Rusia Ancam Setop Pasok Gas ke Eropa, Provinsi di Belanda Hidupkan Kembali Kilang
loading...
A
A
A
OVERSCHILD - Perang Ukraina bagi salah satu provinsi di Belanda menjadi panggilan yang tidak pernah disangka sebelumnya, ketika mereka harus kembali mengaktifkan kilang gas yang telah lama disuntik mati. Gambar rumah sakit hingga gedung apartemen yang dibom di seluruh Ukraina mengingatkan Jannie dan Bert Schrage tentang negara asal mereka selama Perang Dunia II.
Kemudian pasangan pensiunan yang tinggal di utara Belanda itu, menyadari bahwa mereka memiliki sumber daya untuk membantu memperlambat kampanye Presiden Vladimir Putin soal gas alam. Schrages hidup di atas ladang gas Groningen, merupakan yang terbesar di Eropa.
Mereka telah menentang produksi gas sejak gempa bumi mulai memaksanya keluar dari rumah mereka satu dekade lalu. Sekarang mayoritas dari mereka dalam survei yang digelar Provinsi ini mengatakan, bahwa jika itu akan membantu Ukraina, mereka bakal memompa gas lebih banyak.
"Saya tidak pernah berpikir kata-kata itu akan keluar dari mulut saya," kata Bert Schrage, mantan asisten pengajar di Universitas Groningen, yang berdiri di dekat bendera Ukraina yang ditempatkan di samping jendelanya.
Rumah Schrages, sebuah bangunan prefabrikasi dari tahun 1997 harus dihancurkan dan dibangun kembali tahun lalu setelah dinyatakan tidak aman karena gempa yang dipicu oleh ekstraksi gas.
Hampir setiap rumah di desa mereka yang berjumlah 500 di Overschild, perlu direnovasi atau diganti sepenuhnya, kata pasangan itu. Warga di seluruh wilayah telah berkampanye selama bertahun-tahun agar ladang gas ditutup.
"Putin berhasil mengubah pikiran saya," kata Schrage.
Respon ini menjadi salah satu contoh dari perubahan yang terjadi secara mendadak terkait kebijakan energi di seluruh Eropa yang dipicu oleh invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari.
Serangan Rusia yang disamakan oleh Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy sebagai tirai besi baru yang jatuh di seluruh benua, telah menyoroti ketergantungan Eropa pada energi Rusia. Hal itu memicu aksi untuk mengamankan sumber energi baru non Rusia yang berasal dari Amerika Serikat dan Qatar hingga Jepang, yang akan mengalihkan beberapa impor gas alam cair (LNG) ke Eropa.
Rusia membantah, telah menargetkan warga sipil dengan mengatakan pihaknya melakukan "operasi khusus" untuk mendemiliterisasi Ukraina. Bahkan ketika konflik berkecamuk, gas Rusia masih mengalir ke Eropa, terhitung 40% dari total pasokannya.
Namun, seorang pejabat kementerian luar negeri Rusia mengatakan, pada hari Sabtu bahwa Uni Eropa akan membayar setidaknya tiga kali lebih banyak untuk minyak, gas dan listrik sebagai akibat dari sanksi terhadap Moskow.
Lapangan Groningen mengandung sekitar 450 miliar meter kubik (bcm) gas yang dapat dipulihkan. Angka itu hampir tiga tahun impor Eropa dari Rusia, menurut Rene Peters, seorang spesialis gas di Organisasi Belanda untuk Ilmu Terapan, yang dikenal dengan TNO di Belanda.
Bahan bakar dari Groningen telah memanaskan rumah-rumah Belanda, menghasilkan listrik dan industri bertenaga di Belanda dan sekitarnya selama setengah abad. Antara tahun 2000-2018, Belanda mengekspor gas senilai 202 miliar euro atau USD221 miliar ke Jerman, Belgia dan Prancis, menurut Badan Statistik Belanda.
