Penurunan Suku Bunga Acuan Belum Bisa Pulihkan Ekonomi

Kamis, 18 Juni 2020 - 15:32 WIB
Ilustrasi suku bunga acuan. Foto/SINDOnews
JAKARTA - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudistira menilai langkah Bank Indonesia menurunkan suku bunga perlu diapresiasi.

Penurunan bunga acuan diharapkan akan menstimulus sektor riil karena adanya lending cost yg lebih murah dan bisa menurunkan risiko perebutan dana di pasar keuangan.

Pada Kamis ini, Bank Indonesia (BI) memutuskan menurunkan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 basis point (bps) menjadi 4,25% dari sebelumnya 4,5%. Begitu juga dengan suku bunga Deposit Facility turun 25 bps menjadi 3,50% dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 5,00%.



"Upaya BI untuk memangkas bunga acuan perlu diapresiasi," kata Bhima saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Kamis (18/6/2020).

Dalam kesempatan yang sama, Ekonom Core Indonesia, Piter Abdullah menilai penurunan suku bunga acuan akan membantu upaya pemulihan ekonomi, tapi penurunan suku bunga itu sendiri tidak otomatis akan memulihkan ekonomi.

"Kita memahami bahwa jalur suku bunga dalam transmisi kebijakan moneter kita tidak terlalu efektif. Suku bunga turun tetapi tidak serta merta likuiditas menjadi lebih longgar. Sementara yang lebih dibutuhkan oleh perekonomian kita saat ini adalah likuiditas," jelasnya.
(bon)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More