Rusia Ancam Setop Pasok Gas ke Eropa, Provinsi di Belanda Hidupkan Kembali Kilang

Kamis, 17 Maret 2022 - 10:04 WIB
Serangan Rusia yang disamakan oleh Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy sebagai tirai besi baru yang jatuh di seluruh benua, telah menyoroti ketergantungan Eropa pada energi Rusia. Hal itu memicu aksi untuk mengamankan sumber energi baru non Rusia yang berasal dari Amerika Serikat dan Qatar hingga Jepang, yang akan mengalihkan beberapa impor gas alam cair (LNG) ke Eropa.

Rusia membantah, telah menargetkan warga sipil dengan mengatakan pihaknya melakukan "operasi khusus" untuk mendemiliterisasi Ukraina. Bahkan ketika konflik berkecamuk, gas Rusia masih mengalir ke Eropa, terhitung 40% dari total pasokannya.

Namun, seorang pejabat kementerian luar negeri Rusia mengatakan, pada hari Sabtu bahwa Uni Eropa akan membayar setidaknya tiga kali lebih banyak untuk minyak, gas dan listrik sebagai akibat dari sanksi terhadap Moskow.

Lapangan Groningen mengandung sekitar 450 miliar meter kubik (bcm) gas yang dapat dipulihkan. Angka itu hampir tiga tahun impor Eropa dari Rusia, menurut Rene Peters, seorang spesialis gas di Organisasi Belanda untuk Ilmu Terapan, yang dikenal dengan TNO di Belanda.

Bahan bakar dari Groningen telah memanaskan rumah-rumah Belanda, menghasilkan listrik dan industri bertenaga di Belanda dan sekitarnya selama setengah abad. Antara tahun 2000-2018, Belanda mengekspor gas senilai 202 miliar euro atau USD221 miliar ke Jerman, Belgia dan Prancis, menurut Badan Statistik Belanda.



Ilmu pengetahuan telah menunjukkan ekstraksi gas dapat mengacaukan tanah di atas endapan dan otoritas Belanda untuk produksi gas memperingatkan pekan lalu bahwa produksi, bahkan pada tingkat rendah, akan meningkatkan risiko gempa bumi bagi orang-orang yang tinggal di rumah.

Pemerintah mengatakan dalam sebuah pernyataan, pada hari Senin kemarin bahwa pihaknya masih bertujuan menutup lapangan gas secara permanen sesegera mungkin, atau pada tahun 2023 hingga 2024. Tetapi dikatakan ketidakpastian yang kembali muncul, "sebagian karena invasi Rusia ke Ukraina," berarti gas Groningen mungkin diperlukan sebagai upaya terakhir.

Setelah bertahun-tahun bergelut dengan masalah kompensasi antara pemerintah dan Nederlandse Aardolie Maatschappij (NAM), perusahaan patungan Shell dan Exxon Mobil Corp yang mengelola produksi di Groningen menentang peningkatan produksi. Nam menolak berkomentar terkait kabar ini.

Schrages mengatakan, mereka harus menggunakan USD27.400 dari tabungan pensiun untuk menyelesaikan pembangunan kembali rumah. Mereka ingin pemerintah berjanji untuk menutupi biaya apapun dari potensi kerusakan lebih lanjut, tetapi Ia menambahkan bahwa gangguan itu akan sepadan jika mereka dapat membuat perbedaan.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More