Ilmu pengetahuan telah menunjukkan ekstraksi gas dapat mengacaukan tanah di atas endapan dan otoritas Belanda untuk produksi gas memperingatkan pekan lalu bahwa produksi, bahkan pada tingkat rendah, akan meningkatkan risiko gempa bumi bagi orang-orang yang tinggal di rumah.
Pemerintah mengatakan dalam sebuah pernyataan, pada hari Senin kemarin bahwa pihaknya masih bertujuan menutup lapangan gas secara permanen sesegera mungkin, atau pada tahun 2023 hingga 2024. Tetapi dikatakan ketidakpastian yang kembali muncul, "sebagian karena invasi Rusia ke Ukraina," berarti gas Groningen mungkin diperlukan sebagai upaya terakhir.
Setelah bertahun-tahun bergelut dengan masalah kompensasi antara pemerintah dan Nederlandse Aardolie Maatschappij (NAM), perusahaan patungan Shell dan Exxon Mobil Corp yang mengelola produksi di Groningen menentang peningkatan produksi. Nam menolak berkomentar terkait kabar ini.
Schrages mengatakan, mereka harus menggunakan USD27.400 dari tabungan pensiun untuk menyelesaikan pembangunan kembali rumah. Mereka ingin pemerintah berjanji untuk menutupi biaya apapun dari potensi kerusakan lebih lanjut, tetapi Ia menambahkan bahwa gangguan itu akan sepadan jika mereka dapat membuat perbedaan.
"Seluruh kota kami telah mengubah pendapatnya," kata Bert.
"Tetapi jika kita bisa mengubahnya menjadi sesuatu yang positif dan berkontribusi untuk menghentikan perang di Ukraina, maka kita perlu melakukan itu."
Kemakmuran dan Rasa Sakit
Ladang gas ditemukan pada tahun 1959, menjadi salah satu yang terbesar di dunia. Dalam banyak hal merupakan simbol kemakmuran pasca-perang untuk Belanda, dan untuk benua Eropa secara keseluruhan.
Ketika output memuncak pada tahun 1982, Groningen menyediakan hampir seperlima dari anggaran pemerintah tahunan Belanda. Hasilnya buat mendanai proyek-proyek infrastruktur besar. Jutaan rumah tangga dan bisnis terhubung ke sistem pipa nasional yang menghasilkan listrik dan mendorong pertumbuhan industri.
Bagian yang menguntungkan buat Groningen sendiri kecil, kata Jan Wigbolgus, sebagai kepala Groninger Gasberaad, sebuah kolektif kelompok sosial, melobi agar penduduk setempat memiliki kekhawatiran tentang produksi gas.
Oposisi terorganisir dimulai pada tahun 2009 tetapi butuh waktu bertahun-tahun bagi penduduk untuk memenangkan upaya perbaikan terhadap rumah mereka dari pemerintah. Baru pada tahun 2015, gempa diakui sebagai risiko keamanan oleh pihak berwenang.
NAM telah lama membantah adanya hubungan antara gempa dan produksi gas. Pada tahun 2018, ia setuju dengan negara untuk mendanai kompensasi dan telah menutupi sebagian besar biaya, tetapi bulan lalu mengajukan arbitrase atas pembayaran klaim kerusakan yang sedang berlangsung.
Gempa besar bisa membuat dinding retak yang berbahaya bagi orang sekitar. Pada akhir Januari, hanya 14% dari lebih 27.000 rumah yang oleh penilaian diperintahkan pemerintah membutuhkan penguatan telah dinyatakan aman, beberapa tahun molor dari jadwal, menurut sebuah laporan oleh Koordinator Nasional untuk Groningen.
Lebih dari 200.000 laporan kerusakan telah diajukan sejak 1990-an, kata Wigbolgus. Namun konflik Ukraina telah membawa kekhawatiran buat Groningers.
