Subsidi BBM Jadi Opsi Minimalisasi Gejolak Ekonomi
Senin, 27 Desember 2021 - 07:42 WIB
Artinya, kata dia, negara mesti melakukan intervensi untuk meminimalisasi potensi gejolak yang akan terjadi. Sebab, kunci utama dalam rencana emisi nol karbon tersebut ada di masyarakat.
“Bisa tidak Pertamax disubsidi? Kan seperti itu. Yang harganya minimal Pertalite atau Premium. Kemudian harus tegas juga yang mobil mewah janganlah,” pungkasnya.
Senior Supervisor Communication & Relation Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi, Taufiq Kurniawan mengungkapkan, memang ada rencana transisi energi menuju emisi nol karbon. Salah satu upaya yang dilakukan yakni dengan mendorong penggunaan BBM berkualitas.
Hanya saja, sejauh ini belum ada instruksi resmi untuk penghapusan BBM murah tersebut. Sejauh ini, Pertamina masih melakukan penyaluran BBM sesuai dengan instruksi yang sudah ada sebelumnya.
“Selama ini Pertamina masih menyalurkan bahan bakar sesuai dengan yang diinstruksikan oleh pemerintah. Intinya kita siap menyalurkan apapun penugasan dari pemerintah,” ujar dia kepada SINDOnews, Minggu (26/12/2021).
Kendati demikian, Taufiq mengungkapkan masyarakat saat ini sudah mulai terbiasa dengan BBM berkualitas. Buktinya, khusus di Sulawesi sudah 85 persen menggunakan BBM jenis Pertalite. Sisanya adalah Pertamax dan Premium.
Di Makassar misalnya, masih ada enam SPBU yang sebelumnya menjual Premium. Namun secara perlahan, kata Taufiq, masyarakat sudah beralih menggunakan Pertalite. Makanya tidak ada lagi distribusi Premium saat ini.
“Yang enam SPBU sudah tidak ada sejak November. Sudah tidak ada lagi Premium di Makassar, karena masyarakat Makassar sudah terbiasa,” ucapnya.
Berkaca dari kondisi tersebut, Pertamina menilai masyarakat sudah mulai menerima penggunaan BBM berkualitas. Tidak lagi bergantung dengan BBM jenis Premium yang nilai RON-nya jauh dari spesifikasi kendaraan saat ini.
“Bisa tidak Pertamax disubsidi? Kan seperti itu. Yang harganya minimal Pertalite atau Premium. Kemudian harus tegas juga yang mobil mewah janganlah,” pungkasnya.
Senior Supervisor Communication & Relation Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi, Taufiq Kurniawan mengungkapkan, memang ada rencana transisi energi menuju emisi nol karbon. Salah satu upaya yang dilakukan yakni dengan mendorong penggunaan BBM berkualitas.
Hanya saja, sejauh ini belum ada instruksi resmi untuk penghapusan BBM murah tersebut. Sejauh ini, Pertamina masih melakukan penyaluran BBM sesuai dengan instruksi yang sudah ada sebelumnya.
“Selama ini Pertamina masih menyalurkan bahan bakar sesuai dengan yang diinstruksikan oleh pemerintah. Intinya kita siap menyalurkan apapun penugasan dari pemerintah,” ujar dia kepada SINDOnews, Minggu (26/12/2021).
Kendati demikian, Taufiq mengungkapkan masyarakat saat ini sudah mulai terbiasa dengan BBM berkualitas. Buktinya, khusus di Sulawesi sudah 85 persen menggunakan BBM jenis Pertalite. Sisanya adalah Pertamax dan Premium.
Di Makassar misalnya, masih ada enam SPBU yang sebelumnya menjual Premium. Namun secara perlahan, kata Taufiq, masyarakat sudah beralih menggunakan Pertalite. Makanya tidak ada lagi distribusi Premium saat ini.
“Yang enam SPBU sudah tidak ada sejak November. Sudah tidak ada lagi Premium di Makassar, karena masyarakat Makassar sudah terbiasa,” ucapnya.
Berkaca dari kondisi tersebut, Pertamina menilai masyarakat sudah mulai menerima penggunaan BBM berkualitas. Tidak lagi bergantung dengan BBM jenis Premium yang nilai RON-nya jauh dari spesifikasi kendaraan saat ini.
tulis komentar anda