Tak Teken Perjanjian Rantai Pasok di G20, Erick Thohir Apresiasi Presiden Jokowi

Minggu, 12 Desember 2021 - 05:38 WIB
Sikap Presiden Jokowi yang menolak ekspor bahan baku pertambangan mendapat dukungan penuh dari para menteri. Foto/Ilustrasi
JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan apresiasinya kepada Presiden Joko Widodo yang menolak menandatangani persetujuan melepas rantai pasok (supply chain) sumber daya alam (SDA) untuk kepentingan negara lain. Sikap tegas Jokowi itu diperlihatkan dalam forum kerja sama multilateral, Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20, di Roma beberapa waktu lalu.

"Terima kasih kepada Presiden, beliau menolak dan kami menteri-menteri pun mendukung untuk menolak," ujar Erick Orasi Ilmiah bertajuk di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Sabtu (11/12/2021).





Menurutnya, di tengah tekanan rantai pasok global, negara-negara di dunia justru menyoroti Indonesia karena menyimpan berjuta SDA. Perkara inilah yang membuat negara-negara asing menekan Indonesia untuk melepas sumber daya yang dimiliki. Namun, permintaan itu tegas ditolak Jokowi.

Dari keterangan Erick Thohir, Covid-19 mempengaruhi keseimbangan rantai pasok global sehingga terdistrupsi. Sementara, Indonesia terus menjaga rantai pasok dalam negeri yang hanya diperuntukkan bagi kemajuan ekonomi nasional. "Karena ini bukan eranya lagi kita melepas SDA kita dipakai untuk pertumbuhan bangsa lain," tegas Erick.

Erick mencatat, alasan Presiden menolak menandatangani kesepakatan rantai pasok adalah karena Indonesia dituntut untuk mengirimkan bahan baku pertambangan sebanyak mungkin kepada negara lain.



Pemerintah memandang, ekspor bahan baku pertambangan hanya akan menumbuhkan ekonomi negara lain. Erick menegaskan, sikap pemerintah Jokowi adalah agar sumber daya alam dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk kepentingan ekonomi dalam negeri.

"Kita tidak anti-asing, tetapi sudah sewajarnya sumber daya alam kita dipakai untuk pertumbuhan ekonomi kita yang sebesar-besarnya. Market kita harus dipakai untuk pertumbuhan ekonomi bangsa kita sebesar-besarnya," jelasnya.
(fai)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More