Schrages mengatakan pertempuran di sana memunculkan kembali kenangan pendudukan Nazi di Belanda saat Perang Dunia II, ketika orang-orang di provinsi mereka dipaksa untuk menggali parit dan penghalang laut dibuka untuk menyebabkan banjir – bagian dari upaya yang gagal untuk memperlambat pasukan Sekutu yang bergerak maju.
Mayoritas yakni 61% dari 3.000 responden di Groningen pada jajak pendapat untuk surat kabar Dagblad van Noorden mengatakan, bahwa mereka akan mendukung produksi lokal yang lebih tinggi jika mengurangi ketergantungan pada Moskow, yang memasok sebanyak 20% gas yang digunakan oleh Belanda.
Sebuah jajak pendapat nasional untuk program EenVandaag di televisi publik Belanda pada akhir Februari, di mana lebih dari 21.000 orang responden, menghasilkan 63% akan mendukung melanjutkan ekstraksi Groningen jika Rusia memotong ekspor ke Eropa.
"Di sini, rumah-rumah mungkin runtuh karena masalah keamanan. Di sana, ada pertumpahan darah," kata Wigbolgus.
Reaksi
Invasi Moskow di Ukraina telah memicu reaksi yang lebih luas terhadap minyak dan gas Rusia. Amerika Serikat melarang impor minyak Rusia, sementara Komisi Eropa menerbitkan rencana untuk memangkas impor gas Rusia sebesar dua pertiga tahun ini.
Impor gas alam dan pipa cair non-Rusia tahun ini dapat menggantikan lebih dari sepertiga dari 155 bcm yang didapat Eropa setiap tahun dari Rusia, kata Komisi.
Sanksi Barat yang menargetkan ekonomi Rusia dan pendukung Putin dapat meningkatkan konfrontasi dengan Kremlin, yang telah mengancam akan membalas dengan memotong pipa Nord Stream utama yang membawa gas ke Jerman, kata pakar gas Peters.
Jika itu terjadi, peningkatan produksi Groningen dapat membantu negara tetangga Jerman, Belgia dan Prancis utara yang dapat menggunakan gas Belanda.
Di sisi lain solusi jangka pendek seperti peningkatan penggunaan pembangkit listrik tenaga batu bara, akan merusak upaya untuk mengurangi bahan bakar fosil.
Kemudian pasangan pensiunan yang tinggal di utara Belanda itu, menyadari bahwa mereka memiliki sumber daya untuk membantu memperlambat kampanye Presiden Vladimir Putin soal gas alam. Schrages hidup di atas ladang gas Groningen, merupakan yang terbesar di Eropa.
Mereka telah menentang produksi gas sejak gempa bumi mulai memaksanya keluar dari rumah mereka satu dekade lalu. Sekarang mayoritas dari mereka dalam survei yang digelar Provinsi ini mengatakan, bahwa jika itu akan membantu Ukraina, mereka bakal memompa gas lebih banyak.
"Saya tidak pernah berpikir kata-kata itu akan keluar dari mulut saya," kata Bert Schrage, mantan asisten pengajar di Universitas Groningen, yang berdiri di dekat bendera Ukraina yang ditempatkan di samping jendelanya.
Rumah Schrages, sebuah bangunan prefabrikasi dari tahun 1997 harus dihancurkan dan dibangun kembali tahun lalu setelah dinyatakan tidak aman karena gempa yang dipicu oleh ekstraksi gas.
Hampir setiap rumah di desa mereka yang berjumlah 500 di Overschild, perlu direnovasi atau diganti sepenuhnya, kata pasangan itu. Warga di seluruh wilayah telah berkampanye selama bertahun-tahun agar ladang gas ditutup.
"Putin berhasil mengubah pikiran saya," kata Schrage.
Respon ini menjadi salah satu contoh dari perubahan yang terjadi secara mendadak terkait kebijakan energi di seluruh Eropa yang dipicu oleh invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari.
