Menko Luhut Sebut Ada 10 Investor Asal China Siap Bangun Industri Hijau di Kaltara
Selasa, 21 Desember 2021 - 15:31 WIB
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan saat ini sudah ada 10 investor besar asal China yang siap membangun kawasan industri hijau di wilayah Bulungan, Kalimantan Utara. Mereka adalah investor yang sudah memiliki rekam jejak yang baik.
"Ada 10 investor besar dari Tiongkok yang bersama kita hari ini. Mereka adalah investor yang telah terbukti dan memiliki track record investor yang sangat baik," ujar Menko Luhut dalam sambutannya saat groundbreaking Kawasan Industri Hijau Indonesia, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara, Selasa (21/12/2021).
Para investor tersebut menurutnya adalah investor yang juga menanamkan modalnya untuk investasi nikel di Indonesia pada beberapa tahun kebelakang.
Menko Luhut mengaku sudah mengunjungi beberapa negara di Amerika Serikat, Eropa, Uni Emirat Arab (UEA), sampai China untuk menawarkan peluang investasi di kawasan industri hijau di Kaltara.
Investor-investor tersebut nantinya akan membangun industri terlebih dahulu, dilanjutkan dengan membangun solar panel, termasuk membangun PLTU yang akan di gunakan 10 sampai 15 tahun ke depan.
"Saya kira Industri yang kita kembangkan ini cukup diminati oleh negara-negara Eropa tahun-tahun ke depan," lanjutnya.
Menurutnya pembangunan industri hijau di kawasan tersebut memerlukan biaya yang tidak sedikit, namun memiliki potensi sumberdaya yang melimpah untuk diolah.
Misalnya untuk pembangunan PLTA (pembangkit listrik tenaga air) diperkirakan Luhut menelan biaya hingga USD10 miliar sampai USD12 miliar. Selain itu untuk pengembangan pelabuhan biayanya bisa mencapai USD1 miliar.
"Belum lagi untuk pelabuhan yang menjorok ke tengah laut karena kedalaman yang dangkal di sisi pantai yang juga membutuhkan biaya yang tidak sedikit, paling tidak hampir USD1 miliar untuk pengembangan pelabuhan saja," pungkas Luhut.
"Ada 10 investor besar dari Tiongkok yang bersama kita hari ini. Mereka adalah investor yang telah terbukti dan memiliki track record investor yang sangat baik," ujar Menko Luhut dalam sambutannya saat groundbreaking Kawasan Industri Hijau Indonesia, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara, Selasa (21/12/2021).
Para investor tersebut menurutnya adalah investor yang juga menanamkan modalnya untuk investasi nikel di Indonesia pada beberapa tahun kebelakang.
Menko Luhut mengaku sudah mengunjungi beberapa negara di Amerika Serikat, Eropa, Uni Emirat Arab (UEA), sampai China untuk menawarkan peluang investasi di kawasan industri hijau di Kaltara.
Investor-investor tersebut nantinya akan membangun industri terlebih dahulu, dilanjutkan dengan membangun solar panel, termasuk membangun PLTU yang akan di gunakan 10 sampai 15 tahun ke depan.
"Saya kira Industri yang kita kembangkan ini cukup diminati oleh negara-negara Eropa tahun-tahun ke depan," lanjutnya.
Menurutnya pembangunan industri hijau di kawasan tersebut memerlukan biaya yang tidak sedikit, namun memiliki potensi sumberdaya yang melimpah untuk diolah.
Misalnya untuk pembangunan PLTA (pembangkit listrik tenaga air) diperkirakan Luhut menelan biaya hingga USD10 miliar sampai USD12 miliar. Selain itu untuk pengembangan pelabuhan biayanya bisa mencapai USD1 miliar.
"Belum lagi untuk pelabuhan yang menjorok ke tengah laut karena kedalaman yang dangkal di sisi pantai yang juga membutuhkan biaya yang tidak sedikit, paling tidak hampir USD1 miliar untuk pengembangan pelabuhan saja," pungkas Luhut.
(uka)
tulis komentar anda