China Habiskan Rp87,5 Triliun Buat Beli Minyak, Gas dan Batu Bara Rusia
Sabtu, 21 Mei 2022 - 05:12 WIB
BEIJING - China terus membeli lebih banyak energi dari Rusia, dimana impor minyak mentah , gas dan batu bara yang berasal dari Negeri Beruang Merah melonjak 75% pada bulan April 2022. Guna mengamankan pasokan energi Rusia , China telah menghabiskan lebih dari USD6 miliar atau setara dengan Rp87,5 triliun (Kurs Rp14.587 per USD).
Kebiasaan China mengimpor energi Rusia terus meningkat, bahkan ketika permintaan domestik cenderung melambat karena meningkatnya kasus Covid-19 hingga memaksa kembali menerapkan kebijakan Lockdown beberapa waktu lalu. Lonjakan impor China juga terjadi ketika Amerika Serikat (AS) dan Eropa menolak migas hingga batu bara Rusia.
Dilansir Bloomberg, Impor gas alam cair Rusia melonjak 80% dari tahun sebelumnya menjadi 463.000 ton, menurut data bea cukai China pada hari Jumat. Meski begitu secara total, impor China untuk bahan bakar super dingin itu turun lebih dari sepertiga akibat lockdown dan pembatasan pada aktivitas industri yang menggerus permintaan.
Sementara itu impor minyak mentah naik 4% pada tahun ini menjadi 6,55 juta ton, dimana Rusia hanya kalah dari Arab Saudi sebagai sumber minyak utama China. Lonjakan harga yang mengiringi invasi Rusia ke Ukraina meningkatkan nilai pembelian bahan bakar mineral China, termasuk batu bara menjadi USD6,42 miliar.
Ini berarti bahwa 72% dari total impor China dari mitra strategisnya pada bulan April didominasi terkait dengan energi. Angka volume untuk gas tidak termasuk impor dari pipa yang belum dilaporkan sejak awal tahun, tetapi tautan Power of Siberia adalah saluran utama bahan bakar ke China.
Selain itu, Beijing sedang dalam diskusi dengan Moskow untuk mengisi kembali stok minyak mentah strategisnya dengan minyak asal Rusia yang lebih murah. Kabar ini menjadi sebuah pertanda bahwa hubungan energi antara keduanya menguat karena pasar barat Rusia layu akibat perang di Ukraina.
Selanjutnya ada beberapa sorotan lain dari perdagangan komoditas antara China dan Rusia pada bulan April:
Kebiasaan China mengimpor energi Rusia terus meningkat, bahkan ketika permintaan domestik cenderung melambat karena meningkatnya kasus Covid-19 hingga memaksa kembali menerapkan kebijakan Lockdown beberapa waktu lalu. Lonjakan impor China juga terjadi ketika Amerika Serikat (AS) dan Eropa menolak migas hingga batu bara Rusia.
Dilansir Bloomberg, Impor gas alam cair Rusia melonjak 80% dari tahun sebelumnya menjadi 463.000 ton, menurut data bea cukai China pada hari Jumat. Meski begitu secara total, impor China untuk bahan bakar super dingin itu turun lebih dari sepertiga akibat lockdown dan pembatasan pada aktivitas industri yang menggerus permintaan.
Sementara itu impor minyak mentah naik 4% pada tahun ini menjadi 6,55 juta ton, dimana Rusia hanya kalah dari Arab Saudi sebagai sumber minyak utama China. Lonjakan harga yang mengiringi invasi Rusia ke Ukraina meningkatkan nilai pembelian bahan bakar mineral China, termasuk batu bara menjadi USD6,42 miliar.
Ini berarti bahwa 72% dari total impor China dari mitra strategisnya pada bulan April didominasi terkait dengan energi. Angka volume untuk gas tidak termasuk impor dari pipa yang belum dilaporkan sejak awal tahun, tetapi tautan Power of Siberia adalah saluran utama bahan bakar ke China.
Selain itu, Beijing sedang dalam diskusi dengan Moskow untuk mengisi kembali stok minyak mentah strategisnya dengan minyak asal Rusia yang lebih murah. Kabar ini menjadi sebuah pertanda bahwa hubungan energi antara keduanya menguat karena pasar barat Rusia layu akibat perang di Ukraina.
Selanjutnya ada beberapa sorotan lain dari perdagangan komoditas antara China dan Rusia pada bulan April:
tulis komentar anda