Rusia Mulai Batasi Pasokan Gas ke Jerman, Peringatan untuk Eropa
Sabtu, 14 Mei 2022 - 02:46 WIB
BERLIN - Jerman mengatakan, Rusia menggunakan energi sebagai 'senjata' setelah Moskow mengurangi pasokan gas alam sebagai pembalasan atas sanksi Eropa sebagai respos perang Ukraina. Menteri Ekonomi Jerman, Robert Habeck menerangkan, salah satu unit Gazprom PJSC mengurangi pengiriman gas sekitar 10 juta meter kubik per hari.
Langkah ini dinilai sebagai langkah simbolis Rusia sebagai peringatan bagi Eropa, dimana Habeck menerangkan jumlah pasokan gas yang seret berjumlah sekitar 3% dari impor gas Rusia oleh Jerman. Namun belum diketahui secara pasti, benarkah Kremlin bakal menjadikan pelanggan terbesarnya sebagai contoh.
Sementara itu Benchmark harga gas di Eropa telah melonjak lebih dari 20%. "Situasinya meningkat ke titik bahwa penggunaan energi sebagai senjata menjadi kenyataan," kata Habeck kepada wartawan pada hari Kamis sebagai tanggapan atas langkah Rusia.
Di atas kebuntuan Jerman, pengiriman ke Eropa melalui Ukraina dibatasi setelah titik masuk lintas batas utama dihentikan karena aktivitas pasukan di darat, menurut Kiev. Sanksi balasan Moskow juga menargetkan pipa yang melintasi Polandia, menghapus rute cadangan potensial bagi pelanggan Eropa untuk menerima gas Rusia.
Ketegangan muncul tepat ketika solusi tampaknya belum terlihat terkait permintaan Moskow untuk pembayaran gasnya dengan mata yang Rubel. Perusahaan termasuk raksasa Jerman Uniper SE, semakin yakin mereka dapat terus membeli pasokan Rusia tanpa melanggar sanksi.
Perdana Menteri Italia, Mario Draghi sebelumnya tampak mendukung langkah tersebut, dengan mengatakan lebih banyak pembeli Eropa membuka rekening Rubel.
Di sisi lain Jerman telah berusaha untuk melepaskan diri dari gas Rusia, tetapi masih menyumbang sekitar 35% dari pasokan negara itu. Angka ini turun lebih dari setengahnya sebelum invasi ke Ukraina pada akhir Februari.
Kebarnya Jerman tengah mempersiapkan untuk mengambil langkah lebih jauh pada akhir tahun ini ketika terminal gas alam cair terapung pertama beroperasi.
Langkah ini dinilai sebagai langkah simbolis Rusia sebagai peringatan bagi Eropa, dimana Habeck menerangkan jumlah pasokan gas yang seret berjumlah sekitar 3% dari impor gas Rusia oleh Jerman. Namun belum diketahui secara pasti, benarkah Kremlin bakal menjadikan pelanggan terbesarnya sebagai contoh.
Baca Juga
Sementara itu Benchmark harga gas di Eropa telah melonjak lebih dari 20%. "Situasinya meningkat ke titik bahwa penggunaan energi sebagai senjata menjadi kenyataan," kata Habeck kepada wartawan pada hari Kamis sebagai tanggapan atas langkah Rusia.
Di atas kebuntuan Jerman, pengiriman ke Eropa melalui Ukraina dibatasi setelah titik masuk lintas batas utama dihentikan karena aktivitas pasukan di darat, menurut Kiev. Sanksi balasan Moskow juga menargetkan pipa yang melintasi Polandia, menghapus rute cadangan potensial bagi pelanggan Eropa untuk menerima gas Rusia.
Ketegangan muncul tepat ketika solusi tampaknya belum terlihat terkait permintaan Moskow untuk pembayaran gasnya dengan mata yang Rubel. Perusahaan termasuk raksasa Jerman Uniper SE, semakin yakin mereka dapat terus membeli pasokan Rusia tanpa melanggar sanksi.
Perdana Menteri Italia, Mario Draghi sebelumnya tampak mendukung langkah tersebut, dengan mengatakan lebih banyak pembeli Eropa membuka rekening Rubel.
Di sisi lain Jerman telah berusaha untuk melepaskan diri dari gas Rusia, tetapi masih menyumbang sekitar 35% dari pasokan negara itu. Angka ini turun lebih dari setengahnya sebelum invasi ke Ukraina pada akhir Februari.
Kebarnya Jerman tengah mempersiapkan untuk mengambil langkah lebih jauh pada akhir tahun ini ketika terminal gas alam cair terapung pertama beroperasi.
Lihat Juga :
tulis komentar anda