Jejak Miliarder Teknologi Asal Indonesia, Otto Toto Sugiri Punya Kekayaan Rp35,77 Triliun
Jum'at, 11 Februari 2022 - 17:14 WIB
Ide itu untungnya hanya berumur pendek. Pada tahun 2011, pemerintah Indonesia mengumumkan niatnya untuk menggunakan data Indonesia di darat, yang mencegah penggunaan pusat lepas pantai.
Sugiri melihat peluang dan bersama enam orang lainnya meluncurkan DCI. Untuk menarik klien terbesar dan terbaik, Sugiri memastikan DCI mendapatkan sertifikasi Tier IV, klasifikasi tertinggi industri data center global, pada tahun 2014. Agar memenuhi syarat, sebuah data center harus menjamin online 99,995%, dan memiliki cadangan yang sepenuhnya redundan apabila terjadi pemadaman listrik.
“Saya ditantang untuk membuat fasilitas standar tertinggi, yang tidak murah,” kata Sugiri. “Pusat data Tingkat IV menghabiskan biaya 60% lebih tinggi (untuk membangun) daripada Tingkat III. Tapi itu masalah membangun kredibilitas.”
Kini Otto Sugiri memiliki kekayaan senilai USD2,5 miliar atau setara Rp35,77 triliun (kurs Rp14.309 per USD) dan masuk dalam daftar 20 orang terkaya di Indonesia. Sementara itu Indointernet tetap menjalankan bisnis yang dipimpin Sugiri dengen kepemilikan 16,5% saham.
Perusahaan yang terdaftar pada bulan Februari, telah melihat sahamnya naik tiga kali lipat hingga saat ini dan pada bulan Juni operator pusat data yang berbasis di Singapura Digital Edge membeli 59,1% saham pengendali di perusahaan tersebut seharga USD165 juta (Dimana Sugiri tetap menjadi dewan direksi).
Digital Edge dipimpin oleh Samuel Lee, mantan presiden untuk Asia-Pasifik untuk perusahaan AS Equinix, operator pusat data terbesar di dunia dengan 227 pusat di seluruh dunia. Digital Edge ingin berkembang di seluruh Asia. “Ada kegembiraan besar di industri pusat data saat ini,” kata Sugiri.
Sugiri melihat peluang dan bersama enam orang lainnya meluncurkan DCI. Untuk menarik klien terbesar dan terbaik, Sugiri memastikan DCI mendapatkan sertifikasi Tier IV, klasifikasi tertinggi industri data center global, pada tahun 2014. Agar memenuhi syarat, sebuah data center harus menjamin online 99,995%, dan memiliki cadangan yang sepenuhnya redundan apabila terjadi pemadaman listrik.
“Saya ditantang untuk membuat fasilitas standar tertinggi, yang tidak murah,” kata Sugiri. “Pusat data Tingkat IV menghabiskan biaya 60% lebih tinggi (untuk membangun) daripada Tingkat III. Tapi itu masalah membangun kredibilitas.”
Kini Otto Sugiri memiliki kekayaan senilai USD2,5 miliar atau setara Rp35,77 triliun (kurs Rp14.309 per USD) dan masuk dalam daftar 20 orang terkaya di Indonesia. Sementara itu Indointernet tetap menjalankan bisnis yang dipimpin Sugiri dengen kepemilikan 16,5% saham.
Perusahaan yang terdaftar pada bulan Februari, telah melihat sahamnya naik tiga kali lipat hingga saat ini dan pada bulan Juni operator pusat data yang berbasis di Singapura Digital Edge membeli 59,1% saham pengendali di perusahaan tersebut seharga USD165 juta (Dimana Sugiri tetap menjadi dewan direksi).
Digital Edge dipimpin oleh Samuel Lee, mantan presiden untuk Asia-Pasifik untuk perusahaan AS Equinix, operator pusat data terbesar di dunia dengan 227 pusat di seluruh dunia. Digital Edge ingin berkembang di seluruh Asia. “Ada kegembiraan besar di industri pusat data saat ini,” kata Sugiri.
(akr)
tulis komentar anda