Rupiah Hari Ini Ditutup Melemah Imbas Kebijakan The Fed

Rabu, 06 April 2022 - 16:51 WIB
Pelemahan rupiah hari ini disinyalir karena kebijakan The Fed juga global yang agresif. FOTO/SINDOnews
JAKARTA - Nilai tukar (kurs) rupiah hari ini ditutup melemah 11 poin di level Rp14.359 setelah sebelumnya juga mengalami penurunan di Rp14.348. Pelemahan rupiah hari ini disinyalir karena kebijakan The Fed juga global yang agresif.

Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, dolar AS menguat pada Rabu di tengah meningkatnya ekspektasi pengetatan kebijakan moneter yang agresif oleh Federal Reserve, AS dan Eropa akan memberikan sanksi tambahan terhadap Rusia.

"Imbal hasil 2-tahun AS berada pada level tertinggi sejak Januari 2019. Imbal hasil 5 tahun berada pada level tertinggi sejak Desember 2018 dan imbal hasil 10-tahun patokan naik menjadi 2,6120%, tertinggi sejak April 2019," tulis Ibrahim dalam risetnya, Rabu (6/4/2022).





The Fed menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin bulan lalu, kenaikan pertama sejak 2018, dan ekspektasi telah membangun bahwa bank sentral akan bergerak lebih agresif pada pertemuannya di bulan Mei.

Risalah dari pertemuan Fed bulan lalu akan dirilis Rabu malam, dan para pedagang akan menguraikan kata-kata mereka dengan hati-hati untuk panduan tentang apa yang akan dilakukan pembuat kebijakan selanjutnya.

Selain itu, Uni Eropa (UE), bersama AS dan Kelompok Tujuh, mengoordinasikan putaran sanksi baru terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina. Sanksi tersebut dapat berupa pelarangan pembelian batu bara Rusia dan pencegahan kapal Rusia memasuki pelabuhan UE. Sanksi tersebut adalah yang terbaru sejak invasi Rusia pada 24 Februari dan sebagai tanggapan atas penemuan warga sipil yang tewas di kota Bucha, Ukraina.

Dari sisi domestik, pasar terus memantau perkembangan utang pemerintah di bulan Februari yang terus mengalami peningkatan. Pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat per akhir Februari posisi Utang Pemerintah berada di angka Rp.7.014,58 triliun dengan rasio utang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 40,17 persen.

Meski masih diliputi ketidakpastian, pemulihan ekonomi di tahun 2022 diperkirakan akan terus berlanjut. Defisit APBN 2022 yang terus menurun dibandingkan target defisit tahun 2020 dan 2021 menunjukkan upaya Pemerintah untuk kembali bertahap menuju defisit di bawah 3 persen terhadap PDB.



Seiring dengan hal tersebut, Pemerintah juga akan terus menjaga rasio utang, utamanya dengan mengedepankan pemanfaatan pembiayaan non utang, seperti optimalisasi pemanfaatan SAL sebagai buffer fiskal, serta implementasi SKB III dengan BI. Upaya lain yang dilakukan Pemerintah adalah melalui pembiayaan kreatif dan inovatif untuk pembiayaan infrastruktur dengan mengedepankan kerjasama (partnership) berdasarkan konsep pembagian risiko yang fair.

Dalam perdagangan sore ini, mata uang garuda melemah. Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp14.340 - Rp14.380.
(nng)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More