Dirut Garuda Indonesia: Pendapatan dari Haji Tidak Terlalu Besar
Jum'at, 05 Juni 2020 - 14:28 WIB
JAKARTA - Pemerintah telah memutuskan untuk membatalkan pemberangkatan jamaah haji tahun ini akibat pandemi Covid-19. Di Arab Saudi pun sampai saat ini belum membuka kembali akses bagi para jamaah haji dari semua negara.
Akibat pembatalan tersebut juga berdampak kepada maskapai penerbangan, salah satunya Garuda Indonesia yang melayani pemberangkatan dan pemulangan jamaah haji dari Indonesia ke Arab Saudi dan sebaliknya.
Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Irfan Setiaputra mengatakan, dengan ditiadakannya ibadah haji tahun ini, pihaknya akan kehilangan potensi penghasilan 10% dari total pendapatan perusahaan.
"Haji itu plus minus revenuenya sekitar 10 persen per tahun. Kalau haji dibatalkan, bagi Garuda Indonesia tentu kehilangan pendapatan yang signifikan. Dibandingkan hari ini juga turun drastis, pukulan besar bagi Garuda," ujar Irfan dalam video conference, Jumat (5/6/2020).
( )
Irfan menjelaskan, biasanya pendapatan maskapai penerbangan akan selalu melonjak ketika menjelang liburan akhir tahun, lebaran dan masa pemberangkatan dan pemulangan jamaah haji. "Biasanya Garuda sibuk sekali, ada pelonjakan pendapatan siginifikan di masa-masa tersebut," katanya.
Meski pendapatan dari pemberangkatan dan pemulangan jamaah haji tidak begitu besar, dengan adanya kekurangan pendapatan saat ini akan berdampak luas terhadap kinerja perusahaan.
"Kami komitmen, untungnya enggak besar dan enggak mau cari untung besar. Tapi dari sisi pendapatan tentu aja signifikan, untungnya kita belum ada deal-deal untuk haji tahun ini," pungkasnya.
Akibat pembatalan tersebut juga berdampak kepada maskapai penerbangan, salah satunya Garuda Indonesia yang melayani pemberangkatan dan pemulangan jamaah haji dari Indonesia ke Arab Saudi dan sebaliknya.
Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Irfan Setiaputra mengatakan, dengan ditiadakannya ibadah haji tahun ini, pihaknya akan kehilangan potensi penghasilan 10% dari total pendapatan perusahaan.
"Haji itu plus minus revenuenya sekitar 10 persen per tahun. Kalau haji dibatalkan, bagi Garuda Indonesia tentu kehilangan pendapatan yang signifikan. Dibandingkan hari ini juga turun drastis, pukulan besar bagi Garuda," ujar Irfan dalam video conference, Jumat (5/6/2020).
( )
Irfan menjelaskan, biasanya pendapatan maskapai penerbangan akan selalu melonjak ketika menjelang liburan akhir tahun, lebaran dan masa pemberangkatan dan pemulangan jamaah haji. "Biasanya Garuda sibuk sekali, ada pelonjakan pendapatan siginifikan di masa-masa tersebut," katanya.
Meski pendapatan dari pemberangkatan dan pemulangan jamaah haji tidak begitu besar, dengan adanya kekurangan pendapatan saat ini akan berdampak luas terhadap kinerja perusahaan.
"Kami komitmen, untungnya enggak besar dan enggak mau cari untung besar. Tapi dari sisi pendapatan tentu aja signifikan, untungnya kita belum ada deal-deal untuk haji tahun ini," pungkasnya.
(akr)
tulis komentar anda