Deretan Gergasi Migas Asing yang Tak Betah di Indonesia
Jum'at, 10 Desember 2021 - 13:58 WIB
JAKARTA - Baru-baru ini, gergasi migas asal Amerika Serikat, ConocoPhilips Indonesia Holding Ltd, memutuskan untuk melepas asetnya di Blok Corridor, Sumatera Selatan, dan pindah ke Australia. Keputusan itu membuat investasi asing di sektor hulu migas semakin "sepi".
Hengkangnya ConocoPhilips menambah panjang daftar perusahaan migas asing yang akan dan meninggalkan Indonesia. Sebelumnya, sejumlah perusahaan asing juga disebut-sebut menempuh langkah serupa.
Mengutip berbagai sumber, Jumat (10/12/2021), selain ConocoPhilips, berikut sejumlah perusahaan migas asing yang akan dan telah melepas kepemilikan asetnya di Indonesia:
1. Royal Dutch Shell
Shell dilaporkan akan melepas 35% sahamnya di Blok Masela. Proyek senilai USD19,8 miliar ini ditargetkan memproduksi 1.600 MMSCFD gas dan 35.000 barel minyak per hari. VP Corporate Service Inpex Henry Banjarnahor mengatakan, peluang investasi di negara lain lebih menguntungkan secara ekonomi dibanding Indonesia.
2. Chevron Indonesia
Chevron juga mengakhiri kontraknya di Blok Rokan yang berakhir pada 8 Agustus 2021. Pengelolaan blok ini akhirnya dilanjutkan oleh Pertamina. Selain itu, perusahaan asing ini juga berencana hengkang dari proyek Indonesia Deep Water Development (IDD) di Kalimantan Timur.
3. Total
Total dilaporkan sudah menghentikan aktivitas operasinya di Blok Mahakam per 1 Januari 2018 lalu setelah dikelola selama 50 tahun. Kini, Pertamina mengambilalih kelola tersebut.
Hengkangnya ConocoPhilips menambah panjang daftar perusahaan migas asing yang akan dan meninggalkan Indonesia. Sebelumnya, sejumlah perusahaan asing juga disebut-sebut menempuh langkah serupa.
Mengutip berbagai sumber, Jumat (10/12/2021), selain ConocoPhilips, berikut sejumlah perusahaan migas asing yang akan dan telah melepas kepemilikan asetnya di Indonesia:
1. Royal Dutch Shell
Shell dilaporkan akan melepas 35% sahamnya di Blok Masela. Proyek senilai USD19,8 miliar ini ditargetkan memproduksi 1.600 MMSCFD gas dan 35.000 barel minyak per hari. VP Corporate Service Inpex Henry Banjarnahor mengatakan, peluang investasi di negara lain lebih menguntungkan secara ekonomi dibanding Indonesia.
2. Chevron Indonesia
Chevron juga mengakhiri kontraknya di Blok Rokan yang berakhir pada 8 Agustus 2021. Pengelolaan blok ini akhirnya dilanjutkan oleh Pertamina. Selain itu, perusahaan asing ini juga berencana hengkang dari proyek Indonesia Deep Water Development (IDD) di Kalimantan Timur.
3. Total
Total dilaporkan sudah menghentikan aktivitas operasinya di Blok Mahakam per 1 Januari 2018 lalu setelah dikelola selama 50 tahun. Kini, Pertamina mengambilalih kelola tersebut.
(uka)
tulis komentar anda