Krisis Batu Bara PLN, Erick Thohir: Kalau Sampai Listrik Mati, Bahaya
Jum'at, 07 Januari 2022 - 10:39 WIB
JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir mengaku khawatir saat terjadinya defisit pasokan batu bara pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) milik PT PLN (Persero). Pasalnya, krisis energi primer itu berdampak pada distribusi listrik secara nasional.
Dia mengingatkan, pasokan listrik merupakan kontributor terbesar atas pertumbuhan makro ekonomi Indonesia. Lantaran, operasional semua sektor industri dalam negeri bergantung pada suplai listrik yang diberikan PLN. Erick menilai sangat membahayakan bila terjadi pemadaman akibat kelangkaan batu bara.
"Karena itu Bapak Presiden (Joko Widodo) meminta PLN dan perusahaan batu bara harus memprioritaskan kebutuhan dalam negeri. Kenapa? Ekonomi kita lagi tumbuh, dan listrik ini adalah komponen besar bagi pembamgkitan industri dam ekonomi. Kalau sampai mati, ini jadi bahaya," ujar Erick dalam sesi wawancara dalam program iNews Prime, dikutip Jumat (7/1/2022).
Erick merasa aneh saat BUMN di sektor kelistrikan itu mengalami defisit pasokan batu bara. Padahal, Indonesia merupakan produsen batu bara terbesar ketiga di dunia. Namun, Erick mengakui ada kesalahan manajerial. Salah satunya, perihal harga batu bara wajib pasok atau domestic market obligation (DMO).
Memang, terjadi disparitas harga DMO untuk PLN dan harga ekspor batu bara ke luar negeri. Artinya, produsen batu bara memilih mengekspor energi primer itu karena nilainya jauh lebih tinggi dibandingkan harga suplai ke PLN.
"Indonesia ini negara yang memproduksi batu bara, kalau terjadi krisis kan aneh, ada yang salah. Hong Kong dan beberapa negara yang tidak banyak batu bara saja, mereka tidak krisis. Artinya apa? Ada yang harus diperbaiki, salah satunya waktu itu rapat jelas bahwa PLN harus membuat kontrak jangka panjang, toh sudah ada harga DMO-nya. Dan harga DMO itu kalau bisa nanti harganya di bawah harga DMO, kan tinggal direvisi setiap tahun," ungkap dia.
Saat itu Erick memastikan pasokan batu bara di PLN terpenuhi untuk semenatara waktu. Dia terus memastikan stok batu bara untuk pembangkit listrik tetap terpenuhi ke depannya.
Kepastian tersebut usai dirinya meminta agar manajemen PLN memperbaiki struktur pembelian batu bara. Pengadaan batu bara dengan produsen harus bersifat jangka panjang.
"Apakah kebutuhan batu bara untuk PLN pada saat ini sudah terpenuhi sekarang, yang kemarin belum (terpenuhi) sekarang sudah terpenuhi," ungkap dia.
Dia mengingatkan, pasokan listrik merupakan kontributor terbesar atas pertumbuhan makro ekonomi Indonesia. Lantaran, operasional semua sektor industri dalam negeri bergantung pada suplai listrik yang diberikan PLN. Erick menilai sangat membahayakan bila terjadi pemadaman akibat kelangkaan batu bara.
"Karena itu Bapak Presiden (Joko Widodo) meminta PLN dan perusahaan batu bara harus memprioritaskan kebutuhan dalam negeri. Kenapa? Ekonomi kita lagi tumbuh, dan listrik ini adalah komponen besar bagi pembamgkitan industri dam ekonomi. Kalau sampai mati, ini jadi bahaya," ujar Erick dalam sesi wawancara dalam program iNews Prime, dikutip Jumat (7/1/2022).
Erick merasa aneh saat BUMN di sektor kelistrikan itu mengalami defisit pasokan batu bara. Padahal, Indonesia merupakan produsen batu bara terbesar ketiga di dunia. Namun, Erick mengakui ada kesalahan manajerial. Salah satunya, perihal harga batu bara wajib pasok atau domestic market obligation (DMO).
Memang, terjadi disparitas harga DMO untuk PLN dan harga ekspor batu bara ke luar negeri. Artinya, produsen batu bara memilih mengekspor energi primer itu karena nilainya jauh lebih tinggi dibandingkan harga suplai ke PLN.
"Indonesia ini negara yang memproduksi batu bara, kalau terjadi krisis kan aneh, ada yang salah. Hong Kong dan beberapa negara yang tidak banyak batu bara saja, mereka tidak krisis. Artinya apa? Ada yang harus diperbaiki, salah satunya waktu itu rapat jelas bahwa PLN harus membuat kontrak jangka panjang, toh sudah ada harga DMO-nya. Dan harga DMO itu kalau bisa nanti harganya di bawah harga DMO, kan tinggal direvisi setiap tahun," ungkap dia.
Saat itu Erick memastikan pasokan batu bara di PLN terpenuhi untuk semenatara waktu. Dia terus memastikan stok batu bara untuk pembangkit listrik tetap terpenuhi ke depannya.
Kepastian tersebut usai dirinya meminta agar manajemen PLN memperbaiki struktur pembelian batu bara. Pengadaan batu bara dengan produsen harus bersifat jangka panjang.
"Apakah kebutuhan batu bara untuk PLN pada saat ini sudah terpenuhi sekarang, yang kemarin belum (terpenuhi) sekarang sudah terpenuhi," ungkap dia.
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda