Premi Asuransi Jiwa Tetap Tumbuh, Unit Link Masih Diminati Konsumen
Senin, 13 Desember 2021 - 18:00 WIB
Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) yang dilakukan OJK pada 2019 menunjukkan indeks literasi keuangan mencapai 38,03% dan indeks inklusi keuangan 76,19%. Angka tersebut meningkat dibandingkan dengan hasil survei OJK pada 2016. Selain itu, Kapler juga menyatakan bahwa kecakapan tenaga pemasar di masa lalu juga turut menjadi salah satu faktor. Saat ini, kecakapan tenaga pemasar sudah jauh lebih baik, begitu juga kesadaran masyarakat akan pentingnya membeli produk asuransi melalui tenaga pemasar yang bertanggung jawab dan committed.
Upaya edukasi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan asuransi juga turut diapresiasi. Menggandeng para ahli finansial, edukasi kerap dilakukan di ranah media sosial yang ampuh menarik perhatian masyarakat. Diharapkan, masyarakat dapat lebih paham akan produk-produk keuangan dan asuransi yang ditawarkan di luar sana.
Pekerjaan edukasi kepada masyarakat menurut Kapler adalah tugas pekerjaan rumah OJK yang harus terus menerus digalakkan, apalagi OJK memiliki bidang khusus edukasi dan perlindungan konsumen. Kapler juga menekankan perlunya dilakukan evaluasi menyeluruh atas kurikulum pendidikan tenaga pemasar asuransi agar ke depan semakin andal dan professional.
Direktur Hukum, Kepatuhan dan Risiko AIA Rista Qatrini Manurung mengatakan, terkait prosedur penjualan produk unit link mewajibkan tenaga pemasar untuk memasarkan produk sesuai kebutuhan nasabah (needs based selling) melalui NeedsLab. "Platform penjualan yang telah kami rancang, telah memastikan seluruh proses penjualan tenaga pemasar kami sesuai dengan ketentuan yang berlaku," kata dia.
Lebih lanjut Rista menambahkan, penjualan unit link memiliki banyak kontrol untuk memastikan bahwa nasabah memahami polis yang dibeli diantaranya melalui pre dan post closing penjualan, seperti adanya ilustrasi, rekaman penjualan (khusus penjualan yang dilakukan secara daring), welcome call, free look period, yaitu kurun waktu yang diberikan bagi nasabah untuk mempelajari polis, pengiriman ihtisar polis dan mystery shopping.
Presiden Direktur AXA Mandiri Handojo G. Kusuma mengatakan, setiap insan asuransi bertanggung jawab melakukan literasi asuransi bertujuan untuk meningkatkan kesadaran serta pemahaman akan pentingnya manfaat asuransi. "Pandemi tidak menyurutkan semangat kami untuk melakukan literasi. Diharapkan dengan semakin tinggi tingkat literasi asuransi, maka semakin banyak masyarakat yang akan memanfaatkan produk dan layanan jasa keuangan," kata dia.
Senada, AXA Mandiri dan Prudential menyadari pemahaman masyarakat terhadap industri asuransi masih menjadi tantangan tersendiri. Menyadari hal tersebut pihaknya memiliki tanggung jawab untuk terus menerus melaksanakan kegiatan literasi. Prudential Indonesia juga aktif mempublikasikan informasi tentang literasi asuransi, bahkan menggerakkan tenaga pemasarnya untuk melakukan hal yang sama.
Sementara itu, Chief Marketing and Communications Officer Prudential Indonesia Luskito Hambali menjelaskan, Prudential Indonesia sepenuhnya percaya pada peran tenaga pemasar sebagai garda terdepan perusahaan dalam mengedukasi masyarakat tentang asuransi. Oleh karena itu, pihaknya terus fokus mengembangkan profesionalisme dan kapabilitas para tenaga pemasar melalui berbagai program pelatihan yang mengutamakan kebutuhan nasabah, dan turut serta meningkatkan literasi asuransi serta memberikan pemahaman yang tepat akan jenis dan manfaat perlindungan asuransi jiwa kepada masyarakat.
"Kami pun aktif mempublikasikan beragam konten literasi asuransi melalui berbagai platform seperti media sosial dan webinar agar semakin banyak masyarakat yang menyadari pentingya peran asuransi untuk memberikan mereka peace of mind," kata dia.
Upaya edukasi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan asuransi juga turut diapresiasi. Menggandeng para ahli finansial, edukasi kerap dilakukan di ranah media sosial yang ampuh menarik perhatian masyarakat. Diharapkan, masyarakat dapat lebih paham akan produk-produk keuangan dan asuransi yang ditawarkan di luar sana.
Pekerjaan edukasi kepada masyarakat menurut Kapler adalah tugas pekerjaan rumah OJK yang harus terus menerus digalakkan, apalagi OJK memiliki bidang khusus edukasi dan perlindungan konsumen. Kapler juga menekankan perlunya dilakukan evaluasi menyeluruh atas kurikulum pendidikan tenaga pemasar asuransi agar ke depan semakin andal dan professional.
Direktur Hukum, Kepatuhan dan Risiko AIA Rista Qatrini Manurung mengatakan, terkait prosedur penjualan produk unit link mewajibkan tenaga pemasar untuk memasarkan produk sesuai kebutuhan nasabah (needs based selling) melalui NeedsLab. "Platform penjualan yang telah kami rancang, telah memastikan seluruh proses penjualan tenaga pemasar kami sesuai dengan ketentuan yang berlaku," kata dia.
Lebih lanjut Rista menambahkan, penjualan unit link memiliki banyak kontrol untuk memastikan bahwa nasabah memahami polis yang dibeli diantaranya melalui pre dan post closing penjualan, seperti adanya ilustrasi, rekaman penjualan (khusus penjualan yang dilakukan secara daring), welcome call, free look period, yaitu kurun waktu yang diberikan bagi nasabah untuk mempelajari polis, pengiriman ihtisar polis dan mystery shopping.
Presiden Direktur AXA Mandiri Handojo G. Kusuma mengatakan, setiap insan asuransi bertanggung jawab melakukan literasi asuransi bertujuan untuk meningkatkan kesadaran serta pemahaman akan pentingnya manfaat asuransi. "Pandemi tidak menyurutkan semangat kami untuk melakukan literasi. Diharapkan dengan semakin tinggi tingkat literasi asuransi, maka semakin banyak masyarakat yang akan memanfaatkan produk dan layanan jasa keuangan," kata dia.
Senada, AXA Mandiri dan Prudential menyadari pemahaman masyarakat terhadap industri asuransi masih menjadi tantangan tersendiri. Menyadari hal tersebut pihaknya memiliki tanggung jawab untuk terus menerus melaksanakan kegiatan literasi. Prudential Indonesia juga aktif mempublikasikan informasi tentang literasi asuransi, bahkan menggerakkan tenaga pemasarnya untuk melakukan hal yang sama.
Sementara itu, Chief Marketing and Communications Officer Prudential Indonesia Luskito Hambali menjelaskan, Prudential Indonesia sepenuhnya percaya pada peran tenaga pemasar sebagai garda terdepan perusahaan dalam mengedukasi masyarakat tentang asuransi. Oleh karena itu, pihaknya terus fokus mengembangkan profesionalisme dan kapabilitas para tenaga pemasar melalui berbagai program pelatihan yang mengutamakan kebutuhan nasabah, dan turut serta meningkatkan literasi asuransi serta memberikan pemahaman yang tepat akan jenis dan manfaat perlindungan asuransi jiwa kepada masyarakat.
"Kami pun aktif mempublikasikan beragam konten literasi asuransi melalui berbagai platform seperti media sosial dan webinar agar semakin banyak masyarakat yang menyadari pentingya peran asuransi untuk memberikan mereka peace of mind," kata dia.
tulis komentar anda