Ada Apa dengan IHSG Usai Terlempar dari Level 7.000, Ini Analisanya
Rabu, 11 Mei 2022 - 06:40 WIB
"Sehingga untuk hari ini IHSG memiliki peluang untuk rebound, terbatas dengan resistance yang diuji adalah pada 7.000 – 7.060. Jika penguatan masih terbatas di area ini dan mulai melemah kembali, maka arah tren IHSG masih melemah." pungkasnya.
Fundamental
Secara garis besar, fundamental makro dalam negeri terbilang cukup positif di mana pertumbuhan ekonomi hingga kuartal pertama tahun ini mencapai 5,01% yoy. Tetapi, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan inflasi RI pada April 2022 naik sebesar 0,95% secara bulanan (mtm), menjadi yang tertinggi sejak Januari 2017, sedangkan secara tahunan (yoy), inflasi RI melejit 3,47% atau terbesar sejak Agustus 2019.
Lonjakan harga bahan pokok seperti minyak goreng, bensin, daging ayam ras, hingga tarif angkutan udara menjadi penyumbang utama inflasi RI.
"Tantangan paska lebaran adalah berlanjutnya kenaikan harga barang atau inflasi," kata Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira saat dihubungi MNC Portal Indonesia belum lama ini.
Pemulihan ekonomi domestik sejalan dengan meningkatnya jumlah pasien sembuh Covid-19. Data terbaru (10/5) menunjukkan ada tambahan 659 pasien yang sembuh, kendati kasus baru juga meningkat 456, dengan kasus aktif yang tersisa sebanyak 5.885 jiwa.
Adapun progres vaksinasi juga terus meningkat. Data terakhir (10/5), total vaksinasi pertama mencapai 199.352.565 jiwa, sementara vaksinasi kedua sebanyak 165.707.687 jiwa, dan ketiga sejumlah 42.133.856 jiwa
Dari sisi eksternal, sejumlah analis sebelumnya menilai Indonesia diuntungkan berkat booming harga komoditas imbas krisis geopolitik Rusia dan Ukraina. Namun, kekhawatiran atas demand masih membebani ekspor menyusul kebijakan lockdown di China, salah satu mitra dagang terbesar di Indonesia.
Tantangan lain juga datang dari kenaikan suku bunga Federal Reserve (The Fed) yang ditakutkan dapat mengurangi eksposur investor asing di pasar modal tanah air.
Fundamental
Secara garis besar, fundamental makro dalam negeri terbilang cukup positif di mana pertumbuhan ekonomi hingga kuartal pertama tahun ini mencapai 5,01% yoy. Tetapi, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan inflasi RI pada April 2022 naik sebesar 0,95% secara bulanan (mtm), menjadi yang tertinggi sejak Januari 2017, sedangkan secara tahunan (yoy), inflasi RI melejit 3,47% atau terbesar sejak Agustus 2019.
Lonjakan harga bahan pokok seperti minyak goreng, bensin, daging ayam ras, hingga tarif angkutan udara menjadi penyumbang utama inflasi RI.
"Tantangan paska lebaran adalah berlanjutnya kenaikan harga barang atau inflasi," kata Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira saat dihubungi MNC Portal Indonesia belum lama ini.
Pemulihan ekonomi domestik sejalan dengan meningkatnya jumlah pasien sembuh Covid-19. Data terbaru (10/5) menunjukkan ada tambahan 659 pasien yang sembuh, kendati kasus baru juga meningkat 456, dengan kasus aktif yang tersisa sebanyak 5.885 jiwa.
Adapun progres vaksinasi juga terus meningkat. Data terakhir (10/5), total vaksinasi pertama mencapai 199.352.565 jiwa, sementara vaksinasi kedua sebanyak 165.707.687 jiwa, dan ketiga sejumlah 42.133.856 jiwa
Dari sisi eksternal, sejumlah analis sebelumnya menilai Indonesia diuntungkan berkat booming harga komoditas imbas krisis geopolitik Rusia dan Ukraina. Namun, kekhawatiran atas demand masih membebani ekspor menyusul kebijakan lockdown di China, salah satu mitra dagang terbesar di Indonesia.
Tantangan lain juga datang dari kenaikan suku bunga Federal Reserve (The Fed) yang ditakutkan dapat mengurangi eksposur investor asing di pasar modal tanah air.
(akr)
tulis komentar anda