Menilik 7 Masalah Ekonomi Terbesar Putin di Tengah Invasi Ukraina
Jum'at, 04 Maret 2022 - 17:47 WIB
Diperkirakan seluruh masalah itu bakal semakin parah mengingat invasi Rusia masih terus berlangsung ke Ukraina. Perusahaan multinasional Barat yang terkenal seperti Mastercard, Visa, HP dan BlackRock telah berusaha menjauhkan diri dari aktivitas bisnis mereka di Rusia.
Manuver itu terjadi ketika Barat memblokir bank-bank Rusia dari sistem pembayaran SWIFT. Keputusan itu pada dasarnya menolak akses Rusia ke pasar keuangan secara global dan membuat tekanan ke perekonomian.
Situasi ekonomi di Rusia telah berubah begitu cepat sehingga ahli strategi JPMorgan memberi tahu Yahoo Finance bahwa, tidak lagi bisa menanam investasi di negara tersebut. Pasar aset global terus mencerminkan ketidakpastian terkait dengan bagaimana invasi akan berakhir dan kejatuhan ekonomi jangka panjang.
Indeks S&P 500 jatuh 1,55% menjadi 4.306,26 pada penutupan Selasa. Dow Jones Industrial Average jatuh 1,76% menjadi 33.292,95. Nasdaq Composite juga turun 1,59% menjadi 13.532,46. Kerugian juga memukul indeks Treasury AS 10 tahun turun menjadi 1,7%. Sementara itu, harga minyak mentah Brent diperdagangkan di atas USD100 per barel.
"Saya pikir mengingat apa yang terjadi di Rusia dan Ukraina, terutama dengan kekuatan uang dunia Barat menjadi jalan untuk memeranginya. Kondisi ini diprediksi menyebabkan aset safe-havens meningkat termasuk Treasuries. Saya pikir banyak pembelian itu karena ketidakpastian sehubungan dengan Rusia," jelas kepala strategi investasi Liz Ann Sonders, Charles Schwab di Yahoo Finance Live.
Pemenang dalam satu pekan terakhir adalah bitcoin, yang tiba-tiba dipandang sebagai tempat berlindung yang aman bagi investor, berdasarkan laporan reporter crypto Yahoo Finance David Hollerith. Harga Bitcoin diperdagangkan naik 7%, pada Selasa sore menjadi sekitar USD44.000.
Sebelumnya Duta Besar (Dubes) Rusia untuk Indonesia Lyudmila Georgievna Vorobieva menyatakan bahwa Rusia menghormati keputusan sejumlah negara yang menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap Negeri Beruang Merah. Sebagai informasi, saat ini sejumlah negara telah mengumumkan sanksi ekonomi bagi Rusia menyusul invasi Moskow terhadap Ukraina.
Negara-negara tersebut di antaranya Amerika Serikat (AS), Uni Eropa (UE), Inggris, Australia, Kanada, Jepang hingga Singapura. "Kami melihat sanksi sebagai instrumen yang absolut dan sah. Satu-satunya badan di dunia yang bisa menjatuhkan sanksi adalah Dewan Keamanan PBB, dan dari opini pribadi saya, itu tidak berhasil," kata Lyudmila kepada MNC Portal Indonesia (MPI) di Jakarta, Selasa (1/3/2022).
Dia lantas mempertanyakan, apakah ada negara yang dijatuhkan sanksi dan kemudian mengubah kebijakannya. Jawabannya, tidak ada. Dia pun menyontohkan negara-negara yang pernah dijatuhi sanksi seperti Iran dan Korea Utara.
Manuver itu terjadi ketika Barat memblokir bank-bank Rusia dari sistem pembayaran SWIFT. Keputusan itu pada dasarnya menolak akses Rusia ke pasar keuangan secara global dan membuat tekanan ke perekonomian.
Situasi ekonomi di Rusia telah berubah begitu cepat sehingga ahli strategi JPMorgan memberi tahu Yahoo Finance bahwa, tidak lagi bisa menanam investasi di negara tersebut. Pasar aset global terus mencerminkan ketidakpastian terkait dengan bagaimana invasi akan berakhir dan kejatuhan ekonomi jangka panjang.
Indeks S&P 500 jatuh 1,55% menjadi 4.306,26 pada penutupan Selasa. Dow Jones Industrial Average jatuh 1,76% menjadi 33.292,95. Nasdaq Composite juga turun 1,59% menjadi 13.532,46. Kerugian juga memukul indeks Treasury AS 10 tahun turun menjadi 1,7%. Sementara itu, harga minyak mentah Brent diperdagangkan di atas USD100 per barel.
"Saya pikir mengingat apa yang terjadi di Rusia dan Ukraina, terutama dengan kekuatan uang dunia Barat menjadi jalan untuk memeranginya. Kondisi ini diprediksi menyebabkan aset safe-havens meningkat termasuk Treasuries. Saya pikir banyak pembelian itu karena ketidakpastian sehubungan dengan Rusia," jelas kepala strategi investasi Liz Ann Sonders, Charles Schwab di Yahoo Finance Live.
Pemenang dalam satu pekan terakhir adalah bitcoin, yang tiba-tiba dipandang sebagai tempat berlindung yang aman bagi investor, berdasarkan laporan reporter crypto Yahoo Finance David Hollerith. Harga Bitcoin diperdagangkan naik 7%, pada Selasa sore menjadi sekitar USD44.000.
Sebelumnya Duta Besar (Dubes) Rusia untuk Indonesia Lyudmila Georgievna Vorobieva menyatakan bahwa Rusia menghormati keputusan sejumlah negara yang menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap Negeri Beruang Merah. Sebagai informasi, saat ini sejumlah negara telah mengumumkan sanksi ekonomi bagi Rusia menyusul invasi Moskow terhadap Ukraina.
Negara-negara tersebut di antaranya Amerika Serikat (AS), Uni Eropa (UE), Inggris, Australia, Kanada, Jepang hingga Singapura. "Kami melihat sanksi sebagai instrumen yang absolut dan sah. Satu-satunya badan di dunia yang bisa menjatuhkan sanksi adalah Dewan Keamanan PBB, dan dari opini pribadi saya, itu tidak berhasil," kata Lyudmila kepada MNC Portal Indonesia (MPI) di Jakarta, Selasa (1/3/2022).
Dia lantas mempertanyakan, apakah ada negara yang dijatuhkan sanksi dan kemudian mengubah kebijakannya. Jawabannya, tidak ada. Dia pun menyontohkan negara-negara yang pernah dijatuhi sanksi seperti Iran dan Korea Utara.
tulis komentar anda