Menguak Ada Apa di Balik Rencana Elon Musk Mencaplok 73 Juta Saham Twitter
Rabu, 06 April 2022 - 10:09 WIB
Sebelumnya sempat beredar rumor bahwa sepertinya Musk berniat membangun platform media sosial baru sebagai saingan Twitter. Sedangkan Donald Trump, yang dilarang dari Twitter pada Januari 2020 setelah kerusuhan Capitol mengumumkan, musim gugur lalu bahwa ia meluncurkan jejaring sosialnya sendiri yang dijuluki Truth Social untuk "melawan tirani teknologi besar".
Tetapi setelah enam minggu dari peluncurannya, ada daftar tunggu 1,5 juta orang yang mengeluh tidak dapat menggunakannya. Dimana platform itu dicap sebagai bencana oleh Joshua Tucker, direktur Pusat Media Sosial dan Politik NYU.
Menurut Reuters, dua eksekutif utama berhenti setelah peluncuran mengalami bermasalah. Bagi mereka yang memiliki saham di banyak bisnis seperti Space X, Tesla, Neuralink, The Boring Company - pasti akan ada desahan lega bahwa Musk tidak turun dalam rute yang sama dengan Trump.
Tetapi ada juga kekhawatiran bahwa ia memiliki proyek lain untuk mengalihkan perhatiannya dari bisnis utamanya. Belum lagi masalah yang mungkin sekarang diangkat tentang kesepakatan Twitter oleh SEC.
Pakar media sosial, Casey Newton menunjukkan, bahwa ini bukan pertama kalinya sebuah perusahaan teknologi besar melirik Twitter. Kepala eksekutif Microsoft, Steve Ballmer pernah membeli empat persen saham perusahaan "dan pada dasarnya tidak melakukan apa-apa dengan itu," tulisnya.
Tetapi setelah enam minggu dari peluncurannya, ada daftar tunggu 1,5 juta orang yang mengeluh tidak dapat menggunakannya. Dimana platform itu dicap sebagai bencana oleh Joshua Tucker, direktur Pusat Media Sosial dan Politik NYU.
Menurut Reuters, dua eksekutif utama berhenti setelah peluncuran mengalami bermasalah. Bagi mereka yang memiliki saham di banyak bisnis seperti Space X, Tesla, Neuralink, The Boring Company - pasti akan ada desahan lega bahwa Musk tidak turun dalam rute yang sama dengan Trump.
Tetapi ada juga kekhawatiran bahwa ia memiliki proyek lain untuk mengalihkan perhatiannya dari bisnis utamanya. Belum lagi masalah yang mungkin sekarang diangkat tentang kesepakatan Twitter oleh SEC.
Pakar media sosial, Casey Newton menunjukkan, bahwa ini bukan pertama kalinya sebuah perusahaan teknologi besar melirik Twitter. Kepala eksekutif Microsoft, Steve Ballmer pernah membeli empat persen saham perusahaan "dan pada dasarnya tidak melakukan apa-apa dengan itu," tulisnya.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda