Petani Milenial Tangerang Budidayakan Hortikultura di Lahan 100 Hektare
Senin, 13 Desember 2021 - 20:16 WIB
JAKARTA - Petani milenial dituntut kreatif, pantang menyerah, komunikatif dan terus belajar untuk menjawab tantangan bisnis pangan di era digital. Hal inilah yang menjadi kunci sukses Suherman dalam membudidayakan tanaman hortikultura di lahan 100 hektare (ha). Dia bercocok tanam di lahan tersebut bersama 50 mitra petani di Kecamatan Sepatan Timur, Kabupaten Tangerang, Banten.
Kiprah Suherman yang didaulat Kementerian Pertanian (Kementan) sebagai Duta Petani Milenial/Duta Petani Andalan (DPM/DPA) sesuai target dan harapan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo. Dia menyatakan bahwa Kementan berkomitmen pada regenerasi petani, utamanya pengembangan petani milenial melalui DPM/DPA.
(Baca juga:Petani Milenial Belitung Kembangkan Pertanian Terintegrasi untuk Edukasi dan Pariwisata)
“Pengembangan sektor pertanian memerlukan strategi komprehensif dari hulu hingga hilir. Kementan berupaya meningkatkan kemampuan SDM pertanian, sehingga meningkatkan nilai produk pertanian,” kata Syahrul dalam keterangan tertulisnya, Senin (13/12/2021).
Menurut Mentan, pemanfaatan benih bermutu didukung pengemasan yang baik adalah syarat produk pertanian berdaya saing dan memiliki nilai tambah. Pasalnya, tantangan daya saing tergolong kompleks dan tidak bisa dikerjakan secara parsial, sehingga harus diselesaikan bersama dari awal sampai akhir dan berkelanjutan.
“Tantangan utamanya adalah inkonsistensi mutu produk dan suplai, harga produk mahal imbas dari biaya logistik dan produksi, hasil panen belum sesuai tuntutan pasar, minimnya akses pemasaran dan pemanfaatan teknologi serta kualitas SDM pertanian,” kata Mentan.
(Baca juga:Presiden Jokowi Ajak Petani Milenial Pakai Mesin Tanam Padi)
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menambahkan untuk menghadapi tantangan tersebut, Kementan terus berupaya meningkatkan daya saing, utamanya dengan meningkatkan kualitas SDM pertanian.
“Peningkatan kualitas melalui pendidikan, pelatihan, vokasi, magang di luar negeri, program Penumbuhan Wirausaha Muda Pertanian (PWMP), program YESS, Kostratani serta DPM/DPA,” katanya.
Kiprah Suherman yang didaulat Kementerian Pertanian (Kementan) sebagai Duta Petani Milenial/Duta Petani Andalan (DPM/DPA) sesuai target dan harapan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo. Dia menyatakan bahwa Kementan berkomitmen pada regenerasi petani, utamanya pengembangan petani milenial melalui DPM/DPA.
(Baca juga:Petani Milenial Belitung Kembangkan Pertanian Terintegrasi untuk Edukasi dan Pariwisata)
“Pengembangan sektor pertanian memerlukan strategi komprehensif dari hulu hingga hilir. Kementan berupaya meningkatkan kemampuan SDM pertanian, sehingga meningkatkan nilai produk pertanian,” kata Syahrul dalam keterangan tertulisnya, Senin (13/12/2021).
Menurut Mentan, pemanfaatan benih bermutu didukung pengemasan yang baik adalah syarat produk pertanian berdaya saing dan memiliki nilai tambah. Pasalnya, tantangan daya saing tergolong kompleks dan tidak bisa dikerjakan secara parsial, sehingga harus diselesaikan bersama dari awal sampai akhir dan berkelanjutan.
“Tantangan utamanya adalah inkonsistensi mutu produk dan suplai, harga produk mahal imbas dari biaya logistik dan produksi, hasil panen belum sesuai tuntutan pasar, minimnya akses pemasaran dan pemanfaatan teknologi serta kualitas SDM pertanian,” kata Mentan.
(Baca juga:Presiden Jokowi Ajak Petani Milenial Pakai Mesin Tanam Padi)
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menambahkan untuk menghadapi tantangan tersebut, Kementan terus berupaya meningkatkan daya saing, utamanya dengan meningkatkan kualitas SDM pertanian.
“Peningkatan kualitas melalui pendidikan, pelatihan, vokasi, magang di luar negeri, program Penumbuhan Wirausaha Muda Pertanian (PWMP), program YESS, Kostratani serta DPM/DPA,” katanya.
tulis komentar anda