Serangan Siber Sebabkan Kerugian Rp1.433 Triliun, Awas Bank Digital !

Kamis, 13 Januari 2022 - 20:14 WIB
Serangan siber pada top 10 industri di tahun 2020 terjadi di sektor keuangan yaitu 23%. Industri manufaktur ada di peringkat kedua dengan 17,7% dan sektor energi di peringkat ketiga dengan 10,2%.



Berdasarkan data IBM Security X-Force tahun 2021, 28 persen serangan siber pada industri keuangan adalah server access attack dan 10 persen serangan siber berupa ransomware. "Kerugiannya cukup besar, yaitu mencapai US$123 juta," kata Baderi.

Baderi memaparkan, Indonesia dan Amerika Serikat merupakan negara yang paling sering dimanfaatkan untuk aktivitas phising. Sementara itu, Indonesia menjadi negara yang paling banyak menjadi korban penyebaran malware.

Baderi mengungkapkan, sumber utama serangan siber di Indonesia. Pertama, sumber anomali terbesar disebabkan oleh malware, meliputi trojan, botnet, dan sebagainya. Kedua, motif utama mencuri data milik korban, berupa identitas, kredensial, dan data berkaitan dengan informasi keuangan milik nasabah.

Ketiga, melibatkan lebih dari satu peran atau entitas untuk menjalankan aktifitas kriminal di ranah siber. Mayoritas menggunakan infrastruktur “crime-as-aservice”.

"Keempat, aktor utama selalu menggunakan saluran komunikasi yang aman untuk melindungi identitasnya. Mengungkap aktor utama atau sindikat yang terlibat dengan kasus kriminal jenis ini selalu menjadi tantangan berat," jelas dia.
(akr)
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More