4 Negara Pemasok Gas Alam Terbesar ke Uni Eropa, No 1 Lagi Perang
Rabu, 30 Maret 2022 - 13:45 WIB
BRUSSELS - Setidaknya terdapat empat negara pemasok gas alam terbesar ke Uni Eropa (UE) . Dimana Rusia menjadi yang paling terdepan, berdasarkan data pada 2020 dan semester pertama tahun 2021.
Dilansir dari ec.europa.eu, satu-satunya mitra lain dengan pangsa signifikan dalam total impor Uni Eropa adalah Norwegia dan Aljazair. Hampir tiga perempat gas alam Uni Eropa berasal dari Rusia (41%), Norwegia (16%), Aljazair (8 %) dan Qatar (5 %).
Uni Eropa sangar bergantung pada Rusia untuk impor minyak mentah, gas alam dan bahan bakar padat, diikuti oleh Norwegia untuk minyak mentah dan gas alam. Sementara itu Rusia adalah pengekspor gas terbesar di dunia, menyumbang sekitar 45% dari impor Uni Eropa pada tahun 2021.
Gas alam menjadi penting karena digunakan dalam transportasi, untuk menghasilkan listrik dan pemanas rumah tangga, serta di sektor industri untuk menghasilkan bahan baku seperti kaca, plastik dan cat, antara lain.
Sebagai informasi, gas alam terbentuk selama jutaan tahun dari organisme yang membusuk, lumpur dan pasir yang kemudian terkena panas dan tekanan di bawah permukaan bumi. Metana adalah komponen terbesar dari gas alam, yang juga mengandung sejumlah kecil gas alam cair dan gas seperti karbon dioksida dan uap air.
Gas diekstraksi dengan mengebor secara vertikal atau horizontal ke dalam tanah, memungkinkan gas mengalir melalui sumur ke permukaan. Dari sumur, gas alam kemudian dikirim ke pabrik pengolahan di mana uap air dan senyawa non-hidrokarbon dihilangkan dan NGL (cairan gas alam) dipisahkan dari gas basah. Kemudian didistribusikan ke konsumen melalui jaringan pipa.
UE sendiri telah mengumumkan strategi untuk mengurangi ketergantungannya pada gas dari Rusia hingga dua pertiga pada akhir tahun 2022. Rencana REPowerEU bertujuan untuk menemukan pasokan alternatif gas dan sumber energi yang lebih hijau.
Memiliki pasokan energi yang aman sangat penting untuk kesejahteraan warga Eropa dan ekonomi. Uni Eropa bekerja untuk memastikan bahwa pasokan energi tidak terganggu dan harga energi tetap stabil.
Ditambah perang Rusia Ukraina membuat Uni Eropa mendapatkan tekanan untuk menghilangkan ketergantungan terhadap Negara Beruang Merah itu. Sementara itu Menteri Energi Qatar Saad al-Kaabi mengungkapkan, mengganti gas alam Rusia di pasar Eropa “secara praktis tidak mungkin.”
“Dari 30% hingga 40% dari total volume gas yang dipasok ke pasar dunia berasal dari Rusia,” ungkap Menteri Energi Qatar Saad al-Kaabi yang juga presiden dan CEO QatarEnergy milik negara, dilansir RT.com pada Jumat (25/3/2022).
Dilansir dari ec.europa.eu, satu-satunya mitra lain dengan pangsa signifikan dalam total impor Uni Eropa adalah Norwegia dan Aljazair. Hampir tiga perempat gas alam Uni Eropa berasal dari Rusia (41%), Norwegia (16%), Aljazair (8 %) dan Qatar (5 %).
Baca Juga
Uni Eropa sangar bergantung pada Rusia untuk impor minyak mentah, gas alam dan bahan bakar padat, diikuti oleh Norwegia untuk minyak mentah dan gas alam. Sementara itu Rusia adalah pengekspor gas terbesar di dunia, menyumbang sekitar 45% dari impor Uni Eropa pada tahun 2021.
Gas alam menjadi penting karena digunakan dalam transportasi, untuk menghasilkan listrik dan pemanas rumah tangga, serta di sektor industri untuk menghasilkan bahan baku seperti kaca, plastik dan cat, antara lain.
Sebagai informasi, gas alam terbentuk selama jutaan tahun dari organisme yang membusuk, lumpur dan pasir yang kemudian terkena panas dan tekanan di bawah permukaan bumi. Metana adalah komponen terbesar dari gas alam, yang juga mengandung sejumlah kecil gas alam cair dan gas seperti karbon dioksida dan uap air.
Gas diekstraksi dengan mengebor secara vertikal atau horizontal ke dalam tanah, memungkinkan gas mengalir melalui sumur ke permukaan. Dari sumur, gas alam kemudian dikirim ke pabrik pengolahan di mana uap air dan senyawa non-hidrokarbon dihilangkan dan NGL (cairan gas alam) dipisahkan dari gas basah. Kemudian didistribusikan ke konsumen melalui jaringan pipa.
UE sendiri telah mengumumkan strategi untuk mengurangi ketergantungannya pada gas dari Rusia hingga dua pertiga pada akhir tahun 2022. Rencana REPowerEU bertujuan untuk menemukan pasokan alternatif gas dan sumber energi yang lebih hijau.
Memiliki pasokan energi yang aman sangat penting untuk kesejahteraan warga Eropa dan ekonomi. Uni Eropa bekerja untuk memastikan bahwa pasokan energi tidak terganggu dan harga energi tetap stabil.
Ditambah perang Rusia Ukraina membuat Uni Eropa mendapatkan tekanan untuk menghilangkan ketergantungan terhadap Negara Beruang Merah itu. Sementara itu Menteri Energi Qatar Saad al-Kaabi mengungkapkan, mengganti gas alam Rusia di pasar Eropa “secara praktis tidak mungkin.”
“Dari 30% hingga 40% dari total volume gas yang dipasok ke pasar dunia berasal dari Rusia,” ungkap Menteri Energi Qatar Saad al-Kaabi yang juga presiden dan CEO QatarEnergy milik negara, dilansir RT.com pada Jumat (25/3/2022).
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda