5 Jurus Meramu Pangan Lokal ke Pentas Dunia
Selasa, 19 April 2022 - 19:13 WIB
JAKARTA - Data Kementerian Pertanian ( Kementan ) mengungkap, produksi pangan lokal sebagai sumber karbohidrat nonberas mencapai 27,94 juta ton pada tahun 2020. Jumlah tersebut meningkat 10,43% dibanding padatahun 2019 yang sebesar 25,3 juta ton. Peningkatan tersebut melebihi target yang ditetapkan sebelumnya, yakni sebesar 6,88%.
Jika pangan lokal semakin digemari dan populer, maka petani semakin semangat menanamnya. Contohnya adalah singkong yang bahkan kini sudah menjadi hidangan kelas atas. Tentunya upaya untuk mendorong pangan lokal naik kelas perlu dilakukan agar semakin dikenal dan tidak terjadi ketimpangan pada satu komoditas saja.
Semakin berkembangnya zaman, pangan lokal harus turut naik kelas untuk mengimbanginya. Berbagai cara bisa dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah sebagai bentuk komitmen kerja sama terhadap kemajuan pangan lokal. Upaya peningkatan bisa dilakukan agar orang awam mengenal keberagaman bahan makanan. Bahkan sangat mungkin pangan lokal Indonesia dikenal oleh dunia.
Berikut ini langkah yang bisa dilakukan agar pangan lokal bisa naik kelas.
1. Diversifikasi Pangan Lokal
Pernahkan mendengar istilah diversifikasi pangan? Diversifikasi pangan merupakan cara untuk menganekaragamkan pangan agar tidak bergantung pada satu jenis komoditas saja. Upaya diversifikasi dilakukan agar tidak terjadi ketimpangan pada komoditas tertentu, misalnya beras yang sudah menjadi ciri khas masyarakat Indonesia. Apabila masyarakat hanya bergantung pada beras sebagai makanan pokok, maka ketidakseimbangan akan terjadi di masyarakat.
Oleh karena itu, diversifikasi pangan penting dilakukan guna memberi dampak yang lebih baik sehingga masyarakat lebih sehat, aktif, dan produktif. Semenjak pandemi, pemerintah semakin gencar melakukan diversifikasi yang menyasar dua aspek, yakni produksi dan aksesibilitas.
Peningkatan produksi pangan juga difokuskan pada enam komoditas sumber karbohidrat di antaranya pisang, singkong, kentang, talas, sagu, dan jagung. Dengan adanya peningkatan keenam sumber komoditas tersebut maka preferensi masyarakat terhadap pangan menjadi lebih terbuka.
Jika pangan lokal semakin digemari dan populer, maka petani semakin semangat menanamnya. Contohnya adalah singkong yang bahkan kini sudah menjadi hidangan kelas atas. Tentunya upaya untuk mendorong pangan lokal naik kelas perlu dilakukan agar semakin dikenal dan tidak terjadi ketimpangan pada satu komoditas saja.
Semakin berkembangnya zaman, pangan lokal harus turut naik kelas untuk mengimbanginya. Berbagai cara bisa dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah sebagai bentuk komitmen kerja sama terhadap kemajuan pangan lokal. Upaya peningkatan bisa dilakukan agar orang awam mengenal keberagaman bahan makanan. Bahkan sangat mungkin pangan lokal Indonesia dikenal oleh dunia.
Berikut ini langkah yang bisa dilakukan agar pangan lokal bisa naik kelas.
1. Diversifikasi Pangan Lokal
Pernahkan mendengar istilah diversifikasi pangan? Diversifikasi pangan merupakan cara untuk menganekaragamkan pangan agar tidak bergantung pada satu jenis komoditas saja. Upaya diversifikasi dilakukan agar tidak terjadi ketimpangan pada komoditas tertentu, misalnya beras yang sudah menjadi ciri khas masyarakat Indonesia. Apabila masyarakat hanya bergantung pada beras sebagai makanan pokok, maka ketidakseimbangan akan terjadi di masyarakat.
Oleh karena itu, diversifikasi pangan penting dilakukan guna memberi dampak yang lebih baik sehingga masyarakat lebih sehat, aktif, dan produktif. Semenjak pandemi, pemerintah semakin gencar melakukan diversifikasi yang menyasar dua aspek, yakni produksi dan aksesibilitas.
Peningkatan produksi pangan juga difokuskan pada enam komoditas sumber karbohidrat di antaranya pisang, singkong, kentang, talas, sagu, dan jagung. Dengan adanya peningkatan keenam sumber komoditas tersebut maka preferensi masyarakat terhadap pangan menjadi lebih terbuka.
tulis komentar anda