Luhut: Perkembangan Omicron Kunci Pemulihan Ekonomi di 2022
Senin, 20 Desember 2021 - 08:45 WIB
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, ada ketakutan baru atas munculnya Covid-19 varian Omicron yang membuat setiap negara di dunia waspada termasuk Indonesia.
Menurut dia, perkembangan Omicron di Indonesia berpotensi akan menjadi kunci pemulihan ekonomi pada tahun 2022. “Perkembangan varian Omicron akan menjadi kunci pemulihan ekonomi pada 2022. Sebab, jika virus ini mengakibatkan rawat inap yang signifikan dan vaksin kehilangan potensinya, pemulihannya akan lebih lambat dari yang diharapkan,” kata Luhut dalam keterangan resmi yang diterima MPI, Senin (20/12/2021).
Omicron berpotensi lebih menular dan memiliki karakteristik kekebalan lolos dari vaksinasi, namun untuk gejalanya cukup ringan hingga sedang. “Namun ada pola historis virus berevolusi menjadi lebih jinak seiring waktu. Oleh karena itu, jika Covid-19 menjadi lebih menular, itu diprediksi akan menghasilkan gejala yang minimal. Jika ini terjadi, kita dapat mengharapkan pemulihan yang lebih cepat dan seperti kita dapat hidup berdampingan dengan virus dengan lebih aman,” ujarnya.
Di sisi lain, Luhut menyebut munculnya Covid-19 telah mengajarkan pentingnya reformasi sistem kesehatan. “Dengan melihat kurangnya kapasitas rumah sakit, farmasi, alat kesehatan, dan tenaga kesehatan yang tersedia yang dapat dikerahkan ketika gelombang Delta terjadi,” pungkasnya.
Menurut dia, perkembangan Omicron di Indonesia berpotensi akan menjadi kunci pemulihan ekonomi pada tahun 2022. “Perkembangan varian Omicron akan menjadi kunci pemulihan ekonomi pada 2022. Sebab, jika virus ini mengakibatkan rawat inap yang signifikan dan vaksin kehilangan potensinya, pemulihannya akan lebih lambat dari yang diharapkan,” kata Luhut dalam keterangan resmi yang diterima MPI, Senin (20/12/2021).
Omicron berpotensi lebih menular dan memiliki karakteristik kekebalan lolos dari vaksinasi, namun untuk gejalanya cukup ringan hingga sedang. “Namun ada pola historis virus berevolusi menjadi lebih jinak seiring waktu. Oleh karena itu, jika Covid-19 menjadi lebih menular, itu diprediksi akan menghasilkan gejala yang minimal. Jika ini terjadi, kita dapat mengharapkan pemulihan yang lebih cepat dan seperti kita dapat hidup berdampingan dengan virus dengan lebih aman,” ujarnya.
Di sisi lain, Luhut menyebut munculnya Covid-19 telah mengajarkan pentingnya reformasi sistem kesehatan. “Dengan melihat kurangnya kapasitas rumah sakit, farmasi, alat kesehatan, dan tenaga kesehatan yang tersedia yang dapat dikerahkan ketika gelombang Delta terjadi,” pungkasnya.
(ind)
tulis komentar anda