Stunting Bisa Picu Kerugian Ekonomi 3% per Tahun dari PDB
Selasa, 14 Desember 2021 - 12:40 WIB
JAKARTA - Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin mengatakan bahwa investasi di sektor gizi diperlukan untuk mempercepat penurunan angka stunting yang masih di atas 27%. Mangingat stunting berdampak terhadap penurunan produk domestik bruto (PDB).
"Kita harus berinvestasi dan intervensi gizi sejak sekarang. Investasi ini adalah kunci yang akan membentuk masa depan bangsa kita," kata dia saat membuka Forum Nasional Stunting 2021, Selasa (14/12/2021).
Dia mengatakan bahwa setiap USD1 yang diinvestasikan pada program gizi dapat menghasilkan keuntungan berpuluh kali lipat. Berdasarkan laporan Bank Dunia, stunting bisa menyebabkan kerugian 3% Produk Domestik Bruto (PDB) sebuah negara.
Maruf menekankan bahwa percepatan penurunan stunting memerlukan komitmen yang kuat dari semua pihak. Tidak hanya komitmen di tingkat pusat, upaya advokasi komitmen pemerintah daerah juga harus optimal.
"Hingga tahun 2021, seluruh bupati dan wali kota dari 514 kabupaten/kota telah menandatangani komitmen bersama untuk melakukan percepatan penurunan stunting di daerah. Komitmen tersebut harus tetap dijaga dan betul-betul dibuktikan pelaksanaan di daerah," tuturnya.
Tidak hanya itu, kolaborasi berbagai pihak menjadi kunci untuk memastikan konvergensi antar program penurunan stunting hingga ke tingkat desa/kelurahan. Menurutnya, upaya tersebut tidak bisa hanya dilakukan oleh satu lembaga saja, atau hanya dari unsur pemerintah pusat saja.
"Upaya penurunan stunting membutuhkan keterlibatan semua pihak, termasuk pemerintah daerah dan desa/kelurahan, akademisi, media, swasta, lembaga swadaya masyarakat, dan mitra pembangunan," jelasnya.
"Kita harus berinvestasi dan intervensi gizi sejak sekarang. Investasi ini adalah kunci yang akan membentuk masa depan bangsa kita," kata dia saat membuka Forum Nasional Stunting 2021, Selasa (14/12/2021).
Dia mengatakan bahwa setiap USD1 yang diinvestasikan pada program gizi dapat menghasilkan keuntungan berpuluh kali lipat. Berdasarkan laporan Bank Dunia, stunting bisa menyebabkan kerugian 3% Produk Domestik Bruto (PDB) sebuah negara.
Maruf menekankan bahwa percepatan penurunan stunting memerlukan komitmen yang kuat dari semua pihak. Tidak hanya komitmen di tingkat pusat, upaya advokasi komitmen pemerintah daerah juga harus optimal.
"Hingga tahun 2021, seluruh bupati dan wali kota dari 514 kabupaten/kota telah menandatangani komitmen bersama untuk melakukan percepatan penurunan stunting di daerah. Komitmen tersebut harus tetap dijaga dan betul-betul dibuktikan pelaksanaan di daerah," tuturnya.
Tidak hanya itu, kolaborasi berbagai pihak menjadi kunci untuk memastikan konvergensi antar program penurunan stunting hingga ke tingkat desa/kelurahan. Menurutnya, upaya tersebut tidak bisa hanya dilakukan oleh satu lembaga saja, atau hanya dari unsur pemerintah pusat saja.
"Upaya penurunan stunting membutuhkan keterlibatan semua pihak, termasuk pemerintah daerah dan desa/kelurahan, akademisi, media, swasta, lembaga swadaya masyarakat, dan mitra pembangunan," jelasnya.
(nng)
tulis komentar anda