Serangan Rusia yang disamakan oleh Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy sebagai tirai besi baru yang jatuh di seluruh benua, telah menyoroti ketergantungan Eropa pada energi Rusia. Hal itu memicu aksi untuk mengamankan sumber energi baru non Rusia yang berasal dari Amerika Serikat dan Qatar hingga Jepang, yang akan mengalihkan beberapa impor gas alam cair (LNG) ke Eropa.
Rusia membantah, telah menargetkan warga sipil dengan mengatakan pihaknya melakukan "operasi khusus" untuk mendemiliterisasi Ukraina. Bahkan ketika konflik berkecamuk, gas Rusia masih mengalir ke Eropa, terhitung 40% dari total pasokannya.
Namun, seorang pejabat kementerian luar negeri Rusia mengatakan, pada hari Sabtu bahwa Uni Eropa akan membayar setidaknya tiga kali lebih banyak untuk minyak, gas dan listrik sebagai akibat dari sanksi terhadap Moskow.
Lapangan Groningen mengandung sekitar 450 miliar meter kubik (bcm) gas yang dapat dipulihkan. Angka itu hampir tiga tahun impor Eropa dari Rusia, menurut Rene Peters, seorang spesialis gas di Organisasi Belanda untuk Ilmu Terapan, yang dikenal dengan TNO di Belanda.
Bahan bakar dari Groningen telah memanaskan rumah-rumah Belanda, menghasilkan listrik dan industri bertenaga di Belanda dan sekitarnya selama setengah abad. Antara tahun 2000-2018, Belanda mengekspor gas senilai 202 miliar euro atau USD221 miliar ke Jerman, Belgia dan Prancis, menurut Badan Statistik Belanda.
Ilmu pengetahuan telah menunjukkan ekstraksi gas dapat mengacaukan tanah di atas endapan dan otoritas Belanda untuk produksi gas memperingatkan pekan lalu bahwa produksi, bahkan pada tingkat rendah, akan meningkatkan risiko gempa bumi bagi orang-orang yang tinggal di rumah.
Pemerintah mengatakan dalam sebuah pernyataan, pada hari Senin kemarin bahwa pihaknya masih bertujuan menutup lapangan gas secara permanen sesegera mungkin, atau pada tahun 2023 hingga 2024. Tetapi dikatakan ketidakpastian yang kembali muncul, "sebagian karena invasi Rusia ke Ukraina," berarti gas Groningen mungkin diperlukan sebagai upaya terakhir.
Setelah bertahun-tahun bergelut dengan masalah kompensasi antara pemerintah dan Nederlandse Aardolie Maatschappij (NAM), perusahaan patungan Shell dan Exxon Mobil Corp yang mengelola produksi di Groningen menentang peningkatan produksi. Nam menolak berkomentar terkait kabar ini.
Schrages mengatakan, mereka harus menggunakan USD27.400 dari tabungan pensiun untuk menyelesaikan pembangunan kembali rumah. Mereka ingin pemerintah berjanji untuk menutupi biaya apapun dari potensi kerusakan lebih lanjut, tetapi Ia menambahkan bahwa gangguan itu akan sepadan jika mereka dapat membuat perbedaan.
"Seluruh kota kami telah mengubah pendapatnya," kata Bert.
"Tetapi jika kita bisa mengubahnya menjadi sesuatu yang positif dan berkontribusi untuk menghentikan perang di Ukraina, maka kita perlu melakukan itu."
Kemakmuran dan Rasa Sakit
Ladang gas ditemukan pada tahun 1959, menjadi salah satu yang terbesar di dunia. Dalam banyak hal merupakan simbol kemakmuran pasca-perang untuk Belanda, dan untuk benua Eropa secara keseluruhan.
Ketika output memuncak pada tahun 1982, Groningen menyediakan hampir seperlima dari anggaran pemerintah tahunan Belanda. Hasilnya buat mendanai proyek-proyek infrastruktur besar. Jutaan rumah tangga dan bisnis terhubung ke sistem pipa nasional yang menghasilkan listrik dan mendorong pertumbuhan industri.
