Transformasi Jadi Strategi BRI Hadapi New Normal
Jum'at, 05 Juni 2020 - 18:12 WIB
Komitmen BRI dalam menjaga kualitas bisnisnya dengan selective growth di tengah pandemi tercermin dari kinerja hingga akhir kuartal pertama 2020. Penyaluran kredit BRI tercatat sebesar Rp930,7 triliun atau tumbuh 10,1% year on year, di mana pertumbuhan ini di atas rata rata industri perbankan nasional.
Di samping terus mengucurkan kredit, BRI juga gencar melakukan restrukturisasi pinjaman usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang terdampak COVID-19. Hingga akhir Mei 2020 tercatat BRI telah melakukan restrukturisasi terhadap 2,3 juta pelaku UMKM dengan total pinjaman mencapai Rp140,24 Triliun.
“Dengan strategi yang telah disiapkan dan dengan pengelolaan manajemen risiko yang memadai, Bank BRI optimistis dapat melalui pandemi ini dengan tetap menjaga kualitas bisnis serta mencapai visi untuk menjadi The Most Valuable Bank and Home To The Best Talent,” papar Sunarso.
Disamping itu disiapkan revisi target pertumbuhan bisnis sebagai dampak pandemi covid19. Target pertumbuhan kredit tahun ini diharapkan mencapai 5%. Target perseroan diturunkan dari rencana kredit tahun ini tumbuh sebesar 10-11%.
Sunarso mengatakan penurunan target kredit tersebut akan diikuti dengan penurunan pendapatan bunga. BRI tetap akan menjaga net interest margin (NIM) di kisaran 5,5%. "Secara likuiditas kami akan tetap menjaga rasio likuiditas atau loan to deposit ratio (LDR) di kisaran 90%," ujar Sunarso hari ini di Jakarta.
Kemudian untuk pendapatan non-bunga atau fee based income (FBI) dan biaya operasional atau operating expenditure (Opex) masing-masing dijaga sebesar 7% dan 9%."Sedangkan NPL atau rasio kredit bermasalah dijaga di kisaran 3% di tengah tekanan perekonomian. Hingga akhir Maret 2020, NPL BRI masih 3% jauh di bawah batas maksimal sebesar 5%," ujarnya.
Di samping terus mengucurkan kredit, BRI juga gencar melakukan restrukturisasi pinjaman usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang terdampak COVID-19. Hingga akhir Mei 2020 tercatat BRI telah melakukan restrukturisasi terhadap 2,3 juta pelaku UMKM dengan total pinjaman mencapai Rp140,24 Triliun.
“Dengan strategi yang telah disiapkan dan dengan pengelolaan manajemen risiko yang memadai, Bank BRI optimistis dapat melalui pandemi ini dengan tetap menjaga kualitas bisnis serta mencapai visi untuk menjadi The Most Valuable Bank and Home To The Best Talent,” papar Sunarso.
Disamping itu disiapkan revisi target pertumbuhan bisnis sebagai dampak pandemi covid19. Target pertumbuhan kredit tahun ini diharapkan mencapai 5%. Target perseroan diturunkan dari rencana kredit tahun ini tumbuh sebesar 10-11%.
Sunarso mengatakan penurunan target kredit tersebut akan diikuti dengan penurunan pendapatan bunga. BRI tetap akan menjaga net interest margin (NIM) di kisaran 5,5%. "Secara likuiditas kami akan tetap menjaga rasio likuiditas atau loan to deposit ratio (LDR) di kisaran 90%," ujar Sunarso hari ini di Jakarta.
Kemudian untuk pendapatan non-bunga atau fee based income (FBI) dan biaya operasional atau operating expenditure (Opex) masing-masing dijaga sebesar 7% dan 9%."Sedangkan NPL atau rasio kredit bermasalah dijaga di kisaran 3% di tengah tekanan perekonomian. Hingga akhir Maret 2020, NPL BRI masih 3% jauh di bawah batas maksimal sebesar 5%," ujarnya.
(akr)
tulis komentar anda