Komitmen Bungasari Menuju SDGs dengan Pemanfaatan Limbah Gas Buang
Sabtu, 29 Januari 2022 - 23:10 WIB
"Ini merupakan wujud dari komitmen Bungasari terhadap perlindungan lingkungan. Berawal dari pembangunan PLTS atap di Medan, Sumatra Utara, pada tahun lalu. Kemudian pada akhir Januari 2022 dilanjutkan dengan proyek system pendingin ramah lingkungan dengan pemanfaatan limbah gas buang di Cilegon, Banten, dengan nilai investasi sebesar Rp14,12 miliar," ungkap Budianto.
Sementara, Chief Executive Officer PT Benua Green Energy, Ravi Desai menyatakan, bahwa prinsip kerja mesin chiller ini adalah menggunakan gas buang dari gas engine yang biasanya terbuang percuma, yang kemudian dimanfaatkan untuk membuat chiller dengan menggunakan sistem absorption chiller.
"Dengan sistem ini, Bungasari memanfaatkan energi dari gas buang engine menjadi chiller, yang dapat dijadikan pendingin ruangan, sekaligus menggantikan sistem pendingin ruangan yang sebelumnya menggunakan AC konvensional," jelasnya.
"Di sisi lain, sistem absorption chiller ini tidak menggunakan freon. Sehingga, selain berhemat, Bungasari juga menciptakan ruang kerja ramah lingkungan dengan meniadakan penggunaan freon untuk AC konvensional yang berpotensi merusak lapisan ozon. Ini merupakan langkah dan komitmen luar biasa terhadap keberlangsungan hidup manusia di masa mendatang," sambung Ravi menambahkan.
Selain itu lanjut Ravi, dengan menyerap energi listrik exhaust gas flow rate (wet) yang dimanfaatkan sekitar 18.273 kg per jam dari pemanfaatan gas buang ini, Bungasari dapat melakukan pengurangan emisi CO2 (CO2 footprint) sekitar 570 ton per tahun, dibandingkan jika menggunakan AC konvensional dengan sumber listrik.
Nilai penghematan yang didapat Bungasari melalui pemanfaatan gas buang selama satu tahun diperkirakan mencapai Rp3,15 miliar. "Untuk skala jangka panjang hingga 20 tahun mendatang, Bungasari diperkirakan mendapat keuntungan penghematan sebesar Rp62,67 miliar," kata Budianto.
Kesepakatan pengerjaan instalasi "Multi Energy Chiller" ini, dimulai dengan penandatanganan kontrak kerja yang dilakukan pada Jumat (28/1) pagi di Jakarta, oleh Presdir PT Bungasari Flour Mills Indonesia Budianto Wijaya dan CEO PT Benua Green Energy Ravi Desai.
Sementara, Chief Executive Officer PT Benua Green Energy, Ravi Desai menyatakan, bahwa prinsip kerja mesin chiller ini adalah menggunakan gas buang dari gas engine yang biasanya terbuang percuma, yang kemudian dimanfaatkan untuk membuat chiller dengan menggunakan sistem absorption chiller.
"Dengan sistem ini, Bungasari memanfaatkan energi dari gas buang engine menjadi chiller, yang dapat dijadikan pendingin ruangan, sekaligus menggantikan sistem pendingin ruangan yang sebelumnya menggunakan AC konvensional," jelasnya.
"Di sisi lain, sistem absorption chiller ini tidak menggunakan freon. Sehingga, selain berhemat, Bungasari juga menciptakan ruang kerja ramah lingkungan dengan meniadakan penggunaan freon untuk AC konvensional yang berpotensi merusak lapisan ozon. Ini merupakan langkah dan komitmen luar biasa terhadap keberlangsungan hidup manusia di masa mendatang," sambung Ravi menambahkan.
Selain itu lanjut Ravi, dengan menyerap energi listrik exhaust gas flow rate (wet) yang dimanfaatkan sekitar 18.273 kg per jam dari pemanfaatan gas buang ini, Bungasari dapat melakukan pengurangan emisi CO2 (CO2 footprint) sekitar 570 ton per tahun, dibandingkan jika menggunakan AC konvensional dengan sumber listrik.
Nilai penghematan yang didapat Bungasari melalui pemanfaatan gas buang selama satu tahun diperkirakan mencapai Rp3,15 miliar. "Untuk skala jangka panjang hingga 20 tahun mendatang, Bungasari diperkirakan mendapat keuntungan penghematan sebesar Rp62,67 miliar," kata Budianto.
Kesepakatan pengerjaan instalasi "Multi Energy Chiller" ini, dimulai dengan penandatanganan kontrak kerja yang dilakukan pada Jumat (28/1) pagi di Jakarta, oleh Presdir PT Bungasari Flour Mills Indonesia Budianto Wijaya dan CEO PT Benua Green Energy Ravi Desai.
(akr)
tulis komentar anda