Bukan Sekadar Tempat Jual Beli, Pasar Rakyat Juga Bisa Jadi Ruang Kreatif dan Edukatif
Senin, 13 Desember 2021 - 14:24 WIB
Pemandangan berbeda terlihat di Fresh Market Bintaro. Dari penataan dan bangunannya, terlihat pasar rakyat satu ini lebih modern, sehingga ragam kuliner yang tersaji di sini seperti Mie Bandung, Bakmi Polim, berbagai coffee shop, dan beragam minuman segar berasal dari kedai makanan yang terbilang lebih baru buka.
Melihat kekayaan kuliner ini, bukan hal yang aneh jika pasar kerap disebut sebagai jendela kuliner Indonesia.
2. Melihat dan belajar bersosialisasi
Kegiatan jual beli dan tawar-menawar di pasar rakyat menjadi pemandangan umum yang terjadi saban hari. Aktivitas ini menjadi salah satu cara untuk belajar bersosialisasi dan saling mengakrabkan diri. Tak jarang, di sela-sela pembeli mencari kebutuhan pokok, para pedagang akan mengajak mengobrol dengan berbagai topic terkini, dari seputar kenaikan harga, bahan baku masakan yang tengah langka, hingga memberikan ide menu masakan baru.
Bahkan, seringkali bagi pembeli yang sudah menjadi langganan, pedagang akan mengajaknya bersenda gurau. Oleh karena itu, pengalaman berbelanja di pasar rakyat akan terasa menyenangkan dengan dinamika yang berbeda-beda. Jadi, tak heran jika pasar juga bisa menjadi ruang terbuka untuk belajar bersosialisasi dan mendapatkan informasi terbaru tentang lingkungan sekitar.
Cara berinteraksi sesama pedagang pun kerap menjadi kegiatan menarik untuk disimak. Hal ini dikarenakan, para pedagang pasar kerap mengggunakan bahasa daerah setempat. Sehingga, kita juga bisa melatih dan mempelajari bahasa daerah tersebut. Bahkan, Anda juga bisa mempelajari bahasa daerah lainnya yang digunakan oleh para pedagang pasar yang merantau.
Seperti halnya yang terjadi di Pasar Muara Karang, Anda bisa sayup-sayup mendengar para pedagang menggunakan bahasa daerah Jawa, Sunda, Batak, dan Padang dengan dialek khasnya masing-masing. Bahkan, di Muara Karang, seringkali juga bisa mendengar Bahasa Mandarin di beberapa sudutnya.
Hal yang sama juga dapat ditemukan di Fresh Market Bintaro. Pasar yang memiliki lapak khusus ikan yang berada di area pendingin untuk menjaga kesegarannya ini, juga kental dengan nuansa ragam budaya dari bahasa yang mereka pergunakan. Suasana ini mengingatkan betapa kaya budaya dan tradisi di Indonesia.
Pada kedua pasar tadi, juga dapat terlihat bagaimana perkembangan zaman telah menjadi bagian dari keseharian para pedagang. Dari metode pembayarannya, para pedagang sudah menerapkan penggunaan QR Code, membuat transaksi dapat dilakukan secara cashless. Dengan begitu, belanja di pasar rakyat saat masa pandemi terasa menjadi lebih aman dan nyaman, karena dapat menghindari sentuhan melalui uang.
Melihat kekayaan kuliner ini, bukan hal yang aneh jika pasar kerap disebut sebagai jendela kuliner Indonesia.
2. Melihat dan belajar bersosialisasi
Kegiatan jual beli dan tawar-menawar di pasar rakyat menjadi pemandangan umum yang terjadi saban hari. Aktivitas ini menjadi salah satu cara untuk belajar bersosialisasi dan saling mengakrabkan diri. Tak jarang, di sela-sela pembeli mencari kebutuhan pokok, para pedagang akan mengajak mengobrol dengan berbagai topic terkini, dari seputar kenaikan harga, bahan baku masakan yang tengah langka, hingga memberikan ide menu masakan baru.
Bahkan, seringkali bagi pembeli yang sudah menjadi langganan, pedagang akan mengajaknya bersenda gurau. Oleh karena itu, pengalaman berbelanja di pasar rakyat akan terasa menyenangkan dengan dinamika yang berbeda-beda. Jadi, tak heran jika pasar juga bisa menjadi ruang terbuka untuk belajar bersosialisasi dan mendapatkan informasi terbaru tentang lingkungan sekitar.
Cara berinteraksi sesama pedagang pun kerap menjadi kegiatan menarik untuk disimak. Hal ini dikarenakan, para pedagang pasar kerap mengggunakan bahasa daerah setempat. Sehingga, kita juga bisa melatih dan mempelajari bahasa daerah tersebut. Bahkan, Anda juga bisa mempelajari bahasa daerah lainnya yang digunakan oleh para pedagang pasar yang merantau.
Seperti halnya yang terjadi di Pasar Muara Karang, Anda bisa sayup-sayup mendengar para pedagang menggunakan bahasa daerah Jawa, Sunda, Batak, dan Padang dengan dialek khasnya masing-masing. Bahkan, di Muara Karang, seringkali juga bisa mendengar Bahasa Mandarin di beberapa sudutnya.
Hal yang sama juga dapat ditemukan di Fresh Market Bintaro. Pasar yang memiliki lapak khusus ikan yang berada di area pendingin untuk menjaga kesegarannya ini, juga kental dengan nuansa ragam budaya dari bahasa yang mereka pergunakan. Suasana ini mengingatkan betapa kaya budaya dan tradisi di Indonesia.
Pada kedua pasar tadi, juga dapat terlihat bagaimana perkembangan zaman telah menjadi bagian dari keseharian para pedagang. Dari metode pembayarannya, para pedagang sudah menerapkan penggunaan QR Code, membuat transaksi dapat dilakukan secara cashless. Dengan begitu, belanja di pasar rakyat saat masa pandemi terasa menjadi lebih aman dan nyaman, karena dapat menghindari sentuhan melalui uang.
tulis komentar anda