Google dkk Ramal Ekonomi Digital RI Tembus USD146 Miliar di 2025
Senin, 10 Januari 2022 - 12:59 WIB
JAKARTA - Google, Temasek, dan Bain & Company memproyeksikan nilai ekonomi digital Indonesia akan tembus USD146 miliar pada 2025 mendatang. Jumlah ini naik signifikan dari proyeksi sebelumnya senilai USD124 miliar.
Direktur Utama PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (Mitratel) Theodorus Ardi Hartoko mengungkapkan, Google dkk terus merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi digital RI lantaran melihat masifnya pertumbuhan digital di Tanah Air.
Terlebih, berbagai sektor industri melakukan digitalisasi lini bisnis sejak pandemi Covid-19 merebak dua tahun terakhir. Hal ini tak dimungkiri menjadi katalis pertumbuhan adopsi digital tersebut.
"Google cs terus merevisi prediksi pertumbuhan ekonomi digital Indonesia di tahun 2025 dari sebelumnya USD124 miliar menjadi USD146 miliar. Begitu banyaknya sektor industri yang melakukan digitalisasi lini bisnis sejak pandemi Covid-19 merebak dua tahun terakhir menjadi penggerak utama pertumbuhan digital ekonomi," beber Theodorus, Senin (10/1/2022).
Dia kembali merujuk pada hasil riset terbaru Google, Temasek, dan Bain & Company, di mana valuasi ekonomi digital Indonesia tumbuh 49% sepanjang 2021 menjadi USD70 miliar dari USD47 miliar pada 2020.
Oleh karena itu, kata dia, Mitratel sebagai perusahaan penyedia infrastruktur telekomunikasi pelat merah akan mengambil peluang besar untuk turut mendorong pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia.
Teddy, sapaan akrab Theodorus, menambahkan, tumbuh suburnya ekonomi digital suatu negara tidak lepas dari bertambahnya jumlah masyarakat digital dan tersedianya infrastruktur digital yang mumpuni. Menurut dia, dua hal tersebut merupakan bahan baku dalam menciptakan ekosistem digital yang sehat.
"Tugas Mitratel dalam ekosistem tersebut adalah memastikan connectivity antara masyarakat dengan pelaku usaha digital bisa terlayani melalui tower kami," ucapnya.
Berbekal pengalaman di bisnis menara telekomunikasi sejak 2008, ungkap Teddy, hingga akhir September 2021 lalu Mitratel mengelola 28.076 unit menara. Uniknya lagi, 57% atau sekitar 16.150 unit menara tersebar di luar Pulau Jawa.
"Dengan tren pertumbuhan pengguna internet yang semakin menyebar ke seluruh Indonesia, keberadaan tower Mitratel di luar Pulau Jawa saya yakini bisa membantu ekspansi perusahaan-perusahaan digital ke wilayah baru yang potensial. Sementara di Pulau Jawa sendiri, jaringan tower kami sejumlah 11.929 menara," tuturnya.
Direktur Utama PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (Mitratel) Theodorus Ardi Hartoko mengungkapkan, Google dkk terus merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi digital RI lantaran melihat masifnya pertumbuhan digital di Tanah Air.
Terlebih, berbagai sektor industri melakukan digitalisasi lini bisnis sejak pandemi Covid-19 merebak dua tahun terakhir. Hal ini tak dimungkiri menjadi katalis pertumbuhan adopsi digital tersebut.
"Google cs terus merevisi prediksi pertumbuhan ekonomi digital Indonesia di tahun 2025 dari sebelumnya USD124 miliar menjadi USD146 miliar. Begitu banyaknya sektor industri yang melakukan digitalisasi lini bisnis sejak pandemi Covid-19 merebak dua tahun terakhir menjadi penggerak utama pertumbuhan digital ekonomi," beber Theodorus, Senin (10/1/2022).
Dia kembali merujuk pada hasil riset terbaru Google, Temasek, dan Bain & Company, di mana valuasi ekonomi digital Indonesia tumbuh 49% sepanjang 2021 menjadi USD70 miliar dari USD47 miliar pada 2020.
Oleh karena itu, kata dia, Mitratel sebagai perusahaan penyedia infrastruktur telekomunikasi pelat merah akan mengambil peluang besar untuk turut mendorong pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia.
Teddy, sapaan akrab Theodorus, menambahkan, tumbuh suburnya ekonomi digital suatu negara tidak lepas dari bertambahnya jumlah masyarakat digital dan tersedianya infrastruktur digital yang mumpuni. Menurut dia, dua hal tersebut merupakan bahan baku dalam menciptakan ekosistem digital yang sehat.
"Tugas Mitratel dalam ekosistem tersebut adalah memastikan connectivity antara masyarakat dengan pelaku usaha digital bisa terlayani melalui tower kami," ucapnya.
Berbekal pengalaman di bisnis menara telekomunikasi sejak 2008, ungkap Teddy, hingga akhir September 2021 lalu Mitratel mengelola 28.076 unit menara. Uniknya lagi, 57% atau sekitar 16.150 unit menara tersebar di luar Pulau Jawa.
"Dengan tren pertumbuhan pengguna internet yang semakin menyebar ke seluruh Indonesia, keberadaan tower Mitratel di luar Pulau Jawa saya yakini bisa membantu ekspansi perusahaan-perusahaan digital ke wilayah baru yang potensial. Sementara di Pulau Jawa sendiri, jaringan tower kami sejumlah 11.929 menara," tuturnya.
(ind)
Lihat Juga :
tulis komentar anda