Kualitas Pekerja Diakui Dunia, Pabrik Sepatu Global Lirik Indonesia
Selasa, 07 Desember 2021 - 13:50 WIB
JAKARTA - Ketua Umum Asosiasi Persepatuan Indonesia ( Aprisindo ) Eddy Widjanarko mengatakan, sejumlah pemain besar alas kaki dunia tengah melirik Indonesia untuk membangun pabrik. Keinginan itu menunjukkan Indonesia masih jadi primadona bagi industri sepatu dunia.
"Sejak beberapa tahun terakhir Indonesia jadi prioritas. Hampir seluruh merek besar ingin berinvestasi di Indonesia. Sekarang ini ada dari Jepang, Amerika Serikat, dan Inggris yang sedang cari lahan di Jawa Tengah. Minimal tahun depan diharapkan mereka sudah masuk tahap bangun pabrik," ujar Eddy dalam live IDX Channel di Jakarta (7/12/2021).
Dia mengatakan Indonesia diminati investor asing karena beberapa faktor. Salah satunya adalah kualitas produksi sepatu Indonesia yang rapi dan stabil. Ini berbeda dengan tenaga kerja di China ataupun Vietnam.
"Memang satu orang di China dan Vietnam bisa menghasilkan tujuh pasang sepatu. Sementara Indonesia hanya 3-4 pasang. Walaupun produktivitas rendah, tapi jahitan kita rapi dan stabil. Ini diakui merek besar seperti Reebok," ujarnya.
Faktor lain adalah dampak lockdown ketat yang diberlakukan pemerintah Vietnam beberapa waktu lalu. Kebijakan itu menyebabkan pabrik alas kaki negara itu menutup operasi.
"Pemerintah Vietnam berlakukan kebijakan karantina pekerja di dalam pabriknya. Ada kasur dan tenda sebagainya. Tapi masalahnya tidak semua pabrik bisa melakukan karantina seperti itu," katanya.
Industri sepatu nasional sendiri telah kedatangan beberapa pemain baru di industri. Saat yang sama pelaku eksisting menambah kapasitas produksi termasuk memperluas pabrikan.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Aprisindo Budiarto Tjandra mengatakan sejumlah pemain besar alas kaki dunia tengah melirik Indonesia sebagai tujuan relokasi pabrik.
"Kelihatan produsen-produsen mulai melirik Indonesia, sedang cari tanah, mau bangun pabrik. Ada big player sedang mau relokasi bisnisnya ke Indonesia," katanya.
"Sejak beberapa tahun terakhir Indonesia jadi prioritas. Hampir seluruh merek besar ingin berinvestasi di Indonesia. Sekarang ini ada dari Jepang, Amerika Serikat, dan Inggris yang sedang cari lahan di Jawa Tengah. Minimal tahun depan diharapkan mereka sudah masuk tahap bangun pabrik," ujar Eddy dalam live IDX Channel di Jakarta (7/12/2021).
Dia mengatakan Indonesia diminati investor asing karena beberapa faktor. Salah satunya adalah kualitas produksi sepatu Indonesia yang rapi dan stabil. Ini berbeda dengan tenaga kerja di China ataupun Vietnam.
"Memang satu orang di China dan Vietnam bisa menghasilkan tujuh pasang sepatu. Sementara Indonesia hanya 3-4 pasang. Walaupun produktivitas rendah, tapi jahitan kita rapi dan stabil. Ini diakui merek besar seperti Reebok," ujarnya.
Faktor lain adalah dampak lockdown ketat yang diberlakukan pemerintah Vietnam beberapa waktu lalu. Kebijakan itu menyebabkan pabrik alas kaki negara itu menutup operasi.
"Pemerintah Vietnam berlakukan kebijakan karantina pekerja di dalam pabriknya. Ada kasur dan tenda sebagainya. Tapi masalahnya tidak semua pabrik bisa melakukan karantina seperti itu," katanya.
Industri sepatu nasional sendiri telah kedatangan beberapa pemain baru di industri. Saat yang sama pelaku eksisting menambah kapasitas produksi termasuk memperluas pabrikan.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Aprisindo Budiarto Tjandra mengatakan sejumlah pemain besar alas kaki dunia tengah melirik Indonesia sebagai tujuan relokasi pabrik.
"Kelihatan produsen-produsen mulai melirik Indonesia, sedang cari tanah, mau bangun pabrik. Ada big player sedang mau relokasi bisnisnya ke Indonesia," katanya.
(uka)
tulis komentar anda