Dorong Pemulihan Ekonomi, Kominfo Fokus Kembangkan SDM Digital
Kamis, 30 Desember 2021 - 02:23 WIB
JAKARTA - Juru Bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika ( Kemenkominfo ) Dedy Permadi mengatakan upaya pemulihan pascapandemi terus dilakukan pemerintah, termasuk mengembangkan kualitas Sumber Daya Menusia (SDM) yang mumpuni, terutama di era digital saat ini.
Masyarakat yang cakap digital dan berbudaya, akan dapat menentukan bagaimana mengoptimalkan dan menuai manfaat dari percepatan transformasi digital nasional yang ada. “Indonesia memiliki potensi SDM digital atau talenta digital yang besar, yaitu 212,35 juta pengguna internet atau 76,8% dari total populasi Indonesia,” ungkap Dedy dalam Siaran Pers dari Media Center Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) – KPCPEN, Rabu (29/12/2021).
(Baca juga:Kemenkominfo Sebut Jaringan Telekomunikasi Pascagempa NTT Tak Bermasalah)
Dalam kondisi yang wajar tanpa adanya intervensi kebijakan strategis, kata Dedy, potensi talenta digital Indonesia tersebut diproyeksikan dapat berkontribusi sebesar Rp1.965 triliun terhadap nilai PDB Indonesia di 2030. Namun apabila potensi tersebut didorong melalui akselerasi peningkatan kualitas dan kuantitas digital secara komprehensif, maka diprediksi dapat meningkat menjadi Rp4.434 triliun atau 2,2 kali lipat lebih besar.
Karena itu, ujar Dedy, Kominfo membangun program pengembangan SDM atau talenta di bidang digital yang mencakup tingkat kecapakan dasar, menengah dan lanjutan. “Untuk memenuhi kebutuhan setidaknya 9 talenta digital dalam 15 tahun,” imbuhnya.
Pada tingkat dasar, Gerakan Nasional Literasi Digital Kominfo memberikan beragam pelatihan kecakapan digital tingkat dasar bagi masyarakat umum, dengan 4 pilar utama yaitu kecakapan digital (digital skills), etika digital (digital ethics), budaya digital (digital culture), dan keamanan digital (digital safety).
(Baca juga:Kemenkominfo Temukan 1,57 Juta Konten Negatif Berseliweran di Internet)
“Melalui program ini, masyarakat diharapkan memiliki kemampuan yang memadai agar dapat makin bijak dalam berinteraksi dan beraktivitas di ruang digital, sekaligus menavigasikan diri dengan baik di tengah disrupsi informasi,” papar Dedy.
Menjelang akhir 2021, program ini telah menjangkau 12,3 juta peserta atau 98,87% dari target tahun 2021 di seluruh Indonesia. Kemudian pada 2022, akan menyasar 5,5 juta masyarakat dengan peserta dari kelompok yang lebih spesifik.
Masyarakat yang cakap digital dan berbudaya, akan dapat menentukan bagaimana mengoptimalkan dan menuai manfaat dari percepatan transformasi digital nasional yang ada. “Indonesia memiliki potensi SDM digital atau talenta digital yang besar, yaitu 212,35 juta pengguna internet atau 76,8% dari total populasi Indonesia,” ungkap Dedy dalam Siaran Pers dari Media Center Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) – KPCPEN, Rabu (29/12/2021).
(Baca juga:Kemenkominfo Sebut Jaringan Telekomunikasi Pascagempa NTT Tak Bermasalah)
Dalam kondisi yang wajar tanpa adanya intervensi kebijakan strategis, kata Dedy, potensi talenta digital Indonesia tersebut diproyeksikan dapat berkontribusi sebesar Rp1.965 triliun terhadap nilai PDB Indonesia di 2030. Namun apabila potensi tersebut didorong melalui akselerasi peningkatan kualitas dan kuantitas digital secara komprehensif, maka diprediksi dapat meningkat menjadi Rp4.434 triliun atau 2,2 kali lipat lebih besar.
Karena itu, ujar Dedy, Kominfo membangun program pengembangan SDM atau talenta di bidang digital yang mencakup tingkat kecapakan dasar, menengah dan lanjutan. “Untuk memenuhi kebutuhan setidaknya 9 talenta digital dalam 15 tahun,” imbuhnya.
Pada tingkat dasar, Gerakan Nasional Literasi Digital Kominfo memberikan beragam pelatihan kecakapan digital tingkat dasar bagi masyarakat umum, dengan 4 pilar utama yaitu kecakapan digital (digital skills), etika digital (digital ethics), budaya digital (digital culture), dan keamanan digital (digital safety).
(Baca juga:Kemenkominfo Temukan 1,57 Juta Konten Negatif Berseliweran di Internet)
“Melalui program ini, masyarakat diharapkan memiliki kemampuan yang memadai agar dapat makin bijak dalam berinteraksi dan beraktivitas di ruang digital, sekaligus menavigasikan diri dengan baik di tengah disrupsi informasi,” papar Dedy.
Menjelang akhir 2021, program ini telah menjangkau 12,3 juta peserta atau 98,87% dari target tahun 2021 di seluruh Indonesia. Kemudian pada 2022, akan menyasar 5,5 juta masyarakat dengan peserta dari kelompok yang lebih spesifik.
tulis komentar anda