Jika PKPU Selesai, Bos Garuda Indonesia Optimistis Tahun Depan Bisa Recovery
Senin, 20 Desember 2021 - 14:00 WIB
Secara agregat, utang Garuda Indonesia mencapai USD9,8 miliar atau setara Rp139 triliun. Adapun rinciannya, utang kepada lessor atau perusahaan penyewa pesawat sebesar USD6.351 juta atau setara Rp90,2 triliun.
Kemudian, komposisi utang terbesar kedua adalah bank yakni USD967 juta atau setara Rp13,8 triliun. Adapun persentasenya mencapai 10 persen dari total utang. Lalu, OWK, Sukuk, KIK EBA sebesar USD 630 juta atau setara Rp9 triliun. Diikuti, utang vendor BUMN sebesar USD 595 juta atau setara Rp8,4 triliun, dengan persentase 6 persen dari total utang.
Kemudian, utang vendor swasta dengan nilai USD 317 juta atau Rp4,5 triliun. Adapun persentasenya mencapai 3 persen dari komponen utang perusahaan. Selanjutnya, liabilitas lainnya senilai USD751 juta atau Rp10,7 triliun, dengan persentase 8 persen dari total utang.
Baca Juga
Kemudian, komposisi utang terbesar kedua adalah bank yakni USD967 juta atau setara Rp13,8 triliun. Adapun persentasenya mencapai 10 persen dari total utang. Lalu, OWK, Sukuk, KIK EBA sebesar USD 630 juta atau setara Rp9 triliun. Diikuti, utang vendor BUMN sebesar USD 595 juta atau setara Rp8,4 triliun, dengan persentase 6 persen dari total utang.
Kemudian, utang vendor swasta dengan nilai USD 317 juta atau Rp4,5 triliun. Adapun persentasenya mencapai 3 persen dari komponen utang perusahaan. Selanjutnya, liabilitas lainnya senilai USD751 juta atau Rp10,7 triliun, dengan persentase 8 persen dari total utang.
(nng)
tulis komentar anda