Harga Batu Bara Terus Membara, China Kurangi Impor
Jum'at, 14 Januari 2022 - 15:10 WIB
JAKARTA - Harga batu bara dunia mengalami kenaikan pada perdagangan Jumat siang (14/1/2022). Berdasarkan pantauan di pasar ICE Newcastle hingga pukul 12:53 WIB, harga batu bara untuk kontrak Januari 2022 naik 8,50 poin atau 4,19% di USD211,50/ton dari sesi sebelumnya USD203,00/ton.
Baca juga: 37 Kapal Siap Ekspor Batu Bara, Tapi Hanya 18 yang Dapat Izin Berlayar
Penguatan itu menambah performa lima hari perdagangan terakhir sebanyak 7,63%. Sebagai pembanding, kontrak batu bara Februari 2022, naik 16,55 poin atau 9,56% di USD189,75/ton dari USD173,20/ton, sedangkan untuk Maret 2022 menguat 12,90 poin atau 8,00% di USD174,25/ton dari USD161,35/ton.
Tingginya permintaan komoditas batu bara terus mendongkrak harganya di tingkat global. Situasi itu membuat China mengambil langkah untuk mengantisipasinya.
Baru-baru ini, China mengumumkan data impor batu bara bulan Desember 2021 yang mengalami penurunan cukup signifikan. Penurunan itu sejalan dengan langkah pemerintah Beijing dalam menggenjot produksi si hitam di tingkat domestik.
Sebagai importir batu bara terbesar dunia, China tercatat mengimpor 30,95 juta ton batu bara pada Desember 2021. Angka tersebut turun 11,7% dari November 2021, demikian laporan dari data Bea Cukai China, dilansir Reuters Jumat (14/1/2022).
Data tersebut jauh berbeda dibandingkan impor pada November 2021 sebesar 35,05 juta ton dan 39,08 juta ton pada Desember 2020. Saat itu Beijing sedang melonggarkan pembatasan impor untuk kebutuhan beberapa pembangkit listrik yang saat itu dipenuhi oleh permintaan.
Impor batu bara China diperkirakan akan turun pada Januari 2022 setelah Indonesia, sebagai pemasok batu bara terbesarnya, menghentikan ekspor pada 1 Januari, meskipun beberapa hari setelahnya dilakukan relaksasi pengetatan ekspor.
Namun, sejumlah pengusaha China memperkirakan dampak berkurangnya impor dari Indonesia masih terbatas mengingat Negeri Tirai Bambu memiliki persediaan yang besar dan diperkirakan permintaan listrik akan menurun menjelang liburan Tahun Baru Imlek, yang dimulai pada 31 Januari.
Baca juga: 37 Kapal Siap Ekspor Batu Bara, Tapi Hanya 18 yang Dapat Izin Berlayar
Penguatan itu menambah performa lima hari perdagangan terakhir sebanyak 7,63%. Sebagai pembanding, kontrak batu bara Februari 2022, naik 16,55 poin atau 9,56% di USD189,75/ton dari USD173,20/ton, sedangkan untuk Maret 2022 menguat 12,90 poin atau 8,00% di USD174,25/ton dari USD161,35/ton.
Tingginya permintaan komoditas batu bara terus mendongkrak harganya di tingkat global. Situasi itu membuat China mengambil langkah untuk mengantisipasinya.
Baru-baru ini, China mengumumkan data impor batu bara bulan Desember 2021 yang mengalami penurunan cukup signifikan. Penurunan itu sejalan dengan langkah pemerintah Beijing dalam menggenjot produksi si hitam di tingkat domestik.
Sebagai importir batu bara terbesar dunia, China tercatat mengimpor 30,95 juta ton batu bara pada Desember 2021. Angka tersebut turun 11,7% dari November 2021, demikian laporan dari data Bea Cukai China, dilansir Reuters Jumat (14/1/2022).
Data tersebut jauh berbeda dibandingkan impor pada November 2021 sebesar 35,05 juta ton dan 39,08 juta ton pada Desember 2020. Saat itu Beijing sedang melonggarkan pembatasan impor untuk kebutuhan beberapa pembangkit listrik yang saat itu dipenuhi oleh permintaan.
Impor batu bara China diperkirakan akan turun pada Januari 2022 setelah Indonesia, sebagai pemasok batu bara terbesarnya, menghentikan ekspor pada 1 Januari, meskipun beberapa hari setelahnya dilakukan relaksasi pengetatan ekspor.
Namun, sejumlah pengusaha China memperkirakan dampak berkurangnya impor dari Indonesia masih terbatas mengingat Negeri Tirai Bambu memiliki persediaan yang besar dan diperkirakan permintaan listrik akan menurun menjelang liburan Tahun Baru Imlek, yang dimulai pada 31 Januari.
(uka)
tulis komentar anda