Bagian yang menguntungkan buat Groningen sendiri kecil, kata Jan Wigbolgus, sebagai kepala Groninger Gasberaad, sebuah kolektif kelompok sosial, melobi agar penduduk setempat memiliki kekhawatiran tentang produksi gas.
Oposisi terorganisir dimulai pada tahun 2009 tetapi butuh waktu bertahun-tahun bagi penduduk untuk memenangkan upaya perbaikan terhadap rumah mereka dari pemerintah. Baru pada tahun 2015, gempa diakui sebagai risiko keamanan oleh pihak berwenang.
NAM telah lama membantah adanya hubungan antara gempa dan produksi gas. Pada tahun 2018, ia setuju dengan negara untuk mendanai kompensasi dan telah menutupi sebagian besar biaya, tetapi bulan lalu mengajukan arbitrase atas pembayaran klaim kerusakan yang sedang berlangsung.
Gempa besar bisa membuat dinding retak yang berbahaya bagi orang sekitar. Pada akhir Januari, hanya 14% dari lebih 27.000 rumah yang oleh penilaian diperintahkan pemerintah membutuhkan penguatan telah dinyatakan aman, beberapa tahun molor dari jadwal, menurut sebuah laporan oleh Koordinator Nasional untuk Groningen.
Lebih dari 200.000 laporan kerusakan telah diajukan sejak 1990-an, kata Wigbolgus. Namun konflik Ukraina telah membawa kekhawatiran buat Groningers.
Schrages mengatakan pertempuran di sana memunculkan kembali kenangan pendudukan Nazi di Belanda saat Perang Dunia II, ketika orang-orang di provinsi mereka dipaksa untuk menggali parit dan penghalang laut dibuka untuk menyebabkan banjir – bagian dari upaya yang gagal untuk memperlambat pasukan Sekutu yang bergerak maju.
Mayoritas yakni 61% dari 3.000 responden di Groningen pada jajak pendapat untuk surat kabar Dagblad van Noorden mengatakan, bahwa mereka akan mendukung produksi lokal yang lebih tinggi jika mengurangi ketergantungan pada Moskow, yang memasok sebanyak 20% gas yang digunakan oleh Belanda.
Sebuah jajak pendapat nasional untuk program EenVandaag di televisi publik Belanda pada akhir Februari, di mana lebih dari 21.000 orang responden, menghasilkan 63% akan mendukung melanjutkan ekstraksi Groningen jika Rusia memotong ekspor ke Eropa.
"Di sini, rumah-rumah mungkin runtuh karena masalah keamanan. Di sana, ada pertumpahan darah," kata Wigbolgus.
Reaksi
Invasi Moskow di Ukraina telah memicu reaksi yang lebih luas terhadap minyak dan gas Rusia. Amerika Serikat melarang impor minyak Rusia, sementara Komisi Eropa menerbitkan rencana untuk memangkas impor gas Rusia sebesar dua pertiga tahun ini.
Impor gas alam dan pipa cair non-Rusia tahun ini dapat menggantikan lebih dari sepertiga dari 155 bcm yang didapat Eropa setiap tahun dari Rusia, kata Komisi.
Sanksi Barat yang menargetkan ekonomi Rusia dan pendukung Putin dapat meningkatkan konfrontasi dengan Kremlin, yang telah mengancam akan membalas dengan memotong pipa Nord Stream utama yang membawa gas ke Jerman, kata pakar gas Peters.
Jika itu terjadi, peningkatan produksi Groningen dapat membantu negara tetangga Jerman, Belgia dan Prancis utara yang dapat menggunakan gas Belanda.
Di sisi lain solusi jangka pendek seperti peningkatan penggunaan pembangkit listrik tenaga batu bara, akan merusak upaya untuk mengurangi bahan bakar fosil.
(akr)