Pupuk Indonesia Pastikan Ketersediaan Angkutan Logistik untuk Kelancaran Distribusi
Senin, 21 Februari 2022 - 18:22 WIB
JAKARTA - PT Pupuk Indonesia (Persero) selalu memastikan kesiapan armada angkutan pupuk, baik melalui laut maupun darat, untuk mengamankan pendistribusian pupuk bersubsidi . Optimalisasi angkutan menjadi penting lantaran terkait dengan ketersediaan stok pupuk bersubsidi di tingkat distributor dan kios resmi.
Direktur Pemasaran Pupuk Indonesia Gusrizal menyatakan bahwa salah satu faktor utama yang turut memengaruhi stok pupuk bersubsidi adalah ketersediaan armada transportasi. Makanya, Pupuk Indonesia turut memperkuat kemampuan distribusinya di tengah meningkatnya permintaan armada transportasi akibat ekonomi yang berangsur membaik pasca-pandemi Covid-19.
“Selain pemulihan ekonomi, faktor lainnya adalah peningkatan target produksi sejumlah komoditas dari berbagai korporasi besar,” jelas Gusrizal dalam keterangannya, Senin (21/2/2022).
Kenaikan target produksi tersebut juga didorong oleh faktor kenaikan harga komoditas dunia. Sebut saja seperti batu bara, nikel, tembaga, dan sebagainya, yang harganya sempat mencapai puncak tertinggi pada tahun 2021 lalu. Kondisi ini menjadikan peningkatan permintaan angkutan transportasi di dalam negeri. Mengingat harga komoditas dunia pada tahun 2022 dinilai masih akan sangat tinggi.
Pupuk Indonesia akan memperkuat dan meningkatkan koordinasi bersama mitra transportasi. Di antaranya dengan menerapkan sistem time charter untuk jasa angkutan darat dan laut. Dengan sistem ini, Pupuk Indonesia mendapat kepastian yang didasarkan pada kerja sama angkutan dengan ketentuan waktu tertentu.
Dengan demikian, pendistribusian pupuk bersubsidi dapat terpenuhi sesuai kebutuhan. Sehingga perusahaan dapat meminimalisasi risiko keterbatasan angkutan di tengah melonjaknya permintaan angkutan barang domestik.
Pupuk Indonesia juga turut meminta dukungan dari pemerintah pusat dan daerah untuk mengutamakan pendistribusian pupuk bersubsidi. Karena pupuk merupakan komoditas yang sangat dibutuhkan petani untuk menghadapi musim tanam dan demi ketahanan pangan nasional.
Saat ini, Pupuk Indonesia sendiri telah memiliki fasilitas distribusi eksisting yang cukup kuat. Di antaranya 15 unit pengantongan pupuk (UPP), 6 unit distribution center (DC), 4 buah dermaga, 203 unit kapal laut, kurang lebih 6.151 truk, 595 gudang dengan kapasitas 3,1 juta ton, dan jaringan kios resmi berjumlah 29.169 unit yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia.
Adapun jumlah pupuk bersubsidi yang harus disalurkan oleh Pupuk Indonesia berdasarkan Kepmentan No. 771 Tahun 2021 adalah sebesar 9,1 juta ton dan 1,87 juta liter pupuk organik cair. Hingga pertengahan Februari 2022, Pupuk Indonesia sendiri telah menyalurkan sebesar 1 juta ton, serta memiliki stok di tingkat produsen dan distributor sebesar 1 juta ton.
“Selain itu, kami juga menyediakan stok pupuk non-subsidi atau komersial. Sehingga kami merasa perlu untuk memastikan kelancaran distribusinya,” pungkas Gusrizal.
Direktur Pemasaran Pupuk Indonesia Gusrizal menyatakan bahwa salah satu faktor utama yang turut memengaruhi stok pupuk bersubsidi adalah ketersediaan armada transportasi. Makanya, Pupuk Indonesia turut memperkuat kemampuan distribusinya di tengah meningkatnya permintaan armada transportasi akibat ekonomi yang berangsur membaik pasca-pandemi Covid-19.
“Selain pemulihan ekonomi, faktor lainnya adalah peningkatan target produksi sejumlah komoditas dari berbagai korporasi besar,” jelas Gusrizal dalam keterangannya, Senin (21/2/2022).
Kenaikan target produksi tersebut juga didorong oleh faktor kenaikan harga komoditas dunia. Sebut saja seperti batu bara, nikel, tembaga, dan sebagainya, yang harganya sempat mencapai puncak tertinggi pada tahun 2021 lalu. Kondisi ini menjadikan peningkatan permintaan angkutan transportasi di dalam negeri. Mengingat harga komoditas dunia pada tahun 2022 dinilai masih akan sangat tinggi.
Pupuk Indonesia akan memperkuat dan meningkatkan koordinasi bersama mitra transportasi. Di antaranya dengan menerapkan sistem time charter untuk jasa angkutan darat dan laut. Dengan sistem ini, Pupuk Indonesia mendapat kepastian yang didasarkan pada kerja sama angkutan dengan ketentuan waktu tertentu.
Dengan demikian, pendistribusian pupuk bersubsidi dapat terpenuhi sesuai kebutuhan. Sehingga perusahaan dapat meminimalisasi risiko keterbatasan angkutan di tengah melonjaknya permintaan angkutan barang domestik.
Pupuk Indonesia juga turut meminta dukungan dari pemerintah pusat dan daerah untuk mengutamakan pendistribusian pupuk bersubsidi. Karena pupuk merupakan komoditas yang sangat dibutuhkan petani untuk menghadapi musim tanam dan demi ketahanan pangan nasional.
Saat ini, Pupuk Indonesia sendiri telah memiliki fasilitas distribusi eksisting yang cukup kuat. Di antaranya 15 unit pengantongan pupuk (UPP), 6 unit distribution center (DC), 4 buah dermaga, 203 unit kapal laut, kurang lebih 6.151 truk, 595 gudang dengan kapasitas 3,1 juta ton, dan jaringan kios resmi berjumlah 29.169 unit yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia.
Adapun jumlah pupuk bersubsidi yang harus disalurkan oleh Pupuk Indonesia berdasarkan Kepmentan No. 771 Tahun 2021 adalah sebesar 9,1 juta ton dan 1,87 juta liter pupuk organik cair. Hingga pertengahan Februari 2022, Pupuk Indonesia sendiri telah menyalurkan sebesar 1 juta ton, serta memiliki stok di tingkat produsen dan distributor sebesar 1 juta ton.
“Selain itu, kami juga menyediakan stok pupuk non-subsidi atau komersial. Sehingga kami merasa perlu untuk memastikan kelancaran distribusinya,” pungkas Gusrizal.
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda