Erick Thohir Mau Pangkas BUMN hingga Tinggal 70 Perusahaan

Selasa, 09 Juni 2020 - 16:31 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir berencana memangkas jumlah BUMN menjadi hanya 70 perusahaan saja. Foto/Ilustrasi
JAKARTA - Aksi beres-beres BUMN terus dilakukan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir . Saat ini, Kementerian BUMN telah memangkas jumlah BUMN, dari 142 perusahaan, menjadi 107 perusahaan.

Namun, tampaknya penyusutan sebanyak 35 BUMN belum cukup. Erick menyebutkan, Kementerian BUMN bisa menekan lagi jumlah BUMN hingga tinggal 70 perusahaan saja.

"Bahkan kalau bisa jumlah BUMN bisa kita turunkan lagi jadi 70 dalam beberapa tahun ke depan," kata Erick dalam rapat kerja bersama Komisi VI DPR RI, dari Jakarta, Selasa (9/6/2020).



Sejalan dengan penurunan jumlah BUMN tersebut, Kementerian BUMN juga telah menyelesaikan penyusunan klusterisasi BUMN. Klusterisasi tersebut disusun berdasarkan value chain core business BUMN.

"Total klusterisasi saat ini berjumlah 12 kluster, dari semula 27 kluster. Masing-masing Wakil Menteri akan memegang 6 kluster," tutur Erick.

(Baca Juga: Bubarkan BUMN 'Hantu', Menteri Erick Thohir Tunggu Restu Jokowi)

Dia menjelaskan, dalam klusterisasi BUMN, Wakil Menteri I BUMN Budi Gunadi Sadikin akan membawahi 6 kluster yang terdiri dari migas dan energi, minerba, perkebunan dan kehutanan, pupuk dan pangan, farmasi dan kesehatan, serta pertahanan, manufaktur dan industri lainnya. Erick pun melakukan beberapa penyesuaian dengan kluster baru ini.

"Saya pindahkan kluster dari Pak Wamen II perkebunan dan kehutanan ke Pak Wamen I, karena memang perkebunan, kehutanan, pupuk dan pangan bisa jadi sinergi yang kuat," ujar Erick.

(Baca Juga: Erick Thohir Pangkas Belanja Operasional BUMN)

Sementara itu, Wakil Menteri II BUMN Kartika Wirjoatmodjo juga menangani enam kluster BUMN. Enam kluster tersebut terdiri atas jasa keuangan, jasa asuransi dan dana pensiun, telekomunikasi dan media, pembangunan dan infrastruktur, pariwisata, logistik, dan lainnya, serta sarana dan prasarana perhubungan.

"Karena suka tidak suka perbankan dan asuransi saat ini sangat erat hubungannya dengan digitalisasi," katanya.
(fjo)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More