10 Skill yang Belum Tergantikan Robot di Tempat Kerja
Senin, 23 Mei 2022 - 14:55 WIB
2. Penilaian dan Pengambilan Keputusan yang Kompleks
Mesin mungkin dapat menganalisis data dengan kecepatan dan kedalaman yang tidak manusiawi. Tetapi pada akhirnya, keputusan mengenai apa yang harus dilakukan dengan informasi yang diberikan oleh mesin harus dibuat oleh manusia.
Manusia yang memiliki kemampuan untuk mengambil masukan dari data sambil mempertimbangkan bagaimana keputusan itu dapat berdampak pada komunitas yang lebih luas - termasuk efek pada kepekaan manusia seperti moral - adalah anggota penting dari tim.
Pengambilan keputusan semacam ini seringkali bisa rumit. Bahkan jika data mendukung satu keputusan, manusia perlu turun tangan untuk berpikir tentang bagaimana mengambil langkah sehingga bisa berdampak pada area bisnis lainnya, termasuk para pekerjanya.
3. Kecerdasan Emosional (EQ) dan Empati
Mesin tidak dapat bersaing dengan manusia yang memiliki kecerdasan emosional yakni kemampuan kita untuk menyadari, mengendalikan dan mengekspresikan emosi kita dan emosi orang lain.
Adopsi teknologi dan seluler yang cepat telah mengubah cara kita berinteraksi satu sama lain setiap hari, dan orang dapat berargumen bahwa obsesi kita dengan perangkat digital kita sebenarnya telah mengurangi empati dan kecerdasan emosional kita. Itu sebabnya karyawan dengan keterampilan EQ yang kuat semakin menonjol.
Selama ada manusia di tempat kerja, keterampilan EQ akan berharga, karena mereka mempengaruhi setiap interaks. Mesin tidak dapat membentuk koneksi yang berarti dengan manusia, jadi ini adalah keterampilan yang akan selalu berharga, baik secara pribadi maupun profesional.
4. Kreativitas
Terlepas dari berapa banyak mesin yang bekerja di samping kita, manusia masih lebih baik dalam kreativitas. Perusahaan masih perlu mempekerjakan manusia kreatif yang dapat membayangkan hal-hal baru dan memimpikan hari esok yang lebih baik.
Mesin mungkin dapat menganalisis data dengan kecepatan dan kedalaman yang tidak manusiawi. Tetapi pada akhirnya, keputusan mengenai apa yang harus dilakukan dengan informasi yang diberikan oleh mesin harus dibuat oleh manusia.
Manusia yang memiliki kemampuan untuk mengambil masukan dari data sambil mempertimbangkan bagaimana keputusan itu dapat berdampak pada komunitas yang lebih luas - termasuk efek pada kepekaan manusia seperti moral - adalah anggota penting dari tim.
Pengambilan keputusan semacam ini seringkali bisa rumit. Bahkan jika data mendukung satu keputusan, manusia perlu turun tangan untuk berpikir tentang bagaimana mengambil langkah sehingga bisa berdampak pada area bisnis lainnya, termasuk para pekerjanya.
3. Kecerdasan Emosional (EQ) dan Empati
Mesin tidak dapat bersaing dengan manusia yang memiliki kecerdasan emosional yakni kemampuan kita untuk menyadari, mengendalikan dan mengekspresikan emosi kita dan emosi orang lain.
Adopsi teknologi dan seluler yang cepat telah mengubah cara kita berinteraksi satu sama lain setiap hari, dan orang dapat berargumen bahwa obsesi kita dengan perangkat digital kita sebenarnya telah mengurangi empati dan kecerdasan emosional kita. Itu sebabnya karyawan dengan keterampilan EQ yang kuat semakin menonjol.
Selama ada manusia di tempat kerja, keterampilan EQ akan berharga, karena mereka mempengaruhi setiap interaks. Mesin tidak dapat membentuk koneksi yang berarti dengan manusia, jadi ini adalah keterampilan yang akan selalu berharga, baik secara pribadi maupun profesional.
4. Kreativitas
Terlepas dari berapa banyak mesin yang bekerja di samping kita, manusia masih lebih baik dalam kreativitas. Perusahaan masih perlu mempekerjakan manusia kreatif yang dapat membayangkan hal-hal baru dan memimpikan hari esok yang lebih baik.
tulis komentar anda