Kunker ke Tana Toraja, Menparekraf Sandiaga Uno: Desa Wisata Buka Lapangan Kerja
Minggu, 21 November 2021 - 23:23 WIB
Kekuatan adat dan budaya menjadi daya tarik utama dari Desa Wisata Kole Sawangan. Seperti kawasan Toraja pada umumnya, di desa wisata ini wisatawan bisa menemui deretan Tongkonan atau rumah adat orang Toraja yang indah nan megah. Tongkonan merupakan rumah panggung tradisional masyarakat Toraja berbentuk persegi empat panjang.
Di Kole Sawangan wisatawan dapat melihat salah satu Tongkonan tertua di Toraja. Tongkonan tersebut awalnya dibangun pada tahun 1200 dan beratap batu. Namun pada tahun 1939, Tongkonan tersebut terbakar dan baru dipugar 7 tahun kemudian.
Melalui Tongkonan tersebut, wisatawan akan mendapatkan gambaran kesahajaan masyarakat Toraja yang sangat menghormati budaya luhur.
Selain sebagai tempat tinggal, Tongkonan juga memiliki peranan kuat sebagai tempat rumpun keluarga dalam melaksanakan upacara-upacara yang berkaitan dengan sistem kepercayaan, sistem kekerabatan, dan sistem kemasyarakatan.
Di bagian depan Tongkonan, wisatawan bisa melihat deretan tanduk kerbau yang terpajang. Tanduk kerbau tersebut merupakan simbol bahwa pemilik rumah adalah tuan yang sudah melakukan upacara rambu solo', yaitu sebuah upacara pemakaman secara adat atau pesta sebagai tanda penghormatan terakhir pada mendiang yang telah pergi.
Di halaman depan Tongkonan, wisatawan akan disuguhkan kerajinan tenun dan manik-manik yang dikerjakan para wanita. Wisatawan akan jamak melihat hal ini karena Desa Wisata Kole Sawangan memang merupakan salah satu sentra kerajinan dan ekonomi kreatif.
Selain kain tenun dan manik-manik, masyarakat di dalamnya juga mengembangkan kerajinan anyaman bambu seperti keranjang, nampan, tas, serta alat rumah tangga lainnya.
Tidak hanya itu, di Desa Wisata Kole Sawangan juga terdapat kuburan batu Saluliang. Ini juga merupakan salah satu kuburan batu tertua di Toraja, yakni sejak tahun 1215 dan masih digunakan sampai saat ini. Batu-batu besar yang berjejer mengikuti kontur tanah itu dilubangi dan dipahat menjadi liang kubur.
Kuburan batu ini memiliki liang terbanyak dari semua kuburan batu yang ada di Toraja yakni sebanyak 107 buah. Saluliang juga merupakan tempat pemujaan leluhur aluk todolo. Aluk Todolo sendiri merupakan agama leluhur nenek moyang suku Toraja.
Di Kole Sawangan wisatawan dapat melihat salah satu Tongkonan tertua di Toraja. Tongkonan tersebut awalnya dibangun pada tahun 1200 dan beratap batu. Namun pada tahun 1939, Tongkonan tersebut terbakar dan baru dipugar 7 tahun kemudian.
Melalui Tongkonan tersebut, wisatawan akan mendapatkan gambaran kesahajaan masyarakat Toraja yang sangat menghormati budaya luhur.
Selain sebagai tempat tinggal, Tongkonan juga memiliki peranan kuat sebagai tempat rumpun keluarga dalam melaksanakan upacara-upacara yang berkaitan dengan sistem kepercayaan, sistem kekerabatan, dan sistem kemasyarakatan.
Di bagian depan Tongkonan, wisatawan bisa melihat deretan tanduk kerbau yang terpajang. Tanduk kerbau tersebut merupakan simbol bahwa pemilik rumah adalah tuan yang sudah melakukan upacara rambu solo', yaitu sebuah upacara pemakaman secara adat atau pesta sebagai tanda penghormatan terakhir pada mendiang yang telah pergi.
Di halaman depan Tongkonan, wisatawan akan disuguhkan kerajinan tenun dan manik-manik yang dikerjakan para wanita. Wisatawan akan jamak melihat hal ini karena Desa Wisata Kole Sawangan memang merupakan salah satu sentra kerajinan dan ekonomi kreatif.
Selain kain tenun dan manik-manik, masyarakat di dalamnya juga mengembangkan kerajinan anyaman bambu seperti keranjang, nampan, tas, serta alat rumah tangga lainnya.
Tidak hanya itu, di Desa Wisata Kole Sawangan juga terdapat kuburan batu Saluliang. Ini juga merupakan salah satu kuburan batu tertua di Toraja, yakni sejak tahun 1215 dan masih digunakan sampai saat ini. Batu-batu besar yang berjejer mengikuti kontur tanah itu dilubangi dan dipahat menjadi liang kubur.
Kuburan batu ini memiliki liang terbanyak dari semua kuburan batu yang ada di Toraja yakni sebanyak 107 buah. Saluliang juga merupakan tempat pemujaan leluhur aluk todolo. Aluk Todolo sendiri merupakan agama leluhur nenek moyang suku Toraja.
tulis komentar anda