Gubernur BI Tegaskan Jakarta Jadi Kunci Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Jum'at, 24 Desember 2021 - 14:23 WIB
Pertumbuhan ekonomi Jakarta menentukan pertumbuhan ekonomi nasional. Foto/Yulianto/SINDOnews
JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia ( BI ) Perry Warjiyo sangat optimistis bahwa ekonomi Indonesia tumbuh positif pada 2022. DKI Jakarta, sebut dia, memegang peran penting sebagai kunci pertumbuhan ekonomi nasional.

"DKI Jakarta berkontribusi sangat besar terhadap ekonomi nasional. Soal kebangkitan ekonomi pasca-terdampak pandemi ini, langkah penting untuk mengatasi masalah kesehatan juga dilakukan di DKI Jakarta," ujar Perry dalam webinar ISEI di Jakarta, Jumat (24/12/2021).



Dia mengatakan, jika Jakarta tumbuh, maka Indonesia pun tumbuh. Itu sebabnya, langkah pemulihan ekonomi dan penanganan pandemi di Jakarta menjadi penting.



"Perlunya untuk segera dan perkuat herd immunity dan vaksin booster. Ini penting, agar terjadi imunitas massal dan bisa buka sektor ekonomi. Itu kunci sebagai prasyarat pertumbuhan ekonomi,” tambah Perry.

Selain mengatasi masalah kesehatan, sambung dia, penting untuk Jakarta memperkuat sektor manufaktur, yang merupakan sumber pertumbuhan ekonomi tinggi.

"Kemudian, aspek yang berkaitan dengan digitalisasi itu penting, inklusif juga penting. Jakarta besar, tapi pertumbuhan ekonomi Jakarta perlu inklusi, misalnya di Tanah Abang ini juga jadi harus inklusi dan gimana hijaukan (ekonomi) Jakarta,” jelas Perry.

Dia menyebutkan, DKI Jakarta sebagai pusat ekonomi dan keuangan Indonesia memiliki peran penting. Melihat konsumsi rumah tangga Jakarta yang tinggi dalam memengaruhi output secara nasional.

"DKI Jakarta juga memiliki kontribusi terhadap 21% besaran konsumsi rumah tangga di Pulau Jawa. Diikuti Balinusra 7%, Kalimantan 6%, Sumatera 5%, dan Sulampua 4%," terangnya.



Di sektor keuangan, DKI jakarta juga memegang peranan penting, karena outstanding kredit di DKI Jakarta mencapai 29% dari kredit nasional. Simpanan masyarakat DKI Jakarta mencapai 49% dari total simpanan nasional.

"Sementara itu, di sisi sistem pembayaran, khususnya non-tunai, dari total nilai transaksi Rp7,361 triliun, 40% bersumber dari transaksi di DKI Jakarta," pungkas Perry.
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More