Indonesia-Inggris Genjot Kerja Sama Perdagangan dan Investasi
Kamis, 11 November 2021 - 15:43 WIB
JAKARTA - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi hari ini menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Inggris Elizabeth Truss atau lebih dikenal Liz Truss di Gedung Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta Pusat. Dalam kunjungannya, Liz Truss juga akan bertemu dengan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) untuk membicarakan diplomasi ekonomi , dialog perdagangan dan teknologi, serta isu-isu kebijakan luar negeri.
Menlu Retno menyampaikan bahwa ada 5 poin yang disampaikan dalam pertemuan tersebut, salah satunya tentang pemulihan ekonomi. Inggris, menurut Retno, merupakan mitra terbesar bagi Indonesia di Eropa, baik untuk perdagangan maupun investasi.
"Terlepas dari pandemi, saya senang untuk mencatat bahwa hubungan perdagangan dan investasi kami terus berkembang," jelasnya dalam Press Briefing Pertemuan Bilateral Menlu RI-Menlu Inggris di Jakarta, Kamis (11/11/2021).
Retno menambahkan, di bidang perdagangan hingga Agustus 2021, kerja sama bilateral meningkat 14,69% dari periode yang sama tahun lalu. Sedangkan dari sisi investasi, pada kuartal III 2021, penurunan investasi langsung dari Inggris meningkat signifikan dari USD37,3 juta (setara Rp533,39 miliar dengan kurs Rp14.300).
Menlu juga menyampaikan bahwa pertemuan dengan investor Inggris di sela-sela COP26 membawa komitmen baru untuk ekonomi hijau Indonesia. "Saya sangat senang bahwa pertemuan dengan investor Inggris di sela-sela COP26 menghasilkan komitmen baru sebesar USD9,29 miliar untuk ekonomi hijau," ujarnya.
Menlu Retno juga dalam pertemuan itu menyampaikan permintaan lebih banyak insentif untuk kayu Indonesia di bawah kerja sama Forest Law Enforcement, Governance and Trade- Voluntary Partnership Agreements (FLEGT-VPA).
Indonesia-Inggris juga sepakat untuk mendorong kemajuan Komite Ekonomi dan Perdagangan Bersama (JETCO) untuk membahas kemungkinan membangun perdagangan bebas atau kesepakatan perdagangan terbatas dan mempromosikan saling pengakuan standar dan sertifikasi.
"Kami juga sepakat untuk mengintensifkan kerja sama di bidang ekonomi digital dan keamanan siber. Dan kami memulai diskusi tentang cara terbaik untuk memiliki mobilitas yang aman antara dua negara," pungkas Menlu Retno.
Menlu Retno menyampaikan bahwa ada 5 poin yang disampaikan dalam pertemuan tersebut, salah satunya tentang pemulihan ekonomi. Inggris, menurut Retno, merupakan mitra terbesar bagi Indonesia di Eropa, baik untuk perdagangan maupun investasi.
"Terlepas dari pandemi, saya senang untuk mencatat bahwa hubungan perdagangan dan investasi kami terus berkembang," jelasnya dalam Press Briefing Pertemuan Bilateral Menlu RI-Menlu Inggris di Jakarta, Kamis (11/11/2021).
Retno menambahkan, di bidang perdagangan hingga Agustus 2021, kerja sama bilateral meningkat 14,69% dari periode yang sama tahun lalu. Sedangkan dari sisi investasi, pada kuartal III 2021, penurunan investasi langsung dari Inggris meningkat signifikan dari USD37,3 juta (setara Rp533,39 miliar dengan kurs Rp14.300).
Menlu juga menyampaikan bahwa pertemuan dengan investor Inggris di sela-sela COP26 membawa komitmen baru untuk ekonomi hijau Indonesia. "Saya sangat senang bahwa pertemuan dengan investor Inggris di sela-sela COP26 menghasilkan komitmen baru sebesar USD9,29 miliar untuk ekonomi hijau," ujarnya.
Baca Juga
Menlu Retno juga dalam pertemuan itu menyampaikan permintaan lebih banyak insentif untuk kayu Indonesia di bawah kerja sama Forest Law Enforcement, Governance and Trade- Voluntary Partnership Agreements (FLEGT-VPA).
Indonesia-Inggris juga sepakat untuk mendorong kemajuan Komite Ekonomi dan Perdagangan Bersama (JETCO) untuk membahas kemungkinan membangun perdagangan bebas atau kesepakatan perdagangan terbatas dan mempromosikan saling pengakuan standar dan sertifikasi.
"Kami juga sepakat untuk mengintensifkan kerja sama di bidang ekonomi digital dan keamanan siber. Dan kami memulai diskusi tentang cara terbaik untuk memiliki mobilitas yang aman antara dua negara," pungkas Menlu Retno.
(fai)
tulis komentar anda