Luhut Tegaskan Pemerintah Agresif Dorong Industri Obat Dalam Negeri
Selasa, 09 November 2021 - 08:29 WIB
JAKARTA - Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Indonesia akan terus berupaya menjalin kerja sama dengan produsen obat Covid-19 untuk memproduksi obat di dalam negeri.
Menurutnya, pemerintah sangat agresif untuk mendorong kerja sama itu karena Indonesia tak ingin hanya menjadi komsumen dalam industri obat.
"Mengenai obat ini dan vaksin, pemerintah kita sangat agresif. Saya terlibat di dalamnya dan saya kira, pembicaraan dengan Merck dan Pfizer itu sudah sangat maju. Insya Allah kita dapat dan kita berharap bahwa itu harus ada pabriknya di dalam negeri. Jadi kita tidak jadi importir saja, tapi juga jadi produsen," kata Menko Luhut melalui keterangan resmi yang diterima MPI, Selasa (9/11/2021).
Guna mewujudkan kemandirian dan ketahanan industri farmasi di dalam negeri, Menko Luhut telah melakukan komunikasi hingga penjajakan serius dengan perusahan-perusahan farmasi global. Tujuanya, untuk membangun sektor kesehatan dalam negeri.
“Seperti Merck, Pfizer, dan Johnson & Johnson untuk mau berinvestasi di Indonesia. Indonesia harus membangun industri di dalam negeri untuk sektor kesehatan,” ujarnya.
Indonesia tidak bisa hanya mengandalkan suplai dari luar negeri. Alhasil, jika ke depannya pandemi muncul kembali, tidak ada masalah lagi, utamanya dari sisi kefarmasian.
“Kami memastikan Indonesia akan terus berupaya menjalin kerja sama dengan produsen obat Covid-19 untuk memproduksi obat di dalam negeri,” urainya.
Sebelumnya Menko Luhut sudah bertemu langsung dengan beberapa perusahaan obat di New York dan mendapatkan respons positif. Mereka dibujuk untuk mau berinvestasi di bidang farmasi, terutama obat dan vaksin yang dibutuhkan dalam jumlah yang besar.
Menurutnya, pemerintah sangat agresif untuk mendorong kerja sama itu karena Indonesia tak ingin hanya menjadi komsumen dalam industri obat.
Baca Juga
"Mengenai obat ini dan vaksin, pemerintah kita sangat agresif. Saya terlibat di dalamnya dan saya kira, pembicaraan dengan Merck dan Pfizer itu sudah sangat maju. Insya Allah kita dapat dan kita berharap bahwa itu harus ada pabriknya di dalam negeri. Jadi kita tidak jadi importir saja, tapi juga jadi produsen," kata Menko Luhut melalui keterangan resmi yang diterima MPI, Selasa (9/11/2021).
Guna mewujudkan kemandirian dan ketahanan industri farmasi di dalam negeri, Menko Luhut telah melakukan komunikasi hingga penjajakan serius dengan perusahan-perusahan farmasi global. Tujuanya, untuk membangun sektor kesehatan dalam negeri.
“Seperti Merck, Pfizer, dan Johnson & Johnson untuk mau berinvestasi di Indonesia. Indonesia harus membangun industri di dalam negeri untuk sektor kesehatan,” ujarnya.
Indonesia tidak bisa hanya mengandalkan suplai dari luar negeri. Alhasil, jika ke depannya pandemi muncul kembali, tidak ada masalah lagi, utamanya dari sisi kefarmasian.
“Kami memastikan Indonesia akan terus berupaya menjalin kerja sama dengan produsen obat Covid-19 untuk memproduksi obat di dalam negeri,” urainya.
Sebelumnya Menko Luhut sudah bertemu langsung dengan beberapa perusahaan obat di New York dan mendapatkan respons positif. Mereka dibujuk untuk mau berinvestasi di bidang farmasi, terutama obat dan vaksin yang dibutuhkan dalam jumlah yang besar.
(uka)
tulis komentar anda