jamur bibit memasarkan 3000 bibit/hari, pemasarannya cukup mudah karena kita sudah punya 10.000 mitra petani yang pasti sudah menyerap produk jamur kita,” ucap Helmi saat menjelaskan proses pemasaran Jamur Halwa ini.
Selain kategori Industri Jasa dan Perdagangan, tiga peserta yang lolos ke babak selanjutnya ada kategori Sosial yang terdiri dari Aminudi (BIOMAGG), Lintang Kusuma Pratiwi (Neurafarm), dan Sarnata (Arenta) dengan mentor Goris Mustaqim, owner dari PT Resultan Nusantara.
Aminudi merupakan seorang pemuda yang berhasil menelurkan inovasi BIOMAGG, yaitu mengolah sampah organik rumah tangga dengan Biomagg yang bisa dijadikan maget (Ulat) kemudian diolah menjadi pakan ternak dan pupuk tanaman. Untuk memperoleh maget dipersiapkan terlebih dahulu kayu yang dijadikan tempat untuk bertelur lalat hitam BSF (Black Soldier Fly).
Kemudian bahan dasar yang diperlukan adalah sampah organik dari rumah tangga, kemudian dijadikan makanan maget. Setelah berkembang banyak, maget dapat dipanen dan diolah menjadi makanan ternak unggas maupun ikan. Dengan menggunakan Maget dapat mengurangi biaya pakan hingga 50-70 persen untuk ternak dan hasilnya lebih baik daripada menggunakan pakan ternak olahan.
Selain mengambil manfaat untuk makan ternak juga dapat mengolah sampah lingkungan. Untuk ukuran 1 M2 dapat mengolah sampah 50 kg. Sehingga BIOMAGG sangat efektif untuk mengolah sampah dan bernilai ekonomis.
Ketika ditanya Juri, Apakah sanggup untuk mengolah sampah di Bantar Gebang? Aminudin dengan tegas pun mengatakan sanggup untuk mengolah sampah yang ada di Bantar Gebang Bekasi untuk dijadikan Maget.
Selain Aminudi yang berhasil lolos kategori sosial ada Lintang Kusuma Pratiwi dengan karyanya Bernama Aplikasi Dr.Tania atau (Neurafarm).
Neurafarm atau Dr. Tania merupakan aplikasi android untuk mengidentifikasi penyakit berbasis kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) dan chatbot sehingga dapat mengidentifikasi dengan akurat, cepat untuk menangani pertanian seperti penyakit tumbuhan bahkan sampai jenis tanah yang cocok untuk bertanam serta dapat melakukan diskusi interaktif bersama Dr. Tania.
Lihat Juga :
tulis komentar anda