OJK Beberkan Fokus Pengembangan Pasar Modal di 2022

Senin, 03 Januari 2022 - 11:18 WIB
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso membeberkan, ada sejumlah fokus yang harus dikembangkan lagi agar tidak berpuas diri dengan pencapaian pasar modal yang sudah ada. Foto/Dok
JAKARTA - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso mengatakan, pencapaian pasar modal di 2021 diluar dugaan seperti yang terlihat dari Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) di level 6.581,48. Dimana terang Wimboh, artinya artinya jika investasi, returnnya sudah 10,08% yang terbesar di Asia.



Namun, Wimboh membeberkan saat pembukaan pertama perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) di tahun baru 2002, ada sejumlah fokus yang harus dikembangkan lagi agar tidak berpuas diri dengan pencapaian pasar modal yang sudah ada.

"Untuk itu kita punya beberapa kebijakan prioritas 2022, yang pertama kita harus mempersiapkan operasionalisasi infrastruktur bursa karbon, ini jadi prioritas kita. Tentunya legalitas akan kami siapkan dan akan mengembangkan indeks ESG leaders," katanya dalam Peresmian Pembukaan Perdagangan BEI Tahun 2022, Senin (3/1/2022).

Kemudian yang kedua, Wimboh menekankan bahwa pasar modal harus memperluas basis emiten yang di antaranya bagaimana melalui sekuritisasi dan pembiayaan proyek strategis. Dimana pembiayaannya cukup besar yang diperlukan sampai 2024 yaitu Rp6.445 triliun.



OJK juga tetap mengakomodasi emiten berbasis teknologi diantaranya telah mengeluarkan POJK akhir tahun lalu tentang multiple voting share dan pengembangan berbasis emiten ini dengan edukasi.

"Perluasan UMKM terus kami lakukan. Keempat derivatif pasar akan kami juga kembangkan, dan juga kita akan menyelesaikan counterparty kliring pada 2022, kebijakan itu tidak akan efektif apabila tidak ada sinergi pemangku kepentingan sehingga kami mengundang untuk kita bersama-sama mendukung itu," jelasnya.



Perlu diketahui, pencapaian diluar dugaan juga terjadi pada pertumbuhan investor pasar modal yang sudah naik, di 2020 hanya 3,8 juta namun sekarang sudah 7,5 juta di 2021. "Menunjukkan bahwa banyak investor terutama investor ritel dan ini bahwa milenial yang tadinya banyak konsumsi jadi banyak nabung terutama di saham dan juga di tabungan," katanya.

Penghimpunan dana pasar modal juga luar biasa mencapai Rp363,3 triliun dari 194 emiten yang bersumber dari sektor teknologi dan keuangan.

"Ini adalah engine growth kita ke depan, disamping itu ini jauh lebih tinggi dibanding tahun 2020 yang hanya Rp118 triliun bahkan ini sejarah di pasar modal ini lebih tinggi dari kredit di 2021 yang hanya Rp228 triliun, mudah-mudahan ini tanda yang bagus untuk investasi kedepan," kata Wimboh.
(akr)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More